5 Kesalahan Fatal Saat Menolong Korban Henti Jantung, Waspada!

Table of Contents

5 Kesalahan Saat Menolong Korban Henti Jantung Menurut Dokter


Henti jantung adalah kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa. Keterlambatan atau kesalahan dalam memberikan pertolongan pertama dapat berakibat fatal. Artikel ini akan membahas lima kesalahan umum yang sering dilakukan saat menolong korban henti jantung, berdasarkan penjelasan dari dr. Hasjim Hasbullah, Sp.JP, FIHA, AIFO-K, seorang dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah.

Cardiac arrest atau henti jantung dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, menyebabkan seseorang tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui langkah-langkah pertolongan yang benar agar dapat memberikan bantuan yang efektif. Informasi ini sangat berguna untuk meningkatkan peluang korban untuk bertahan hidup.

1. Memukul Dada Korban: Mitos Berbahaya

Kesalahan pertama yang paling sering dilakukan adalah memukul dada korban yang tidak sadarkan diri. Praktik ini seringkali disebarkan melalui media sosial dan dianggap sebagai cara untuk membangunkan kembali jantung yang berhenti berdetak. Namun, menurut dr. Hasjim, tindakan ini adalah hoaks dan justru sangat berbahaya.

Tujuan utama dari pertolongan pertama pada henti jantung adalah untuk menjaga aliran darah dan oksigen tetap mengalir ke otak. Memukul dada tidak akan membantu jantung memompa darah kembali ke seluruh tubuh. Sebaliknya, tindakan yang benar adalah melakukan kompresi dada.

2. Mendudukkan Korban: Posisi yang Salah

Kesalahan kedua yang sering terjadi adalah langsung mendudukkan korban ketika terlihat pingsan atau tiba-tiba jatuh. Posisi duduk dapat menghambat aliran darah ke otak dan memperburuk kondisi jantung. Ini akan memperkecil kemungkinan korban untuk selamat.

Dr. Hasjim menekankan bahwa posisi yang paling tepat adalah membaringkan korban dalam posisi terlentang. Hal ini akan memudahkan proses kompresi dada jika diperlukan. Selain itu, posisi terlentang juga memastikan aliran darah ke otak tetap optimal.

3. Tidak Segera Meminta Bantuan

Banyak orang yang ragu-ragu untuk meminta bantuan medis segera. Waktu adalah faktor krusial dalam penanganan henti jantung. Semakin cepat bantuan medis tiba, semakin besar peluang korban untuk selamat. Jangan ragu untuk menghubungi layanan darurat seperti 112.

Baca Juga: Pengecatan Giemsa Pada Preparat Sumsum Tulang

Sebelum bantuan medis tiba, Anda bisa memulai Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD meliputi kompresi dada dan pemberian napas buatan (jika diperlukan). Lakukan tindakan ini secara berkesinambungan sampai bantuan datang. Ini akan membantu menjaga korban tetap stabil.

4. Gagal Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dengan Tepat

Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa korban henti jantung. BHD yang tidak dilakukan dengan benar atau terlambat dapat menurunkan peluang korban untuk selamat. BHD merupakan rangkaian tindakan yang sangat penting.

Langkah utama dalam BHD adalah melakukan kompresi dada atau resusitasi jantung paru (RJP). Kompresi dada dilakukan di bagian tengah dada, dengan kedalaman dan kecepatan yang tepat. Pastikan untuk mengikuti panduan yang benar. Lakukan kompresi dada dengan ritme yang konsisten.

5. Tidak Mengenali Tanda-Tanda Henti Jantung

Kesalahan terakhir adalah tidak mengenali tanda-tanda henti jantung dengan cepat. Gejala henti jantung bisa bervariasi, namun yang paling umum adalah hilangnya kesadaran, tidak bernapas, dan tidak adanya denyut nadi. Penting untuk bisa membedakan antara henti jantung dan pingsan biasa.

Menurut dr. Hasjim, bahkan orang awam sekalipun dengan pendidikan SD dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif jika mereka mengenali tanda-tanda henti jantung. Cukup periksa respons korban, dan jika tidak ada respons, segera minta bantuan dan lakukan BHD. Langkah-langkah ini sangat krusial untuk dilakukan.

Dr. Hasjim Hasbullah, Sp.JP, FIHA, AIFO-K, menjelaskan dalam acara penerimaan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) edukasi basic life support di Siloam Hospitals, Jakarta pada Selasa, 7 Oktober 2025, bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa korban henti jantung adalah dengan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) secepat mungkin. Ingatlah, pengetahuan tentang pertolongan pertama pada henti jantung dapat menyelamatkan nyawa. Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kita dapat meningkatkan peluang korban henti jantung untuk selamat.

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Follow
👍

Facebook

Follow
🐦

Twitter/X

Follow

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

Produk Infolabmed

Alat Pemeriksaan Glukosa Darah

Nama Produk: PORLAK BGM-102 - Alat Cek Gula Darah Digital Akurat, Hasil 5 Detik, Bonus Lancet & Baterai

Harga: Rp 270.000

© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment