Mengenal Amonium Oksalat pada Urine: Penyebab, Dampak Kesehatan, dan Cara Pencegahannya
INFOLABMED.COM - Amonium oksalat adalah senyawa kimia yang dapat terbentuk sebagai kristal dalam urine.
Keberadaannya sering menjadi indikator penting dalam pemeriksaan urinalisis, terutama karena berkaitan dengan risiko batu ginjal tipe kalsium oksalat.
Baca juga: Waspadai Protein pada Urine: Tanda Awal Gangguan Ginjal yang Sering Diabaikan
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai Amonium Oksalat pada Urine, penyebab kemunculannya, dampaknya terhadap tubuh, serta upaya pencegahan yang bisa dilakukan.
Apa Itu Amonium Oksalat?
Amonium oksalat adalah garam dari asam oksalat yang terbentuk ketika tubuh membuang oksalat melalui ginjal. Dalam kondisi tertentu, oksalat dapat bergabung dengan kalsium atau amonium dalam urine dan membentuk kristal. Kristal ini bisa terlihat saat pemeriksaan mikroskopik pada sampel urine.
Penyebab Terbentuknya Amonium Oksalat dalam Urine
Beberapa faktor yang dapat memicu terbentuknya kristal amonium oksalat antara lain:
- Kadar oksalat tinggi dalam makanan, seperti bayam, cokelat, bit, kacang-kacangan, dan teh hitam.
- Kurangnya asupan cairan sehingga urine menjadi lebih pekat.
- Asidosis metabolik yang menyebabkan urine bersifat lebih asam.
- Kelainan metabolisme, seperti hiperoksaluria.
- Infeksi saluran kemih tertentu yang dapat mengubah komposisi kimia urine.
Deteksi Melalui Pemeriksaan Urinalisis
Kristal amonium oksalat biasanya dideteksi melalui urinalisis mikroskopik. Dalam mikroskop, bentuk kristalnya menyerupai amplop atau piramida dan bisa berukuran kecil hingga sedang. Pemeriksaan ini penting dilakukan pada pasien dengan gejala nyeri pinggang, hematuria (darah dalam urine), atau riwayat batu ginjal.
Dampak Kesehatan
Jika dibiarkan, penumpukan kristal amonium oksalat dapat memicu:
- Pembentukan batu ginjal
- Infeksi saluran kemih berulang
- Obstruksi saluran kemih
- Penurunan fungsi ginjal dalam jangka panjang
Cara Pencegahan
Untuk mencegah pembentukan amonium oksalat dalam urine, beberapa langkah berikut disarankan:
- Minum cukup air (2–3 liter per hari) untuk menjaga volume dan kejernihan urine.
- Mengurangi konsumsi makanan tinggi oksalat.
- Menjaga pH urine tetap seimbang, yaitu tidak terlalu asam.
- Menghindari suplemen vitamin C dosis tinggi, karena metabolisme vitamin C dapat menghasilkan oksalat.
- Melakukan pemeriksaan urine rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat batu ginjal.
.png)
Post a Comment