Hormonal Test PRL (Prolactin): Pemahaman Lengkap untuk Diagnosis Gangguan Hormon dan Kesuburan

Table of Contents

 

Hormonal Test PRL (Prolactin): Pemahaman Lengkap untuk Diagnosis Gangguan Hormon dan Kesuburan

INFOLABMED.COM – Pemeriksaan hormon PRL (Prolactin) merupakan tes darah yang mengukur kadar prolaktin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. 

Tes ini memegang peran krusial dalam evaluasi gangguan menstruasi, infertilitas, galaktorea, dan disfungsi seksual pada pria maupun wanita.

Baca juga : Harga Cek Kesuburan Wanita: Investasi Awal Menuju Kehamilan

Apa Itu Hormon Prolaktin?

Prolaktin adalah:

  • Hormon peptida yang diproduksi oleh sel laktotrof di hipofisis anterior
  • Berperan dalam laktasi (menyusui)
  • Memengaruhi sistem reproduksi dan metabolisme
  • Diatur oleh dopamin (penghambat) dan TRH (stimulator)

Nilai Rujukan Prolaktin

StatusNilai Normal (ng/mL)
Pria2-18 ng/mL
Wanita (tidak hamil)3-25 ng/mL
Wanita hamil10-209 ng/mL
Pascamenopause                2-20 ng/mL

Catatan: Nilai dapat bervariasi tergantung laboratorium

Indikasi Pemeriksaan

  1. Galaktorea (keluarnya air susu tanpa hamil/menyusui)
  2. Amenore atau menstruasi tidak teratur
  3. Infertilitas pada wanita dan pria
  4. Sakit kepala dan gangguan penglihatan (dicurigai adenoma hipofisis)
  5. Disfungsi ereksi atau libido menurun pada pria
  6. Evaluasi hipogonadisme

Penyebab Peningkatan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)

Fisiologis

  • Kehamilan dan menyusui
  • Stres fisik/emosional
  • Olahraga berat
  • Tidur
  • Stimulasi puting susu

Patologis

  • Prolactinoma (tumor hipofisis)
  • Hipotiroidisme (kadar TRH tinggi)
  • Gagal ginjal kronik
  • Sirosis hati
  • Sindrom PCOS

Farmakologis

  • Antipsikotik (risperidone, haloperidol)
  • Antidepresan (SSRI, TCA)
  • Obat antiemetik (metoclopramide)
  • Obat hipertensi (verapamil, methyldopa)

Prosedur Pemeriksaan

  1. Persiapan Pasien:

    • Puasa 8-12 jam (optimal)
    • Sample diambil 3-4 jam setelah bangun tidur
    • Hindari stimulasi puting susu 24 jam sebelumnya
    • Hindari stres dan olahraga berat sebelum tes
  2. Pengambilan Sample:

    • Darah vena 3-5 mL
    • Tube serum (kuning atau merah)
  3. Metode Analisis:

    • CLIA (Chemiluminescent Immunoassay)
    • ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)

Interpretasi Hasil

Peningkatan Ringan (25-100 ng/mL)

  • Stres, obat-obatan, hipotiroidisme
  • PCOS atau gangguan hipotalamus

Peningkatan Sedang (100-200 ng/mL)

  • Kemungkinan prolactinoma mikro (<10 mm)
  • Gangguan hipofisis lainnya

Peningkatan Berat (>200 ng/mL)

  • Highly suggestive untuk prolactinoma makro (>10 mm)
  • Perlunya MRI hipofisis dengan kontras

Pemeriksaan Penunjang

  1. Tes Kehamilan (untuk wanita usia subur)
  2. TSH dan Free T4 (untuk menyingkirkan hipotiroidisme)
  3. Testosteron (pada pria dengan gejala hipogonadisme)
  4. MRI Hipofisis (jika dicurigai adenoma)

Baca juga : Memahami Tes Hormon Pertumbuhan: Growth Hormone Stimulation dan Suppression Test untuk Diagnosis Akurat Gangguan Pertumbuhan

Tatalaksana Hiperprolaktinemia

  • Obat agonis dopamin: cabergoline, bromocriptine
  • Operasi untuk prolactinoma yang resisten obat
  • Radioterapi (kasus jarang)

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebookTwitter/X. Dukung pengembangan konten kesehatan via Donasi DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment