RPR Test: Pengertian, Prosedur, dan Pentingnya untuk Deteksi Sifilis

Table of Contents

RPR test, tes sifilis, rapid plasma reagin, tes VDRL, skrining sifilis, treponema pallidum, tes non-treponemal, diagnosis sifilis,


INFOLABMED.COM - Rapid Plasma Reagin (RPR) test adalah salah satu pemeriksaan darah yang paling umum digunakan sebagai tes skrining awal untuk mendeteksi infeksi sifilis. 

Tes ini bekerja dengan mengidentifikasi adanya antibodi non-spesifik, yang disebut reagin, yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap kerusakan sel yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum

Baca juga : RPR (Rapid Plasma Reagin) | Penjelasan dan Identifikasi

Meski sangat efektif sebagai alat skrining, hasil positif dari RPR test tidak serta merta menandakan seseorang pasti terkena sifilis, sehingga diperlukan tes konfirmasi yang lebih spesifik. 

Pemeriksaan ini memegang peranan krusial dalam upaya pencegahan, diagnosis dini, dan pemantauan keberhasilan pengobatan penyakit menular seksual yang serius ini.

Apa Itu RPR Test dan Bagaimana Cara Kerjanya?

RPR test tergolong dalam kategori non-treponemal test. Artinya, tes ini tidak mendeteksi antibodi yang secara langsung melawan bakteri Treponema pallidum, melainkan mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh sebagai reaksi terhadap zat tertentu (lipid) yang dilepaskan dari sel inang yang rusak akibat infeksi bakteri tersebut.

Prosedur pelaksanaannya terbilang sederhana dan cepat. Tenaga medis akan mengambil sampel darah dari pembuluh vena di lengan Anda. 

Sampel darah ini kemudian akan dianalisis di laboratorium. Prinsip kerjanya adalah dengan mencampurkan sampel serum darah dengan partikel yang dilapisi oleh kardiolipin-lecithin-cholesterol. 

Jika dalam serum darah terdapat antibodi reagin, maka akan terjadi reaksi yang terlihat berupa penggumpalan (agglutination), yang menandakan hasil tes positif atau reaktif.

Sebagaimana disebutkan dalam sumber dari Poltekkes Makassar, "Tes RPR merupakan uji flokulasi secara makroskopis pada slide yang memakai antigen kardiolipin dalam bentuk partikel karbon untuk memudahkan pembacaan secara visual. Tes ini digunakan untuk skrining sifilis dan memantau pengobatan" (Kalma, Novita Sari, 2014).

Membaca Hasil RPR Test dan Kebutuhan Tes Konfirmasi

Hasil RPR test umumnya dilaporkan dalam dua bentuk: Non-Reaktif (Negatif) atau Reaktif (Positif). Hasil non-reaktif menunjukkan bahwa tidak ditemukan antibodi reagin dalam sampel darah, yang mengindikasikan rendahnya kemungkinan infeksi sifilis. 

Namun, penting diingat bahwa hasil negatif palsu dapat terjadi pada tahap sangat awal (primary syphilis) atau sangat lanjut (late latent syphilis) dari infeksi.

Sebaliknya, hasil reaktif menandakan bahwa antibodi reagin terdeteksi. Hasil reaktif ini seringkali dilaporkan dengan titel (misalnya 1:2, 1:4, 1:8, dst.) yang menunjukkan kekuatan atau jumlah antibodi yang ada. 

Titel yang lebih tinggi biasanya mengindikasikan infeksi yang lebih aktif. Namun, hasil reaktif tidak selalu berarti sifilis. 

Kondisi lain seperti kehamilan, penyakit autoimun (lupus), infeksi virus (HIV, malaria), atau konsumsi narkoba juga dapat menyebabkan hasil positif palsu.

Oleh karena itu, setiap hasil RPR yang reaktif harus dikonfirmasi dengan tes treponemal yang lebih spesifik, seperti tes FTA-ABS (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption) atau TPPA (Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay)

Tes ini mendeteksi antibodi yang secara spesifik ditujukan untuk melawan bakteri Treponema pallidum itu sendiri, sehingga dapat memastikan diagnosis sifilis.

Siapa yang Perlu Melakukan Tes RPR dan Manfaat Pemantauan

Tes RPR sangat dianjurkan bagi beberapa kelompok individu, yaitu:

  • Ibu hamil: Skrining sifilis adalah bagian standar dari pemeriksaan kehamilan (antenatal care) untuk mencegah penularan sifilis kongenital dari ibu ke janin, yang dapat menyebabkan cacat lahir yang serius bahkan kematian bayi.
  • Individu yang berisiko tinggi: Mereka yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, berganti-ganti pasangan, atau melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
  • Orang dengan gejala sifilis: Seperti munculnya chancre (luka tanpa rasa sakit) di area kelamin, ruam kulit, demam, atau pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Pasien yang akan menjalani donor darah atau prosedur medis tertentu.

Selain untuk skrining, RPR test memiliki manfaat besar dalam memantau respons pengobatan.

Pada pasien yang terdiagnosis sifilis dan menjalani pengobatan dengan antibiotik (biasanya penicillin), tes RPR akan diulang secara berkala (misalnya setiap 3, 6, atau 12 bulan). 

Keberhasilan pengobatan ditandai dengan penurunan titel antibodi hingga menjadi non-reaktif. 

Jika titel tidak turun atau justru naik, hal tersebut dapat mengindikasikan kegagalan pengobatan atau infeksi ulang.

Baca juga : Tes Serologi Sifilis (VDRL, RPR, FTA-ABS): Pemeriksaan Penting untuk Diagnosis Infeksi

Dengan memahami fungsi dan interpretasi dari RPR test, masyarakat dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah komplikasi berbahaya dari penyakit sifilis. Skrining yang tepat waktu adalah kunci dari pengendalian penyakit ini.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebook, dan Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.***

Ikuti dan Dukung Infolabmed.com

Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com

Follow Media Sosial Infolabmed.com

📢

Telegram

Ikuti channel Telegram kami untuk update terbaru

Follow Telegram
👍

Facebook

Like halaman Facebook kami untuk informasi terkini

Follow Facebook
🐦

Twitter/X

Ikuti akun Twitter/X kami untuk update singkat

Follow Twitter

Dukungan untuk Infolabmed.com

Beri Donasi untuk Perkembangan Website

Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.

Donasi via DANA

© 2023 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment