Mikrobioma Usus: Garis Depan Pengobatan Presisi di Indonesia

Table of Contents

The gut, frontier of precision medicine - Il Sole 24 ORE


Manusia berbagi susunan genetik yang pada dasarnya sama, dengan hanya sedikit perbedaan. Namun, dua individu yang berbeda hanya berbagi rata-rata 30% bakteri usus. Mikrobioma, oleh karena itu, merupakan sidik jari biologis sejati, bahkan lebih dari DNA.

Usus kita adalah rumah bagi ribuan spesies mikroba, dan cara mereka hidup berdampingan serta berinteraksi membedakan kita lebih dari warisan genetik kita sendiri. Penjelasan ini dikemukakan oleh Nicola Segata, Profesor Biologi Komputasi di Universitas Trento dan Institut Onkologi Eropa (IEO) di Milan, serta salah satu pakar mikrobiota terkemuka di dunia.

Mikrobioma: Lebih dari Sekadar Bakteri

Bahkan kembar identik memiliki mikrobioma yang berbeda, yang menjelaskan mengapa mereka bereaksi secara berbeda terhadap diet atau obat yang sama. Kumpulan miliaran mikroorganisme yang menghuni tubuh kita, mulai dari bakteri hingga jamur dan virus, adalah pemain penting dalam kesehatan manusia. Namun, kompleksitasnya yang luar biasa membuat sulit untuk menguraikan mekanisme kerjanya.

Pendekatan untuk memahami kompleksitas ini adalah melalui metagenomik, sebuah disiplin ilmu yang menganalisis genom seluruh komunitas mikroba secara paralel. Hal ini mengungkap bagaimana mereka memengaruhi metabolisme, sistem kekebalan tubuh, bahkan otak.

Faktor Lingkungan Membentuk Mikrobioma

Komposisi mikrobioma juga bervariasi dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti diet, pengobatan, atau gaya hidup. Perbedaan sudah mulai sejak lahir: janin steril hingga saat kelahiran. Kita menerima mikroba pertama dari ibu, kemudian dari keluarga, teman, dan orang-orang yang kita temui.

Setiap interaksi atau hubungan sosial, mulai dari kontak fisik hingga berbagi ruang, melibatkan pertukaran mikroorganisme yang tak terlihat. Pertukaran ini membantu membentuk ekosistem internal kita seiring waktu.

Penelitian di Trento: Mikrobioma dan Identitas Biologis

Penemuan ini juga dikonfirmasi oleh penelitian yang akan dipresentasikan oleh peneliti di festival popularisasi sains BergamoScienza 2025 pada Sabtu, 18 Oktober (pukul 11.00 di Pala Sdf di Piazza della Libertà), selama bicaranya 'Apa yang dikatakan bakteri tentang kita', dalam kerangka tema In-Formazione.

Baca Juga: Cegah Penyakit dengan Labu Siam

Analisis, yang dilakukan di taman kanak-kanak di Trento, mengikuti anak-anak, orang tua, pendidik, dan hewan peliharaan selama satu tahun. Setelah enam bulan kehadiran, anak-anak sudah memperoleh hingga 30 persen mikrobioma dari teman sekelas mereka. Ini berarti bahwa sosialitas berkontribusi secara langsung dalam membangun identitas biologis kita.

Kebiasaan Harian dan Mikrobioma

Kaitan tak kasat mata antara mikroba dan perilaku ini juga meluas ke kebiasaan sehari-hari. Mereka yang secara teratur mengonsumsi kopi memiliki sepuluh kali lipat bakteri tertentu, Olsenella saccharoliticus, dibandingkan mereka yang tidak meminumnya. Bukti ini, yang muncul baik dari data maupun di laboratorium, menunjukkan sejauh mana pilihan makanan dapat mengubah populasi mikroba usus.

Hal ini membuka jalan bagi strategi nutrisi yang dipersonalisasi untuk kesejahteraan psiko-fisik. Tujuannya adalah untuk memahami makanan mana yang secara positif memengaruhi bakteri pada masing-masing kita, untuk menargetkan diet kita dan mencegah penyakit.

Mikrobioma: Alat Diagnostik dan Terapi

Mikrobioma bukan hanya indikator kesehatan: ia dapat menjadi alat diagnostik dan terapeutik. Sebuah studi terbaru yang dilakukan di rumah sakit Gemelli di Roma menunjukkan bahwa, pada mereka yang menderita karsinoma ginjal metastatik, respons terhadap imunoterapi membaik setelah transplantasi mikrobioma feses dari donor yang telah bereaksi positif terhadap terapi.

Gagasannya adalah bahwa dengan memodulasi mikrobioma, kita juga dapat bertindak secara tidak langsung pada sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan untuk merespons obat anti-tumor. Hal ini membuka prospek untuk onkologi presisi, untuk campur tangan tidak hanya pada tumor, tetapi pada lingkungan biologis yang mengkondisikan respons terapeutik, mengubah mikrobioma menjadi sekutu sistem kekebalan tubuh.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Teknik pengurutan sangat ampuh saat ini, tetapi tantangan sebenarnya adalah memberikan makna pada massa data yang mereka hasilkan, dari DNA miliaran mikroorganisme. Memahami mikrobioma tidak lagi berarti melihat melalui mikroskop, tetapi menafsirkan informasi ini melalui model komputasi dan kecerdasan buatan.

Justru integrasi biologi dan komputasi komputasi yang telah memungkinkan untuk mengembangkan tes skrining eksperimental baru untuk kanker kolorektal. Dengan menganalisis ribuan sampel mikrobioma, akurasi yang lebih tinggi daripada tes darah samar tradisional telah dimungkinkan.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment