Memahami Tuberculin Skin Test (TST): Prosedur, Interpretasi, dan Pentingnya di Indonesia

Table of Contents

Tuberculin Skin Test and interpretation


Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya. Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi infeksi TB adalah Tuberculin Skin Test (TST), atau sering disebut juga tes Mantoux. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang TST, mulai dari prosedur, interpretasi hasil, hingga relevansinya dalam konteks Indonesia.

Sebelum melanjutkan, mari kita ingat bahwa informasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi, dan bukan pengganti konsultasi medis. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Jika Anda menikmati video dan musik, serta ingin berbagi konten, Anda bisa melakukannya di YouTube.

Apa Itu Tuberculin Skin Test (TST)?

TST adalah tes kulit yang digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang telah terinfeksi bakteri penyebab TB. Tes ini melibatkan penyuntikan sejumlah kecil antigen tuberkulin (PPD - Purified Protein Derivative) di bawah kulit. Reaksi yang terjadi di tempat suntikan kemudian dievaluasi untuk menentukan apakah individu tersebut memiliki kemungkinan terinfeksi TB.

Prinsip dasar TST adalah berdasarkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang terjadi pada individu yang sebelumnya telah terpapar bakteri TB. Tuberkulin akan memicu respon imun lokal pada orang yang sudah memiliki antibodi terhadap bakteri tersebut, menghasilkan pembengkakan dan pengerasan di tempat suntikan.

Prosedur Pelaksanaan TST

Prosedur TST relatif sederhana dan memakan waktu sekitar beberapa menit. Seorang petugas medis akan membersihkan kulit di lengan bagian bawah bagian dalam. Kemudian, sejumlah kecil (sekitar 0,1 ml) tuberkulin disuntikkan secara intradermal, yaitu di bawah lapisan kulit teratas, membentuk benjolan kecil (papula).

Setelah penyuntikan, pasien akan diminta untuk kembali ke fasilitas kesehatan dalam waktu 48-72 jam untuk pembacaan hasil. Penting untuk tidak menggaruk atau menggosok area suntikan, karena dapat memengaruhi hasil tes.

Interpretasi Hasil TST

Interpretasi hasil TST melibatkan pengukuran diameter pengerasan (indurasi) yang terbentuk di lokasi suntikan. Hanya indurasi, bukan kemerahan, yang diukur. Hasilnya dinyatakan dalam milimeter (mm).

Ukuran indurasi yang dianggap positif bervariasi tergantung pada faktor risiko individu. Secara umum, hasil TST dianggap positif jika indurasi berukuran 5 mm atau lebih pada individu dengan risiko tinggi, 10 mm atau lebih pada individu dengan risiko sedang, dan 15 mm atau lebih pada individu dengan risiko rendah.

Baca Juga: Cara Kerja Pewarnaan Gram: Panduan Lengkap untuk Pemula di Indonesia

Faktor yang Mempengaruhi Interpretasi

Beberapa faktor dapat memengaruhi interpretasi hasil TST. Misalnya, orang yang telah divaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin) mungkin memiliki hasil yang positif palsu. Selain itu, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan, mungkin memiliki hasil negatif palsu.

Penting juga untuk mempertimbangkan faktor risiko lainnya, seperti kontak dengan penderita TB, riwayat tinggal di daerah endemis TB, dan gejala yang mungkin mengindikasikan infeksi TB. Oleh karena itu, interpretasi hasil TST harus selalu dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.

Pentingnya TST di Indonesia

Di Indonesia, di mana prevalensi TB masih cukup tinggi, TST memegang peranan penting dalam pengendalian penyakit. Tes ini membantu mengidentifikasi individu yang terinfeksi TB, sehingga mereka dapat menjalani pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran TB dan mengurangi komplikasi yang serius. Program penanggulangan TB di Indonesia sering kali menggunakan TST sebagai salah satu alat skrining untuk mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi.

Tindak Lanjut Setelah Hasil TST

Jika hasil TST positif, langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan adanya infeksi TB aktif. Pemeriksaan ini biasanya meliputi pemeriksaan dahak untuk uji mikroskopis dan kultur, serta foto rontgen dada.

Jika hasil pemeriksaan mengkonfirmasi adanya TB aktif, pasien akan mendapatkan pengobatan dengan kombinasi obat anti-tuberkulosis (OAT). Penting untuk mengikuti pengobatan secara teratur dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter.

Kesimpulan

Tuberculin Skin Test (TST) adalah alat penting dalam diagnosis TB, khususnya di Indonesia. Pemahaman yang baik tentang prosedur, interpretasi hasil, dan pentingnya TST akan membantu dalam upaya pengendalian TB di masyarakat.

Ingatlah bahwa TST hanyalah salah satu alat diagnostik, dan diagnosis TB harus selalu didasarkan pada kombinasi pemeriksaan medis yang komprehensif. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang TB atau TST, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat. Jika Anda ingin berbagi informasi tentang kesehatan, Anda bisa melakukannya melalui platform seperti YouTube.



Pertanyaan Umum (FAQ)

Apakah TST aman?

Ya, TST umumnya aman. Beberapa orang mungkin mengalami sedikit kemerahan, bengkak, atau gatal di tempat suntikan, tetapi efek samping yang serius sangat jarang.

Apa perbedaan antara TST dan tes darah untuk TB?

Tes darah untuk TB, yang disebut Interferon-Gamma Release Assay (IGRA), mengukur respons imun terhadap bakteri TB dalam sampel darah. TST adalah tes kulit. IGRA sering digunakan sebagai alternatif TST, terutama pada orang yang telah divaksinasi BCG atau memiliki kesulitan untuk kembali untuk pembacaan TST.

Apa yang harus saya lakukan jika hasil TST saya positif?

Jika hasil TST Anda positif, Anda harus menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti foto rontgen dada dan pemeriksaan dahak, untuk menentukan apakah Anda memiliki infeksi TB aktif. Anda mungkin perlu menjalani pengobatan jika hasilnya positif.

Apakah TST dapat mendeteksi TB laten (tidak aktif)?

Ya, TST dapat membantu mendeteksi infeksi TB laten. Namun, tes lebih lanjut diperlukan untuk membedakan antara infeksi laten dan infeksi aktif.

Siapa saja yang sebaiknya melakukan TST?

Siapa saja yang berisiko tinggi terkena TB, seperti mereka yang kontak dengan penderita TB, tinggal di daerah endemis TB, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sebaiknya melakukan TST. Dokter akan menentukan apakah TST diperlukan berdasarkan riwayat medis dan faktor risiko individu.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment