Berapa Biaya Harvoni? Mengurai Harganya dan Alternatif untuk Pengobatan Hepatitis C

Table of Contents
Berapa Biaya Harvoni? Mengurai Harganya dan Alternatif untuk Pengobatan Hepatitis C


INFOLABMED.COM - Harvoni (obat yang mengandung Ledipasvir dan Sofosbuvir) merupakan terapi revolusioner untuk infeksi virus Hepatitis C genotip 1. 

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah tentang "Harvoni cost" atau biaya pengobatannya. Obat ini dikenal sangat efektif dengan tingkat kesembuhan yang tinggi, tetapi dibalik keefektifannya tersembunyi harga yang tidak bisa dibilang murah.

Baca juga : Memahami Hepatitis C Antibody Reactive: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Sekilas tentang Harvoni dan Keunggulannya

Sebelum membahas biaya, penting untuk memahami mengapa Harvoni menjadi primadona. Berbeda dengan pengobatan interferon lama yang memiliki efek samping berat dan durasi panjang, Harvoni menawarkan:

  • Tingkat Kesembuhan (SVR) >95%
  • Regimen pengobatan oral (minum pil)
  • Durasi pengobatan lebih pendek (biasanya 12 atau 24 minggu)
  • Efek samping yang minimal dan umumnya ringan

Keunggulan inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong tingginya harga obat ini.

Mengurai Biaya dan Harga Harvoni

Penting untuk diketahui bahwa "Harvoni cost" dapat sangat bervariasi, tergantung pada negara, kebijakan pemerintah, dan tempat pembelian.

  • Harga Paten Awal: Saat pertama kali diluncurkan, harga Harvoni di pasar internasional bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk satu rangkaian terapi lengkap. Harga ini menjadikannya penghalang besar bagi banyak pasien.
  • Faktor yang Mempengaruhi Harga:
    1. Biaya Riset dan Pengembangan yang sangat tinggi dari perusahaan farmasi.
    2. Masa Paten yang memberikan hak eksklusif untuk dipasarkan.
    3. Lokasi dan Kebijakan setiap negara dalam negosiasi harga dan regulasi obat.

Alternatif untuk Mengatasi Tingginya Biaya Harvoni

Meski harganya tinggi, ada beberapa jalan yang dapat ditempuh pasien untuk mendapatkan akses pengobatan:

  1. Melalui BPJS Kesehatan: Kabar baiknya, obat-obatan Direct-Acting Antiviral (DAA) termasuk kombinasi yang setara dengan Harvoni telah masuk dalam skema penjaminan BPJS Kesehatan. Pasien dengan diagnosis Hepatitis C yang terdaftar sebagai peserta BPJS dapat mengajukan pengobatan ini dengan biaya yang sangat terjangkau sesuai dengan prosedur yang berlaku. Ini adalah solusi terbaik bagi pasien di Indonesia.
  2. Obat Generik: Setelah masa paten habis, obat generik dengan kandungan yang sama (Ledipasvir dan Sofosbuvir) dapat dipasarkan dengan harga yang jauh lebih murah. Beberapa negara telah memproduksi atau mengimpor generik ini, yang harganya bisa hanya sepersepuluh dari harga paten.
  3. Program Bantuan Pasien (Patient Assistance Program): Beberapa perusahaan farmasi menyediakan program bantuan untuk pasien yang memenuhi syarat tertentu, yang dapat memberikan obat dengan diskon besar atau bahkan gratis.

Baca juga : Antibodi Hepatitis C Reaktif: Memahami Hasil, Penyebab, dan Pengobatan di Indonesia

Konsultasi dengan Dokter dan BPJS

Langkah paling tepat bagi pasien Hepatitis C di Indonesia adalah:

  1. Melakukan konsultasi dan diagnosis pasti dengan dokter spesialis penyakit dalam.
  2. Memeriksa kelengkapan dan keaktifan kepesertaan BPJS Kesehatan.
  3. Mengikuti prosedur rujukan berjenjang untuk mengajukan pengobatan melalui BPJS Kesehatan.

Dengan demikian, meskipun "Harvoni cost" komersial sangat tinggi, akses untuk mendapatkan pengobatan yang setara tetap terbuka lebar melalui sistem jaminan kesehatan nasional. Fokus utama adalah mendapatkan diagnosis yang tepat dan menjalani prosedur perawatan yang disediakan.

Dapatkan informasi kesehatan dan laboratorium terkini dengan mengikuti media sosial Infolabmed.com. Bergabunglah di channel Telegram, like halaman Facebook kami, dan ikuti update di Twitter/X. Jika artikel ini bermanfaat, dukung perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment