Terobosan Ilmiah: Ilmuwan Ungkap Dasar Biologis 'Brain Fog' Long COVID

Table of Contents

Scientists Finally Reveal Biological Basis of Long COVID Brain Fog


Setelah lebih dari empat tahun pandemi COVID-19 melanda dunia, para ilmuwan masih terus berupaya memahami dampak jangka panjang dari infeksi SARS-CoV-2. Salah satu konsekuensi yang paling mengkhawatirkan adalah Long COVID, kondisi kronis yang dapat muncul setelah penyakit awal dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang berkelanjutan.

Di antara gejala yang paling umum dan mengganggu adalah gangguan kognitif, yang sering disebut sebagai "brain fog" atau kabut otak. Studi menunjukkan bahwa lebih dari 80% orang yang hidup dengan Long COVID mengalami masalah ini, yang dapat menyulitkan untuk bekerja atau menangani tanggung jawab sehari-hari. Dengan ratusan juta kasus di seluruh dunia, kondisi ini telah menjadi perhatian kesehatan masyarakat utama dan beban sosial ekonomi yang semakin meningkat.

Mencari Akar Masalah: Tantangan dalam Memahami Long COVID

Meskipun Long COVID sangat luas, penyebab utamanya masih belum jelas. Beberapa studi pencitraan telah mengungkapkan perubahan pada struktur otak, tetapi temuan ini belum menjelaskan proses molekuler yang mengarah pada gejala kognitif. Karena molekul yang mengatur komunikasi antar neuron sangat sulit untuk dipelajari secara langsung, para peneliti saat ini kekurangan biomarker objektif yang dapat mengkonfirmasi diagnosis Long COVID atau memandu pengembangan pengobatan yang efektif.

Untuk mengatasi tantangan ini, sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Takuya Takahashi dari Graduate School of Medicine di Yokohama City University, Jepang, telah membuat terobosan signifikan dalam memahami penyebab brain fog Long COVID.

Penelitian Ungkap Peran Reseptor AMPA dalam Brain Fog

Seperti yang dijelaskan dalam makalah mereka, yang diterbitkan di Brain Communications pada 1 Oktober 2025, tim peneliti berhipotesis bahwa pasien dengan brain fog mungkin menunjukkan gangguan ekspresi reseptor AMPA (AMPAR) — molekul kunci untuk memori dan pembelajaran — berdasarkan penelitian sebelumnya tentang gangguan psikiatri dan neurologis seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan demensia.

Oleh karena itu, mereka menggunakan metode baru yang disebut pencitraan PET [11C]K-2 AMPAR untuk secara langsung memvisualisasikan dan mengukur kepadatan AMPAR di otak manusia yang hidup. Dengan membandingkan data pencitraan dari 30 pasien dengan Long COVID dengan 80 individu sehat, para peneliti menemukan peningkatan yang nyata dan luas dalam kepadatan AMPAR di seluruh otak pasien.

Kaitan Antara AMPAR dan Gejala Long COVID

Kepadatan reseptor yang meningkat ini secara langsung berkorelasi dengan tingkat keparahan gangguan kognitif mereka, yang menunjukkan hubungan yang jelas antara perubahan molekuler ini dan gejala yang dialami pasien. Selain itu, konsentrasi berbagai penanda inflamasi juga berkorelasi dengan kadar AMPAR, yang mengindikasikan kemungkinan interaksi antara peradangan dan ekspresi reseptor.

Baca Juga: Prognosis Relapsing Remitting MS di Indonesia: Faktor dan Harapan

Temuan penelitian ini menjadi langkah krusial dalam mengatasi banyak masalah yang belum terselesaikan mengenai Long COVID. Peningkatan sistemik AMPAR memberikan penjelasan biologis langsung untuk gejala kognitif, menyoroti target untuk potensi pengobatan. Misalnya, obat-obatan yang menekan aktivitas AMPAR bisa menjadi pendekatan yang layak untuk mengurangi brain fog.

Implikasi Penelitian untuk Diagnosis dan Pengobatan

Menariknya, analisis tim juga menunjukkan bahwa data pencitraan dapat digunakan untuk membedakan pasien dari kontrol sehat dengan sensitivitas 100% dan spesifisitas 91%. “Dengan menerapkan teknologi pencitraan PET reseptor AMPA yang baru kami kembangkan, kami bertujuan untuk memberikan perspektif baru dan solusi inovatif untuk tantangan medis mendesak Long COVID,” kata Prof. Takahashi.

Meskipun upaya lebih lanjut akan dibutuhkan untuk menemukan solusi definitif untuk Long COVID, penelitian ini adalah langkah yang menjanjikan ke arah yang benar. “Temuan kami dengan jelas menunjukkan bahwa brain fog Long COVID harus diakui sebagai kondisi klinis yang sah. Ini dapat mendorong industri kesehatan untuk mempercepat pengembangan pendekatan diagnostik dan terapeutik untuk gangguan ini,” simpul Prof. Takahashi.

Kesimpulan: Harapan Baru untuk Pasien Long COVID

Sebagai kesimpulan, temuan tim menyelesaikan ketidakpastian utama tentang dasar biologis brain fog Long COVID dan dapat membuka jalan bagi alat diagnostik baru dan terapi yang efektif bagi pasien yang menderita kondisi ini. Penelitian yang dipublikasikan pada 1 Oktober 2025 di Brain Communications ini, memberikan harapan baru bagi jutaan orang di seluruh dunia yang berjuang dengan efek berkepanjangan dari COVID-19.

Referensi: “Systemic increase of AMPA receptors associated with cognitive impairment of long COVID” oleh Yu Fujimoto, Hiroki Abe, Tsuyoshi Eiro, Sakiko Tsugawa, Meiro Tanaka, Mai Hatano, Waki Nakajima, Sadamitsu Ichijo, Tetsu Arisawa, Yuuki Takada, Kimito Kimura, Akane Sano, Koichi Hirahata, Nobuyuki Sasaki, Yuichi Kimura dan Takuya Takahashi, 1 Oktober 2025, Brain Communications. DOI: 10.1093/braincomms/fcaf337

Proyek uji klinis ini didukung oleh donasi dari platform crowdfunding READYFOR (https://readyfor.jp/). Proyek ini sebagian didukung oleh Takeda Science Foundation (T.T.), Japan Agency for Medical Research and Development (AMED) dengan nomor hibah JP24wm0625304 (T.T.), dan JST melalui program Establishment of University Fellowships Towards the Creation of Science Technology Innovation, dengan hibah JPMJFS2140 (Y.F.).

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment