Pentingnya Deteksi Dini Kecacingan Pada Anak: Cegah Komplikasi Sejak Awal

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Deteksi dini kecacingan pada anak merupakan langkah penting yang sering diabaikan oleh orang tua.

Padahal, kecacingan dapat berdampak besar pada kesehatan si kecil, mulai dari kekurangan gizi, anemia, hingga mengganggu proses tumbuh kembangnya.

Baca juga: Kenali Infeksi Balantidiasis: Penyebab dan Cara Efektif Mencegahnya

Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang di dunia terinfeksi cacing usus, dan anak-anak adalah kelompok yang paling berisiko.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda, melakukan pemeriksaan, serta melakukan langkah pencegahan sejak dini.

Apa Itu Kecacingan Pada Anak?

Kecacingan adalah kondisi ketika tubuh anak terinfeksi oleh cacing parasit, terutama cacing usus. Jenis cacing yang paling sering menginfeksi anak antara lain:

  • Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) → menyebabkan gangguan pencernaan dan penyerapan nutrisi.
  • Cacing cambuk (Trichuris trichiura) → sering memicu diare kronis dan anemia.
  • Cacing tambang (Ancylostoma duodenaleNecator americanus) → menyebabkan perdarahan usus dan kekurangan zat besi.
  • Cacing kremi (Enterobius vermicularis) → menimbulkan rasa gatal di sekitar anus, terutama malam hari.

Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?

Infeksi cacing pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya. Anak bisa tetap terlihat aktif, tetapi perlahan kesehatan dan tumbuh kembangnya terganggu. Berikut alasan mengapa deteksi dini kecacingan pada anak wajib dilakukan:

  1. Mencegah komplikasi serius seperti anemia kronis, gizi buruk, dan stunting.
  2. Mengoptimalkan tumbuh kembang anak, karena infeksi cacing dapat menghambat penyerapan nutrisi.
  3. Meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar anak di sekolah.
  4. Memutus rantai penularan agar cacing tidak menyebar ke anggota keluarga lain.

Gejala Kecacingan Pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Orang tua harus waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Berat badan sulit naik meski sudah makan cukup.
  • Nafsu makan berkurang drastis.
  • Sering sakit perut, kembung, atau diare.
  • Anak tampak pucat, lemah, dan cepat lelah (gejala anemia).
  • Gatal di sekitar anus terutama malam hari.
  • Gangguan tidur dan sulit konsentrasi.
  • Pertumbuhan fisik lebih lambat dibanding anak seusianya.

Cara Deteksi Dini Kecacingan Pada Anak

Deteksi dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Pemeriksaan Feses (Tinja)

Tes laboratorium sederhana ini dapat menemukan telur atau larva cacing. Pemeriksaan feses sebaiknya dilakukan jika anak menunjukkan gejala atau tinggal di daerah dengan risiko tinggi kecacingan.

2. Pemantauan Gejala dan Tumbuh Kembang

Jika berat badan anak tidak naik, terlihat pucat, atau sering sakit perut, orang tua perlu curiga adanya infeksi cacing.

3. Pemeriksaan Medis Rutin

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, wawancara mengenai kebiasaan anak, dan merekomendasikan obat cacing jika diperlukan.

Faktor Risiko Kecacingan Pada Anak

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko anak terkena kecacingan antara lain:

  • Sanitasi buruk (air bersih terbatas, toilet tidak higienis).
  • Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah bermain.
  • Kebiasaan jajan sembarangan dengan makanan yang tidak higienis.
  • Bermain di tanah tanpa alas kaki.
  • Kuku panjang dan kotor, yang memudahkan telur cacing masuk ke mulut.

Pencegahan Kecacingan Pada Anak

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Berikut langkah yang dapat dilakukan orang tua:

  • Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun.
  • Pastikan makanan dimasak dengan matang.
  • Gunakan alas kaki saat bermain di luar.
  • Potong kuku anak secara rutin.
  • Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
  • Minum obat cacing minimal 6 bulan sekali sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan.

Pengobatan Kecacingan Pada Anak

Jika anak sudah terdiagnosis kecacingan, dokter biasanya akan memberikan obat cacing seperti albendazole atau mebendazole. Obat ini bekerja efektif membasmi cacing usus. Namun, pengobatan harus disertai dengan perbaikan pola hidup bersih agar anak tidak kembali terinfeksi.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya
Nadya Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment