Pseudothrombocytosis: Kesalahan Hitung Trombosit yang Menjebak dalam Diagnosis

Table of Contents

Pseudothrombocytosis: Kesalahan Hitung Trombosit yang Menjebak dalam Diagnosis

INFOLABMED.COM – Pseudothrombocytosis merupakan fenomena laboratorium dimana terjadi overestimation jumlah trombosit yang dapat menyebabkan kesalahan diagnosis dan tatalaksana. 

Kondisi ini terjadi ketika partikel atau sel lain salah diidentifikasi sebagai trombosit oleh analyzer hematologi.

Baca juga : Ini Bahayanya Ketika Jumlah Sel Trombosit Terlalu Rendah

Apa Itu Pseudothrombocytosis?

Pseudothrombocytosis adalah:

  • Laporan palsu trombositosis (>450.000/μL)
  • Bukan kondisi klinis tetapi kesalahan teknis
  • Disebabkan oleh interferensi dalam sampel darah
  • Dapat menyebabkan misdiagnosis sebagai trombositosis verdad

Penyebab Umum Pseudothrombocytosis

1. Fragmentasi Sel Darah Merah

  • Fragmentosit pada microangiopathic hemolytic anemia
  • Schistocytes pada DIC, TTP, HUS
  • Sel darah merah碎片 pada luka bakar

2. Interferensi Mikroorganisma

  • Bakteremia (khususnya StaphylococcusStreptococcus)
  • Candidemia
  • Parasitemia (malaria, babesiosis)

3. Partikel Non-Seluler

  • Lipemia (kilomikron)
  • Cryoglobulin
  • Fragment nuklir sel (LE bodies, nucleated RBCs)

4. Kondisi Lainnya

  • Sitostatik therapy
  • Myeloma (sel plasma fragments)
  • Sampel lama (hemolisis, degenerasi sel)

Metode Deteksi dan Konfirmasi

1. Pemeriksaan Apus Darah Tepi

  • Gold standard untuk konfirmasi
  • Identifikasi: fragmentosit, mikroorganisma, partikel
  • Perbandingan: jumlah trombosit vs eritrosit fragment

2. Alternatif Metode Hitung

  • Manual count menggunakan kamarositometer
  • Immunoplatelet count (CD61-imunofenotyping)
  • Pemeriksaan citrate tube untuk mengurangi agregasi

3. Korelasi Klinis

  • Gejala pasien: tidak ada manifestasi trombositosis
  • Hasil lain: anemia hemolitik, leukositosis infeksi

Dampak Klinis Kesalahan Diagnosis

  • Terapi tidak perlu: aspirin, hydroxyurea
  • Tidak terdiagnosis kondisi underlying (misalnya TTP)
  • Prosedur invasif tidak indikasi (bone marrow biopsy)

Strategi Pencegahan

  1. Pemeriksaan rutin apus darah untuk trombositosis ekstrem
  2. Penggunaan fluorescent platelet methods
  3. Penghindaran sampel lipemik/hemolisis
  4. Komunikasi klinis-patologi

Studi Kasus Khas

Pasien wanita 45 tahun dengan laporan trombosit 1.2 juta/μL. Pemeriksaan apus darah menunjukkan banyak schistocytes. Diagnosis: Thrombotic Thrombocytopenic Purpura (TTP), bukan trombositosis.

Baca juga : Mengapa Belum Ada Obat Khusus untuk Trombosit Turun? Ini Penjelasan Medisnya!

Pemeriksaan Penunjang

  • Darah tepi manual
  • LDHhaptoglobin (hemolisis)
  • ADAMTS13 activity (untuk TTP)
  • Kultur darah (untuk sepsis)

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebookTwitter/X. Dukung pengembangan konten kesehatan via Donasi DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment