Kekambuhan Kanker Ovarium: Tantangan & Terapi Terbaru di Indonesia
/data/photo/2025/08/30/68b2c9b184166.jpg)
Kanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker yang menjadi momok bagi wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini dikenal memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi, bahkan setelah pasien menjalani pengobatan intensif seperti operasi dan kemoterapi.
Tantangan utama dalam penanganan kanker ovarium adalah mencegah kekambuhan dan memperpanjang masa remisi, yaitu periode ketika pasien bebas dari gejala penyakit. Dalam tiga tahun pertama setelah pengobatan, risiko kekambuhan masih cukup tinggi, sehingga diperlukan strategi penanganan yang komprehensif.
Pentingnya Diagnosis Dini dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Kanker ovarium adalah penyakit yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di dalam atau di sekitar indung telur (ovarium). Sayangnya, penyakit ini seringkali terlambat didiagnosis, yang memperburuk prognosis.
Menurut dr. Muhammad Yusuf Sp.OG(K), Onk, seorang dokter obgin konsultan onkologi, mayoritas pasien baru terdiagnosis pada stadium 3 atau 4. Hal ini disebabkan oleh gejala awal yang tidak spesifik dan belum adanya metode skrining yang efektif secara luas.
Gejala kanker ovarium bisa sangat beragam dan seringkali tumpang tindih dengan kondisi lain. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain perut terasa kembung dan tidak nyaman, perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan abnormal di luar siklus haid, cepat lelah, dan penurunan berat badan tanpa sebab.
dr. Yusuf menekankan pentingnya pemeriksaan medis jika mengalami perdarahan di luar siklus haid. Deteksi dini sangat krusial dalam meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan memperpanjang harapan hidup pasien.
Strategi Pengobatan Kanker Ovarium yang Komprehensif
Pengobatan kanker ovarium melibatkan beberapa langkah yang saling melengkapi untuk memberikan hasil terbaik. Langkah pertama dan paling krusial adalah pembedahan, yang bertujuan mengangkat sebanyak mungkin tumor atau sel kanker dari dalam tubuh.
Setelah operasi, pasien akan menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Selain itu, terapi target menjadi pilihan, yaitu terapi yang dirancang untuk menyerang karakteristik spesifik sel kanker.
Baca Juga: Pewarnaan Trichrome: Panduan Lengkap untuk Analisis Jaringan di Indonesia
Penting untuk diingat bahwa keberhasilan pengobatan kanker ovarium bergantung pada penanganan yang terintegrasi sejak awal hingga lanjutan. Terapi pemeliharaan (maintenance therapy) memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kekambuhan dan memperpanjang masa remisi.
Peran Penting Pemeriksaan HRD dan BRCA
Panduan internasional seperti ESMO dan NCCN merekomendasikan pemeriksaan HRD (Homologous Recombination Deficiency) dan BRCA (Breast Cancer gene 1 dan 2) dilakukan sedini mungkin pada pasien kanker ovarium setelah operasi. Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan terapi pemeliharaan yang tepat.
Kondisi HRD sangat umum ditemukan pada jenis kanker ovarium karsinoma ovarium serosa derajat tinggi. Hasil HRD positif memiliki implikasi penting dalam penatalaksanaan kanker karena berhubungan dengan respons terhadap terapi target yang disebut Penghambat PARP (PARP Inhibitors).
Studi PAOLA-1 menunjukkan pasien HRD-positif yang menjalani maintenance therapy dengan Olaparib dan Bevacizumab memiliki masa bebas penyakit hingga 37 bulan, hampir dua kali lebih lama dibanding terapi dengan Bevacizumab saja. Sementara itu, studi SOLO-1 membuktikan bahwa pasien dengan mutasi BRCA yang menggunakan Olaparib memiliki risiko progresi 70 persen lebih rendah, dan hampir setengahnya tetap dalam remisi setelah lima tahun.
Harapan Baru Melalui Terapi Pemeliharaan di Indonesia
Medical Director AstraZeneca Indonesia, dr. Freddy, menekankan pentingnya akses terhadap pemeriksaan HRD dan maintenance therapy bagi pasien kanker ovarium di Indonesia. Data klinis global telah membuktikan manfaat signifikan terapi ini dalam memperpanjang masa bebas penyakit.
Dengan adanya terapi pemeliharaan, pasien kanker ovarium di Indonesia memiliki harapan baru untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang masa remisi. Semakin banyak pasien yang mendapatkan akses terhadap terapi ini, diharapkan semakin baik pula harapan hidup dan kualitas hidup mereka.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, deteksi dini, dan akses terhadap pengobatan yang tepat sangat penting dalam memerangi kanker ovarium di Indonesia. Dengan penanganan yang komprehensif dan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan semakin banyak pasien yang dapat bertahan dan menjalani hidup yang lebih berkualitas.
Penting untuk diingat bahwa artikel ini hanya bertujuan memberikan informasi. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Ikuti dan Dukung Infolabmed.com
Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com
Dukungan untuk Infolabmed.com
Beri Donasi untuk Perkembangan Website
Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.
Donasi via DANAProduk Infolabmed
Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai
Harga: Rp 270.000
© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya
Post a Comment