Uji Antibodi Virus Herpes Simpleks (HSV) Serum - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik


Infolabmed. Herpes simpleks adalah virus infeksius yang dapat memproduksi titer antibodi. Terdapat dua jenis herpes simpleks; virus herpes simpleks jenis 1 (HSV-1) dan virus herpes simpleks jenis 2 (HSV-2). HSV-1 menginfeksi area mulut, sebagian besar membran mukosa disekitar bibir (cold sores), mata, atau saluran pernapasan atas. 

Infeksi HSV-2 sering disebut herpes genital, yang menginfeksi saluran genitourinarius. HSV-2 ditransmisikan terutama melalui kontak seksual dan dapat menginfeksi bayi baru lahir selama persalinan per vagina. Herpes neonatus dapat bersifat ringan, menyebabkan infeksi mata atau ruam kulit, atau jenis ini dapat juga menyebabkan infeksi sistemik yang fatal.



Kasus herpes kongenital tidak banyak terjadi, tetapi dapat diperoleh selama awal kehamilan, menyebabkan gangguan sistem saraf pusat sehingga terjadi kerusakan otak. 

Selain dilakukan uji serologi, kultur juga dapat dilakukan untuk mengisolasi HSV. HERPCHEK dari E.I duPont de Nemours, Wilmington, Delaware, mendeteksi antigen herpes dari kerokan lesi vesikular genital yang dicurigai HSV. 

Antibodi untuk HSV-1 dan HSV-2 mulai timbul dalam 7 hari dan mencapai titer puncak dalam 4 sampai 6 minggu setelah infeksi. Biasanya kekambuhan atau reinfeksi HSV tidak mengubah banyak kadar titer. Mereka yang terinfeksi dapat mengalami peningkatan kadar titer selama 6 bulan setelah infeksi atau dapat tetap ada seumur hidup mereka. 

Infeksi herpes genital, HSV-2, cenderung lebih berat dan memerlukan perawatan medis yang sesuai, seperti obat antivirus topikal, asiklovir (Zorvorax). 

Nilai Rujukan :
  • NEGATIF : < 1:10
  • POSITIF : Infeksi Herpes Simpleks Primer Awal : 1: 10 sampai 1:100. Infeksi Herpes Simpleks Primer Akhir : 1:100 sampai 1:500. Infeksi Herepes Simpleks Laten: >1:500. Peningkatan titer sampai empat kali lipat terjadi antara periode akut dan konvalensi.
Tujuan :
  • Untuk mendeteksi keberadaan HSV
  • Untuk mendiagnosis fase konvalensi HSV
Masalah Klinis :
TITER POSITIF : HSV-1, HSV-2, HSV-1 ensefalitas, servisitis, herpes kongenital.

Prosedur :
  • Tidak terdapat pembatasan asupan makanan atau minuman.
  • Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Hindari terjadinya hemolisis. Kirim sampel darah ke laboratorium dalam satu jam. Sarung tangan harus selalu dipakai ketika mengambil spesimen darah. 
  • Formulir laboratorium harus jelas tertera apakah uji tersebut HSV-1 atau HSV-2, atau keduanya.
  • Cairan serebrospinal (CSS) dapat diambil untuk menentukan keberadaan HSV jika dicurigai terdapat HSV-1 ensefalitas.
Pemeriksaan Laboratorium 

Pemeriksaan adanya infeksi HSV ada dua jenis yaitu :
  • IgM anti HSV : Tes IgM menandakan bahwa sedang terjadi infeksi ataupun infeksi yang baru saja berlangsung.
  • IgG anti HSV : Tes IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun waktu beberapa lama (lebih dari 6 bulan) dan penderita telah memiliki kekebalan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah test tzank yang diwarnai dengan pengecatan gyemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Tes Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mengering sambil difiksasi dengan alkohol atau dipanaskan. Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa) selama beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup. Jika positif terinfeksi hasilnya berupa keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru (Frankel,2006).

Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur (Sterry,2006). Tes serologi menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II dapat membedakan siapa yang telah terinfeksi dan siapa yang berpotensi besar menularkan infeksi (McPhee, 2007).

Faktor yang mempengaruhi Temuan Laboratorium
  • Hemolisis sampel darah
  • Tidak mengirimkan sampel darah ke laboratorium dalam satu jam

IMPLIKASI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
  • Kaji Riwayat klien tentang kemungkinan infeksi herpes pada mulut (HSV-1) atau area genita (HSV-2). Pastikan kapan pertama kalinya terjadi gejala.
  • Gunakan sarung tangan ketika menginspeksi area tersebut karena herpes simpleks dapat bersifat infeksius.
  • Dengarkan keluhan klien. Jika herpes simpleks adalah jenis HSV-2 klien harus dianjurkan memotivasi pasangan seksualnya untuk diuji HSV-2.

PENYULUHAN KLIEN
  • Beritahu ibu yang sedang hamil bahwa mungkin diperlukan bedah seksio sasaria jika virus tersebut masih ada saat persalinan. Pemberi layanan kesehatan biasanya cenderung melakukan kultur pada area genital menjelang persalinan.
  • Anjurkan klien yang sedang hamil berdiskusi dengan profesional kesehatan yang tepat. Bantuan ini dapat mempengaruhi ketakutan klien dan membuat keingintahuan klien terpenuhi.
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
Sumber : 
  1. LeFever Ke, Joyce. 2002. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik ; Edisi 6. Hal : 246 - 247. Cetakan 2017. EGC ; Jakarta
  2. Knowladge Pillar. 2017. Herpes Simplex. Diakses tanggal 04 Februari 2017. Link ; https://dwinoviakrismawanti.wordpress.com/2014/03/29/herpes-simplex/


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments