Bakteri BTA: Pengertian, Diagnosis TB, dan Fakta Penting yang Harus Diketahui

Table of Contents

Bakteri BTA, Bakteri Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis, pemeriksaan dahak, diagnosis TB, metode Ziehl-Neelsen, tuberkulosis, sputum,


INFOLABMED.COM - Bakteri BTA, singkatan dari Bakteri Tahan Asam, merupakan istilah yang sangat akrab di dunia mikrobiologi dan kedokteran, khususnya dalam penanganan penyakit tuberkulosis (TB). 

Istilah ini merujuk terutama pada Mycobacterium tuberculosis, bakteri patogen yang bertanggung jawab menyebabkan penyakit TB. 

Baca juga : Cara Membaca BTA di Mikroskop: Panduan Lengkap

Ciri khas utamanya adalah kemampuan bertahan terhadap proses dekolorisasi (pelunturan warna) dengan larutan asam alkohol selama prosedur pewarnaan di laboratorium. 

Sifat inilah yang menjadi dasar metode diagnostik klasik untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini pada sampel dahak atau sputum pasien yang diduga terinfeksi TB.

Apa Itu Bakteri BTA dan Mengapa Disebut Tahan Asam?

Bakteri BTA adalah kelompok bakteri yang memiliki dinding sel sangat tebal dan kaya akan lipid (lilin), khususnya asam mycolic. 

Komposisi unik inilah yang membuat dinding sel mereka tidak mudah tembus oleh zat pewarna biasa dalam prosedur pewarnaan bakteri pada umumnya. 

Untuk mengatasinya, digunakan teknik pewarnaan khusus yang disebut pewarnaan Ziehl-Neelsen.

Dalam metode ini, sampel yang telah diwarnai dengan zat warna fuschin merah dipanaskan untuk membantu pewarnaan masuk. 

Selanjutnya, sampel dicuci dengan larutan asam-alkohol (decolorizer). Bakteri biasa akan kehilangan warnanya dengan mudah, namun bakteri BTA akan "tahan" terhadap asam tersebut sehingga mempertahankan warna merahnya. 

Pada tahap akhir, bakteri non-BTA akan diwarnai dengan warna biru (counterstain), sehingga bakteri BTA akan terlihat jelas sebagai batang (basil) berwarna merah terang di bawah mikroskop dengan latar belakang biru.

Pentingnya Pemeriksaan BTA dalam Diagnosis Tuberkulosis

Pemeriksaan dahak untuk menemukan BTA merupakan salah satu metode diagnostik utama dan yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan sumber daya terbatas, untuk mengonfirmasi tuberkulosis paru. Tes ini sangat penting karena:

  1. Kemampuan Mendeteksi Kasus Menular: Pasien dengan hasil BTA positif pada dahaknya dianggap sebagai sumber penularan aktif. Deteksi dini memungkinkan isolasi dan pengobatan segera untuk memutus rantai penularan.
  2. Relatif Murah dan Cepat: Dibandingkan dengan biakan bakteri (kultur) yang memakan waktu minggu hingga bulan, pemeriksaan mikroskopis BTA dapat memberikan hasil dalam hitungan jam.
  3. Ketersediaan yang Luas: Metode ini dapat dilakukan di hampir semua laboratorium kesehatan dasar dengan peralatan mikroskop yang memadai.

Namun, penting untuk diingat bahwa akurasi pemeriksaan BTA sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kualitas sampel dahak, teknik pengambilan sampel, pengalaman petugas laboratorium, dan jumlah bakteri yang ada dalam sampel.

Faktor yang Mempengaruhi Akurasi Hasil Pemeriksaan BTA

Meski menjadi tulang punggung diagnosis TB, metode mikroskopis BTA konvensional memiliki keterbatasan, terutama dalam hal sensitivitas. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasilnya antara lain:

  • Kualitas Sediaan: Pengambilan dahak yang tidak benar (bukan dari bagian dalam paru) dapat menghasilkan sampel yang kurang mengandung bakteri.
  • Keterampilan Mikroskopis: Keahlian teknisi laboratorium dalam membaca dan menginterpretasikan slide sangat krusial untuk menghindari hasil negatif palsu atau positif palsu.
  • Jumlah Bakteri: Deteksi membutuhkan setidaknya 5.000 hingga 10.000 bakteri per mililiter sputum untuk dapat terlihat di mikroskop. Pada pasien dengan jumlah bakteri rendah (misalnya, pasien HIV), hasilnya bisa negatif meskipun terinfeksi.

Penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan akurasi deteksi BTA. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan citra digital. Sebuah jurnal menyatakan:

"Teknik multi thresholding dan cluster analysis pada pengolahan citra digital dapat meningkatkan tingkat akurasi pendeteksian bakteri tuberkulosis... Sistem ini diharapkan dapat membantu tenaga medis dalam mendiagnosa penyakit TBC." (Techno.COM, 2023).

Selain itu, faktor lama penyimpanan sampel juga sering menjadi pertanyaan. Namun, sebuah penelitian dalam Jurnal Analis Medika menyimpulkan bahwa lama penyimpanan sputum pada suhu kamar (hingga 7 hari) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah BTA yang terhitung, asalkan dilakukan fiksasi yang baik, sehingga memberikan fleksibilitas dalam pengiriman sampel ke laboratorium yang lebih jauh.

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya

Bakteri BTA merupakan indikator kunci dalam diagnosis tuberkulosis. Pemeriksaan mikroskopis dahak dengan metode Ziehl-Neelsen tetap menjadi pilar critical dalam pengendalian TB global karena kesederhanaan dan biayanya yang efektif. 

Namun, menyadari keterbatasan sensitivitasnya, diagnosis TB seringkali memerlukan konfirmasi dengan metode yang lebih sensitif dan spesifik seperti Tes Cepat Molekuler (TCM/TB-PCR) atau kultur bakteri untuk uji kepekaan obat, terutama pada kasus yang kompleks dan resisten.

Baca juga : Pemeriksaan BTA: Deteksi Dini Tuberkulosis (TBC) Kunci Penanganan

Pemahaman yang baik tentang apa itu bakteri BTA, bagaimana cara mendeteksinya, serta kelebihan dan kekurangan metodenya, sangat penting bagi tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mendukung program penanggulangan TB di Indonesia. 

Jika memiliki gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebook, dan Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment