Penemuan Ilmiah: Bagian Otak Kunci yang Rusak pada Alzheimer, Harapan Terapi Baru

Table of Contents

Scientists discover key part of the brain that degrades in Alzheimer's... paving way for breakthrough therapies | Daily Mail Online


Para ilmuwan telah mengidentifikasi area spesifik di otak yang mungkin menjadi kunci untuk memahami mengapa orang dewasa yang lebih tua seringkali merasa kurang familiar dengan lingkungan sekitar seiring bertambahnya usia. Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan terapi baru untuk penyakit Alzheimer.

Mencari Jawaban di Dalam Otak Tikus

Tim peneliti dari Stanford University melakukan analisis terhadap lebih dari selusin tikus, dengan rentang usia yang setara dengan manusia, mulai dari usia 20 hingga 90 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perubahan pada otak yang terkait dengan penuaan dan dampaknya pada memori spasial.

Sistem Navigasi Otak: Medial Entorhinal Cortex

Saat tikus-tikus tersebut menjelajahi simulasi realitas virtual, peneliti mengamati pola aktivitas neuron yang disebut sel grid di medial entorhinal cortex otak. Area ini sering dijuluki sebagai 'sistem penentu posisi global' otak, yang mengontrol komunikasi antara pusat memori otak (hippocampus) dan pusat fungsi kognitif (neokorteks).

Sel grid berperan penting dalam menciptakan 'peta' mental suatu ruang, yang memungkinkan tikus dan manusia untuk mengenali dan berorientasi di suatu area. Peneliti menemukan bahwa pada tikus muda, sel grid di medial entorhinal cortex menampilkan pola yang jelas dan teratur saat menjelajahi lingkungan baru. Namun, pada tikus yang lebih tua, pola ini menjadi kacau ketika rutinitas berubah, yang mengindikasikan adanya kerusakan pada memori spasial mereka.

Usia dan Perubahan pada Sel Grid

Penelitian yang dipublikasikan pada Jumat di jurnal Nature Communications ini melibatkan 18 ekor tikus, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan usia: tiga bulan, 13 bulan, dan 22 bulan. Usia-usia ini setara dengan manusia berusia 20 tahun, 50 tahun, dan 75-90 tahun.

Tikus-tikus yang sedikit haus kemudian ditempatkan dalam lintasan realitas virtual dengan hadiah tersembunyi berupa tetesan air. Lintasan ini dirancang seperti 'treadmill' berukuran tikus di dalam 'teater IMAX' berukuran tikus. Setelah enam hari, tikus dari semua kelompok usia mampu menemukan hadiah di lintasan tertentu. Saat mereka belajar, sel grid di medial entorhinal cortex mereka memancarkan sinyal unik untuk setiap lintasan, seolah-olah mereka sedang membangun peta mental.

Dampak pada Memori Spasial dan Potensi Terapi

Perubahan signifikan terjadi ketika tikus dipindahkan di antara dua lintasan yang telah mereka pelajari, masing-masing dengan lokasi hadiah yang berbeda. Tikus yang lebih tua mengalami kesulitan untuk mengenali di lintasan mana mereka berada. Ini mengilustrasikan analogi dengan kesulitan orang dewasa yang lebih tua dalam mengingat lokasi parkir di dua tempat berbeda atau lokasi kedai kopi favorit di kota yang berbeda.

Kerusakan Memori Spasial dan Alzheimer

Memori spasial, yaitu kemampuan untuk mengingat lokasi dan arah, diketahui sangat terganggu pada penyakit demensia seperti Alzheimer. Temuan ini menunjukkan bahwa medial entorhinal cortex mungkin mengalami kerusakan pada penyakit tersebut. Dr. Lisa Giocomo, penulis senior studi dan profesor neurobiologi di Stanford Medicine, menjelaskan bahwa area ini mengandung semua komponen yang dibutuhkan untuk membangun peta ruang.

Tikus yang lebih tua cenderung berlari tanpa henti di lintasan dan kesulitan mencari hadiah. Pola sel grid mereka menjadi tidak teratur, berbeda dengan pola yang mereka tunjukkan ketika sudah terbiasa. Peneliti lain, Dr. Charlotte Herber, menyebutkan bahwa kemampuan mereka untuk mengingat dan membedakan dua lingkungan tersebut sangat terganggu.

Harapan untuk Terapi Baru

Penelitian ini membuka jalan untuk pengembangan terapi baru yang secara khusus menargetkan struktur otak ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana medial entorhinal cortex rusak, para ilmuwan dapat mengembangkan strategi untuk melindungi atau memperbaiki area otak ini pada pasien Alzheimer. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa kemampuan kognitif yang terkait dengan memori spasial mungkin tetap utuh setidaknya hingga usia sekitar 50-60 tahun pada manusia, yang memberikan harapan untuk intervensi dini.

Penelitian ini sebagian didanai oleh National Institutes of Health. Studi ini menegaskan bahwa medial entorhinal cortex berperan penting dalam menjaga peta mental seiring bertambahnya usia, dan berpotensi menjadi salah satu struktur pertama yang mengalami kerusakan pada penyakit seperti Alzheimer.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment