HPV DNA Test: Deteksi Dini Kanker Serviks yang Lebih Akurat daripada Pap Smear Biasa
INFOLABMED.COM - Kanker serviks masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan Indonesia. Penyakit ini sering kali terlambat diketahui karena minimnya gejala di stadium awal.
Namun, berkat kemajuan teknologi medis, kini hadir metode deteksi dini yang jauh lebih akurat dan sensitif: HPV DNA Test.
Baca juga : Memahami Vaksin HPV: Siapa yang Membutuhkannya dan Bagaimana Cara Kerjanya
Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang tes revolusioner ini, mengapa ia menjadi standar emas pencegahan kanker serviks, dan bagaimana ia dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Apa Itu HPV DNA Test?
HPV DNA Test adalah sebuah pemeriksaan laboratorium yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan materi genetik (DNA) dari virus Human Papillomavirus (HPV) tipe risiko tinggi pada sel-sel di leher rahim (serviks). Berbeda dengan Pap smear yang mengamati perubahan bentuk sel (sitologi), tes ini langsung mencari "sang biang kerok"-nya, yaitu virus HPV itu sendiri.
HPV sendiri memiliki lebih dari 100 jenis, tetapi sekitar 14 di antaranya dikategorikan sebagai tipe risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker. Dua jenis yang paling berbahaya adalah HPV 16 dan HPV 18, yang bertanggung jawab atas hampir 70% dari semua kasus kanker serviks.
Mengapa HPV DNA Test Lebih Unggul dari Pap Smear?
Kedua tes ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mencegah kanker serviks, tetapi dengan pendekatan yang berbeda.
Tingkat Akurasi dan Sensitivitas: HPV DNA Test memiliki sensitivitas yang sangat tinggi (mencapai lebih dari 95%) dalam mendeteksi infeksi HPV risiko tinggi. Ini berarti kemungkinan hasil false negative (tes negatif padahal sebenarnya ada infeksi) sangat kecil. Pap smear, meski sangat bermanfaat, memiliki tingkat kesalahan yang lebih tinggi karena bergantung pada interpretasi manusia di bawah mikroskop, sehingga bisa melewatkan beberapa kelainan.
Deteksi Lebih Dini: Tes HPV dapat mendeteksi keberadaan virus sebelum virus tersebut menyebabkan perubahan abnormal pada sel serviks. Hal ini memungkinkan intervensi dan pemantauan dilakukan lebih awal, jauh sebelum sel berubah menjadi pra-kanker atau kanker.
Interval Pemeriksaan yang Lebih Panjang: Karena akurasinya yang tinggi, bagi wanita dengan hasil tes HPV negatif, interval pemeriksaan bisa diperpanjang menjadi setiap 5 tahun (sesuai rekomendasi organisasi kesehatan di banyak negara), dibandingkan dengan Pap smear yang disarankan setiap 3 tahun.
Primary HPV Testing: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini merekomendasikan HPV DNA Test sebagai tes skrining primer untuk pencegahan kanker serviks, menggantikan Pap smear sebagai lini pertama.
Siapa Saja yang Perut Menjalani Tes HPV DNA?
- Wanita Berusia 30 Tahun Ke Atas: Skrining dengan tes HPV sangat dianjurkan untuk kelompok usia ini, di mana infeksi persisten (menetap) oleh HPV risiko tinggi lebih mungkin berkembang menjadi kanker.
- Wanita dengan Hasil Pap Smear Abnormal: Jika hasil Pap smear menunjukkan kelainan (seperti ASC-US, LSIL, atau HSIL), dokter seringkali akan merekomendasikan tes HPV sebagai triase atau pemeriksaan lanjutan untuk menentukan langkah selanjutnya.
- Wanita Pasca Vaksinasi HPV: Vaksin HPV melindungi dari jenis virus tertentu, tetapi tidak semua. Oleh karena itu, skrining rutin dengan tes HPV tetap diperlukan.
- Wanita dengan Faktor Risiko Tinggi: Memiliki sistem imun yang lemah (misalnya pengidap HIV, penerima transplantasi organ), riwayat merokok, atau berganti-ganti pasangan seksual.
Prosedur dan Cara Membaca Hasilnya
Prosedur pengambilan sampel untuk HPV DNA Test hampir sama dengan Pap smear. Dokter atau tenaga medis akan menggunakan speculum untuk membuka jalan lahir, lalu menggunakan sikat kecil untuk mengambil sampel sel dari serviks. Sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Interpretasi Hasil:
- Negatif: Tidak ditemukan DNA dari HPV tipe risiko tinggi. Risiko berkembangnya kanker serviks dalam 5 tahun ke depan sangat rendah. Anda dapat mengulang tes dalam 5 tahun.
- Positif: Ditemukan DNA dari satu atau lebih jenis HPV risiko tinggi. Hasil positif BUKAN berarti Anda terkena kanker, tetapi berarti ada infeksi yang perlu dipantau lebih lanjut. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan, seperti Pap smear (jika belum dilakukan) atau kolposkopi, untuk melihat ada tidaknya perubahan sel pada serviks.
Pencegahan Utama: Vaksinasi dan Skrining Berkelanjutan
HPV DNA Test adalah bagian dari strategi pencegahan yang komprehensif. Langkah terbaik untuk melawan kanker serviks adalah kombinasi dari:
- Vaksinasi HPV: Diberikan pada anak perempuan dan laki-laki usia 9-14 tahun (sebelum aktif secara seksual) untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus.
- Skrining Rutin: Melakukan tes skrining (HPV DNA Test atau Pap smear) secara teratur sesuai anjuran dokter.
- Penerapan Perilaku Hidup Sehat: Menjaga kebersihan area kewanitaan, tidak merokok, dan setia pada satu pasangan.
Baca juga : HPV DNA Genotyping: Prosedur Deteksi Dini HPV untuk Mencegah Kanker Serviks
Dengan memahami pentingnya HPV DNA Test, Anda telah mengambil langkah signifikan untuk melindungi diri dari ancaman kanker serviks. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan jadwal skrining yang paling tepat sesuai kondisi dan usia Anda.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Dukung perkembangan website infolabmed.com dengan Donasi via DANA.
Post a Comment