Infeksi Laten TBC: Mengenal MTB Dorman, Bom Waktu dalam Tubuh yang Tak Bergejala

Table of Contents

Infeksi Laten TBC: Mengenal MTB Dorman, Bom Waktu dalam Tubuh yang Tak Bergejala


INFOLABMED.COM - Tuberculosis (TBC) tidak hanya berupa penyakit aktif yang menular. Ada kondisi yang lebih umum namun kerap tak disadari: Infeksi Laten TBC

Pada kondisi ini, bakteri penyebab TBC, Mycobacterium tuberculosis (MTB), bersembunyi di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif atau dorman (tidur). Penderitanya tidak sakit, tidak bergejala, dan tidak menularkan ke orang lain. Namun, bakteri dorman ini ibarat bom waktu yang suatu saat bisa berubah menjadi TBC aktif.

Memahami Konsep MTB Dorman 

Setelah seseorang terpapar dan terinfeksi bakteri TBC, sistem imun tubuh yang sehat biasanya dapat membangun pertahanan untuk mengurung bakteri tersebut. Bakteri tidak mati, tetapi masuk ke fase dorman atau laten. Mereka "tidur" terutama di dalam sel-sel imun di paru-paru. Selama sistem imun pemiliknya kuat, bakteri ini akan tetap tertidur dan tidak menyebabkan kerusakan.

Apa Bedanya dengan TBC Aktif?

  • Infeksi Laten TBC: Tidak ada gejala, tidak menular, dada X-ray normal, dan hasil dahak negatif. Hanya tes khusus (seperti IGRA atau Tes Tuberkulin) yang dapat mendeteksinya.
  • TBC Aktif: Menunjukkan gejala (batuk >2 minggu, demam, berat badan turun, keringat malam), menular, ada kelainan pada X-ray dada, dan hasil dahak biasanya positif.

Mengapa Infeksi Laten TBC Berbahaya? 

Bahaya utama dari MTB dorman adalah potensi reaktivasi. Ketika sistem imun melemah—misalnya karena usia lanjut, diabetes, infeksi HIV, pengobatan kemoterapi, atau malnutrisi—bakteri yang dormant ini dapat "bangun", berkembang biak, dan berubah menjadi TBC aktif yang berbahaya dan menular. Diperkirakan sekitar 5-10% orang dengan infeksi laten akan berkembang menjadi TBC aktif di kemudian hari.

Bagaimana Mendiagnosis Infeksi Laten TBC? 

Karena tidak bergejala, diagnosis bergantung pada tes laboratorium dan imunologi:

  1. Tes Tuberkulin (Mantoux): Tes kulit dengan menyuntikkan protein bakteri. Pembengkakan (indurasi) di area suntikan setelah 48-72 jam menunjukkan kemungkinan infeksi (baik laten maupun aktif).
  2. Tes IGRA (Interferon-Gamma Release Assays): Tes darah yang lebih spesifik, mengukur respons sel imun terhadap antigen TBC. Contohnya adalah QuantiFERON-TB Gold Plus. Tes ini tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG.

Siapa yang Perua Diskrining? 

Skrining infeksi laten TBC sangat dianjurkan untuk kelompok berisiko tinggi reaktivasi, seperti kontak erat dengan penderita TBC aktif, orang dengan HIV, pasien yang akan menjalani terapi imunosupresan, dan tenaga kesehatan.

Mengidentifikasi dan mengobati infeksi laten TBC merupakan strategi kunci dalam upaya pemberantasan TBC global, karena mengobati "bibit" penyakit sebelum menjadi aktif jauh lebih efektif.

Untuk mendapatkan informasi terbaru seputar dunia laboratorium dan kesehatan, ikuti Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Dukung kami menyajikan konten edukatif lainnya dengan memberikan Donasi terbaikmu via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment