Fiksasi dalam BTA dan Apus Darah Tepi: Prosedur & Tujuan Penting
Fiksasi adalah langkah krusial dalam berbagai prosedur laboratorium, termasuk pewarnaan BTA dan pembuatan apus darah tepi. Proses ini memiliki tujuan penting untuk memastikan hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya.
Fiksasi pada Pewarnaan BTA (Basil Tahan Asam)
Pewarnaan BTA merupakan teknik penting untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Fiksasi dalam konteks pewarnaan BTA berbeda jauh dari definisi 'fiksasi' sebagai 'perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan' seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam konteks laboratorium, fiksasi bertujuan untuk:
Tujuan Fiksasi BTA
- Melekatkan Bakteri pada Objek Glass: Fiksasi memastikan bahwa bakteri BTA menempel kuat pada permukaan objek glass, sehingga tidak hilang atau terlepas selama proses pewarnaan dan pencucian.
- Membunuh Bakteri: Proses fiksasi membunuh bakteri BTA, sehingga sampel menjadi tidak infeksius dan aman untuk ditangani lebih lanjut.
- Mempertahankan Morfologi Bakteri: Fiksasi membantu mempertahankan bentuk dan struktur bakteri BTA, sehingga memudahkan identifikasi di bawah mikroskop.
- Meningkatkan Penyerapan Zat Warna: Fiksasi dapat meningkatkan kemampuan bakteri BTA untuk menyerap zat warna, sehingga visualisasi bakteri menjadi lebih jelas dan mudah.
Metode Fiksasi BTA
Metode fiksasi yang umum digunakan pada pewarnaan BTA adalah fiksasi panas. Objek glass yang telah diolesi sputum (dahak) dikeringkan di udara, kemudian dilewatkan di atas api Bunsen sebanyak 3-4 kali. Panas akan membunuh bakteri dan melekatkan mereka pada objek glass. Penting untuk tidak memanaskan objek glass terlalu lama, karena dapat merusak struktur bakteri.
Fiksasi pada Pembuatan Apus Darah Tepi
Apus darah tepi (ADT) adalah sediaan darah yang dibuat untuk pemeriksaan mikroskopis. Fiksasi dalam pembuatan apus darah tepi juga sangat penting untuk mempertahankan integritas sel darah.
Tujuan Fiksasi Apus Darah Tepi
- Menghentikan Proses Degradasi Sel: Fiksasi menghentikan proses enzimatis yang dapat merusak sel darah setelah pengambilan sampel.
- Mempertahankan Morfologi Sel Darah: Fiksasi membantu mempertahankan bentuk dan struktur sel darah, seperti eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Hal ini penting untuk identifikasi kelainan morfologi sel.
- Memudahkan Pewarnaan: Fiksasi mempersiapkan sel darah untuk proses pewarnaan, sehingga zat warna dapat menembus dan mewarnai sel dengan baik.
Metode Fiksasi Apus Darah Tepi
Fiksasi apus darah tepi umumnya dilakukan dengan menggunakan metanol absolut. Apus darah tepi yang sudah kering di udara dicelupkan ke dalam metanol absolut selama beberapa menit. Alternatif lain adalah menggunakan larutan fiksatif komersial yang tersedia. Setelah fiksasi, apus darah tepi siap untuk diwarnai dengan pewarnaan Giemsa atau Wright.
Kesimpulan
Fiksasi adalah tahapan penting dalam pewarnaan BTA dan pembuatan apus darah tepi. Prosedur ini berbeda dengan arti fiksasi dalam KBBI, namun berperan krusial dalam menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat dan membantu menegakkan diagnosis penyakit.
Ikuti dan Dukung Infolabmed.com
Mari terhubung melalui media sosial dan dukung perkembangan website Infolabmed.com
Dukungan untuk Infolabmed.com
Beri Donasi untuk Perkembangan Website
Dukung Infolabmed.com dengan memberikan donasi terbaikmu melalui DANA. Setiap kontribusi sangat berarti untuk pengembangan dan pemeliharaan website.
Donasi via DANAProduk Infolabmed

Nama Produk: REAGEN GOLONGAN DARAH REIGED DIAGNOSTICS (1 SET LENGKAP ANTI-A, ANTI-B, ANTI-AB, ANTI-D + KARTU GOLONGAN DARAH)
Harga: Rp 430.000
© 2025 Infolabmed.com | Terima kasih atas dukungannya
Post a Comment