Peran Penting IGRA dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Laten
Interferon-Gamma Release Assay (IGRA) adalah metode pemeriksaan darah yang sangat penting dalam mendeteksi tuberkulosis laten, khususnya di Indonesia. Tes ini mengukur respons imun tubuh terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab tuberkulosis, dan menjadi alat bantu yang berharga bagi tenaga medis.
Apa Itu IGRA dan Bagaimana Cara Kerjanya?
IGRA bekerja dengan mendeteksi interferon gamma, suatu sitokin yang dilepaskan oleh sel T sebagai respons terhadap antigen spesifik M. tuberculosis. Prinsip kerjanya melibatkan pengambilan sampel darah vena yang kemudian dicampur dengan antigen tuberkulosis. Jika individu terinfeksi, sel T akan bereaksi dan melepaskan interferon gamma, yang kemudian diukur untuk menentukan adanya infeksi tuberkulosis laten. Metode ini juga digunakan sebagai salah satu metode skrining infeksi tuberkulosis laten, termasuk pada pasien dengan gangguan imunitas. Pemeriksaan IGRA sendiri memiliki beberapa keunggulan, seperti kebutuhan kedatangan pasien untuk pengambilan sampel darah hanya satu kali, perolehan hasil kurang dari 24 jam, maupun penurunan risiko positif palsu akibat riwayat vaksinasi bacille Calmette-Guérin (BCG). [1-4]
Jenis-jenis Pemeriksaan IGRA
Terdapat dua jenis pemeriksaan IGRA yang umum digunakan: QuantiFERON-TB Gold In-Tube (QFT-GIT) dan T-SPOT TB (T-Spot). Kedua tes ini memiliki prinsip dasar yang sama, namun dengan metode dan sensitivitas yang sedikit berbeda. Pemilihan jenis tes seringkali bergantung pada ketersediaan fasilitas dan pertimbangan klinis lainnya.
Pentingnya Diagnosis Tuberkulosis Laten
Diagnosis tuberkulosis laten adalah langkah krusial dalam upaya global untuk memberantas tuberkulosis. Infeksi tuberkulosis laten terjadi ketika seseorang terinfeksi bakteri tuberkulosis tetapi tidak menunjukkan gejala aktif penyakit. Diperkirakan sekitar ¼ populasi dunia mengalaminya. Reaktivasi penyakit, di mana infeksi laten berubah menjadi kasus aktif, terjadi pada sekitar 5‒15% kasus tuberkulosis laten.
Perbandingan dengan Tes Kulit Tuberkulin (TST)
IGRA sering dibandingkan dengan uji tuberkulin (TST), metode lain untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis laten. Dalam sebuah meta analisis oleh Doanet al, sensitivitas TST ditemukan lebih unggul dibandingkan QFT-GIT pada populasi dewasa dan anak imunokompeten dan populasi dewasa imunokompromais. Spesifisitas pemeriksaan TST pada populasi tanpa riwayat vaksinasi BCG juga ditemukan lebih unggul dibanding QFT-GIT pada populasi dewasa dan anak imunokompeten dan populasi dewasa imunokompromais. [10] IGRA memiliki keunggulan karena tidak terpengaruh oleh vaksin BCG, sehingga lebih akurat pada orang yang telah divaksin BCG.
Keunggulan dan Keterbatasan IGRA
Kelebihan IGRA:
- Hanya memerlukan satu kali kunjungan untuk pengambilan sampel darah.
- Hasil tes tersedia dalam waktu kurang dari 24 jam.
- Tidak dipengaruhi oleh riwayat vaksinasi BCG, mengurangi risiko hasil positif palsu.
Kekurangan IGRA:
- Sampel darah harus diproses dalam waktu 8-30 jam setelah pengambilan.
- Akurasi dapat terpengaruh oleh kesalahan teknik dalam pengambilan, pengiriman, atau pemeriksaan sampel.
- Biaya pemeriksaan cenderung lebih mahal dibandingkan TST. [1,7,10]
IGRA di Indonesia: Penerapan dan Bukti Ilmiah
Di Indonesia, IGRA bersama TST menjadi pilihan dalam pemeriksaan penapisan terhadap populasi berisiko, yaitu populasi usia lebih dari 5 tahun dan bergejala dengan riwayat kontak serumah dengan pasien tuberkulosis aktif, ataupun pasien imunokompromais dengan atau tanpa gejala. Pemeriksaan ini juga digunakan sebagai penapisan pada populasi berisiko lain, seperti warga binaan pemasyarakatan, petugas kesehatan, asrama, barak militer, atau pengguna narkoba suntik yang mengalami gejala. [4,9]
Bukti Ilmiah yang Mendukung
Sebuah studi retrospektif di Korea Selatan pada 416 orang dengan HIV (ODHA) menunjukkan bahwa IGRA bermanfaat dalam mendeteksi infeksi tuberkulosis laten dan mencegah konversi menjadi tuberkulosis aktif. Studi ini melaporkan sensitivitas IGRA sebesar 80% dan spesifisitas 85,9%. [2] Selain itu, studi retrospektif lain di Shanghai menemukan IGRA memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi dan menentukan keparahan penyakit tuberkulosis intestinal, dengan sensitivitas 88% dan spesifisitas 74%. [11]
Kesimpulan
IGRA adalah alat diagnostik penting dalam mendeteksi tuberkulosis laten, terutama di Indonesia. Meskipun memiliki keterbatasan, keunggulan IGRA, seperti tidak terpengaruh oleh vaksin BCG dan hasil yang cepat, menjadikannya pilihan yang berharga dalam strategi penanggulangan tuberkulosis. Pemeriksaan IGRA, bersama dengan TST, memainkan peran penting dalam upaya untuk mengidentifikasi dan mengobati infeksi tuberkulosis laten, sehingga mengurangi penyebaran penyakit dan mencapai tujuan eliminasi tuberkulosis global.
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji
Referensi:
- Gilani B, Sergent SR. Interferon Test. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560585/
- Lee S, Lee JE, Kang JS, et al. Long-term performance of the IGRA to predict and prevent active tuberculosis development in HIV-infected patients. The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease. 2019 Apr 1;23(4):422-7.
- Lim WS. From latent to active TB: are IGRAs of any use?. Thorax, 2016. 71(7):585-6.
- WHO. Latent TB Infection: Updated and consolidated guidelines for programmatic management. Geneva: World Health Organization; 2018. https://www.who.int/tb/publications/2018/latent-tuberculosis-infection/en/
- Carranza C, Pedraza-Sanchez S, de Oyarzabal-Mendez E, Torres M. Diagnosis for Latent Tuberculosis Infection: New Alternatives. Front Immunol. 2020 Sep 10;11:2006. doi: 10.3389/fimmu.2020.02006.
- Kiazyk S, Ball TB. Tuberculosis (TB): Latent tuberculosis infection: An overview. Canada Communicable Disease Report. 2017 Mar 2;43(3-4):62.
- Centers for Disease Control and Prevention. Interferon-Gamma Release Assays (IGRAs) – Blood Tests for TB Infection. U.S. Department of Health & Human Services; 2016. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/igra.htm
- Xu JC, Li ZY, Chen XN, Shi CL, Wu MY, Chen H, Zhu XY, Song HF, Wu MJ, Xu P. More significance of TB‐IGRA except for the diagnosis of tuberculosis. Journal of clinical laboratory analysis. 2018 Jan;32(1):e22183.
- Kamso S, Riono P, Putra AE, et al. Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi
- Doanet al
- Dalam sebuah studi retrospektif lain terhadap 484 pasien di Rumah Sakit Universitas di Shanghai, IGRA ditemukan memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi dan menentukan keparahan penyakit tuberkulosis intestinal. Dalam studi ini, IGRA dilaporkan memiliki sensitivitas 88% dan spesifisitas 74%.[11]
Ikuti dan Dukung Infolabmed.com
Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com
Dukungan untuk Infolabmed.com
Beri Donasi untuk Perkembangan Website
Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.
Donasi via DANAProduk Infolabmed

Nama Produk: REAGEN GOLONGAN DARAH REIGED DIAGNOSTICS (1 SET LENGKAP ANTI-A, ANTI-B, ANTI-AB, ANTI-D + KARTU GOLONGAN DARAH)
Harga: Rp 430.000
© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya
Post a Comment