Kasus Bullying: 3 Mahasiswa Koas Unud Dikeluarkan dari RSUP Ngoerah Bali

Table of Contents

3 Mahasiswa Koas Perundung Timothy Dikeluarkan dari RSUP Ngoerah!


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengambil tindakan tegas terkait kasus perundungan yang melibatkan tiga mahasiswa koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud). Ketiga mahasiswa tersebut, yang terlibat dalam kasus ejekan kematian seorang mahasiswa bernama Timothy (TAS), telah dikeluarkan dari tugas mereka di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Ngoerah, Bali. Keputusan ini menunjukkan komitmen kuat dari pihak rumah sakit dan Kemenkes RI dalam menciptakan lingkungan fasilitas kesehatan yang bebas dari praktik perundungan atau bullying.

Direktur Kesehatan Jenderal Lanjutan, Azhar Jaya, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak RSUP Ngoerah mengenai penarikan ketiga mahasiswa tersebut. "Sudah ada kesepakatan antara RS Ngoerah dan FK Unud," ujar Azhar Jaya, yang akrab disapa Aco, saat dihubungi oleh detikcom pada Senin, 20 Oktober 2025. Ia juga menambahkan bahwa ketiga mahasiswa tersebut telah dikembalikan ke FK Unud untuk proses penelitian lebih lanjut terkait kasus yang melibatkan mereka.

Kronologi Kasus dan Reaksi dari RSUP Ngoerah

Kasus ini mencuat akibat tindakan tidak terpuji dari ketiga mahasiswa koas yang mengejek kematian Timothy, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Timothy meninggal dunia setelah jatuh dari lantai empat sebuah gedung. Perilaku nirempati ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, mendorong RSUP Ngoerah untuk mengambil tindakan tegas.

Plt. Direktur Utama RSUP Prof. Ngoerah, I Wayan Sudana, menjelaskan bahwa tindakan mengembalikan ketiga mahasiswa ke Unud adalah bentuk pendalaman dan investigasi. "RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi," kata Sudana, dikutip dari detikBali pada Minggu, 19 Oktober 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani secara serius dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penegasan Status Mahasiswa Koas

I Wayan Sudana juga memberikan klarifikasi mengenai status ketiga mahasiswa tersebut. Ia menekankan bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang menjalani program koas atau co-assistant, yang merupakan bagian dari pendidikan klinis di rumah sakit. Mahasiswa koas belum berstatus sebagai karyawan rumah sakit, sehingga tindakan mereka tidak dapat dikaitkan langsung dengan RSUP Ngoerah.

Sudana menegaskan bahwa jika terbukti bersalah dan melanggar etika profesi, ketiga mahasiswa tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah," imbuh Sudana.

Baca Juga: Wabah Virus Human Metapneumovirus (HMPV) Merebak di China, Apa Langkah Antisipasi Indonesia?

Dampak dan Upaya Pencegahan Bullying di Lingkungan Medis

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya etika dan moral dalam dunia medis, terutama bagi para calon dokter. Perundungan atau bullying, dalam bentuk apapun, tidak dapat diterima dalam lingkungan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan empati.

Kemenkes RI dan RSUP Ngoerah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menciptakan lingkungan belajar dan bekerja yang aman dan nyaman. Upaya pencegahan bullying di lingkungan medis perlu terus ditingkatkan melalui berbagai program, seperti sosialisasi etika, pelatihan tentang empati, dan penegakan disiplin yang tegas terhadap pelaku perundungan.

Pentingnya Pendidikan Etika Kedokteran

Pendidikan etika kedokteran memegang peranan krusial dalam membentuk karakter dan perilaku para calon dokter. Kurikulum pendidikan harus memberikan penekanan yang lebih besar pada nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan tanggung jawab sosial.

Selain itu, perlu adanya mekanisme pengawasan yang efektif untuk mencegah terjadinya perundungan di lingkungan rumah sakit dan fakultas kedokteran. Hal ini meliputi pembentukan tim penanganan kasus perundungan, penyediaan saluran pengaduan yang mudah diakses, serta pemberian sanksi yang tegas terhadap pelaku perundungan.

Harapan dan Tindak Lanjut

Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, terutama bagi mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya. Penegakan disiplin yang tegas dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya etika profesi diharapkan dapat mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.

Kemenkes RI dan RSUP Ngoerah berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua pihak. Proses investigasi yang dilakukan oleh FK Unud diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang lebih detail dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment