Waspada Hepatitis pada Ibu Hamil ! Yuk Cegah dengan DDHBC (Deteksi Dini Hepatitis B & C)
Waspada Hepatitis pada Ibu Hamil, Yuk Cegah dengan
DDHBC ( Deteksi Dini Hepatitis B & C) !
Oleh : Deni Umi Rahmawati, S.ST
iNFOLABMED.COM - Hepatitis pada ibu hamil merupakan kondisi yang
penting untuk dikenali dan ditangani dengan hati-hati karena dapat berdampak
serius bagi ibu maupun janin. Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa
disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi obat-obatan tertentu, atau kondisi
autoimun. Macam-macam jenis hepatitis yang paling sering ditemui pada kehamilan
adalah hepatitis virus, terutama hepatitis A, B, C, D, dan E.
Hepatitis pada kehamilan perlu
penanganan khusus tergantung jenis virusnya. Skrining awal, pemantauan ketat,
serta intervensi yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius bagi ibu
dan bayi. Bayi yang terlahir dari ibu dengan Hepatitis wajib diberikan vaksin
untuk mencegah timbulnya infeksi hepatitis bawaan saat bayi tersebut
dilahirkan.
Penjelasan ringkas mengenai
masing-masing jenis hepatitis pada kehamilan diantaranya sebagai berikut :
1.
Hepatitis A (HAV)
- Penularan:
Fekal-oral (melalui makanan/minuman terkontaminasi).
- Risiko pada kehamilan:
Jarang menyebabkan komplikasi berat. Namun, bisa menyebabkan kelahiran
prematur atau komplikasi gastrointestinal.
- Pencegahan:
Vaksinasi dan menjaga kebersihan makanan.
2.
Hepatitis B (HBV)
- Penularan:
Darah dan cairan tubuh (hubungan seksual, jarum suntik, dari ibu ke bayi
saat lahir).
- Risiko pada kehamilan:
- Risiko penularan vertikal (dari ibu ke bayi),
terutama jika ibu memiliki viral load tinggi (HBeAg positif).
- Bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati
jangka panjang.
- Pencegahan:
- Bayi yang lahir dari ibu positif HBV harus segera
diberikan imunoglobulin HBV (HBIG) dan vaksin hepatitis B
dalam waktu 12 jam setelah lahir.
- Ibu dengan viral load tinggi bisa diberikan antivirus
(tenofovir) pada trimester 3 untuk menurunkan risiko penularan.
3.
Hepatitis C (HCV)
- Penularan:
Kontak darah (jarum suntik, transfusi darah), juga bisa dari ibu ke bayi.
- Risiko pada kehamilan:
- Penularan ke janin terjadi sekitar 5–10%, lebih tinggi
bila ibu juga terinfeksi HIV.
- Tidak ada vaksin untuk hepatitis C.
- Pengobatan dengan antivirus (DAA) tidak diberikan
selama kehamilan.
4.
Hepatitis D (HDV)
- Hanya terjadi jika ada infeksi hepatitis B (virus ini butuh HBV untuk replikasi).
- Risiko kehamilan:
Lebih berat dari hepatitis B sendiri, bisa memperparah kerusakan hati.
- Pencegahan: Vaksinasi hepatitis B (secara tidak
langsung mencegah HDV).
5.
Hepatitis E (HEV)
- Penularan:
Fekal-oral, seperti hepatitis A.
- Risiko pada kehamilan:
- Sangat berbahaya pada trimester ketiga: risiko kematian ibu tinggi (hingga 20–25%)
karena gagal hati fulminan.
- Dapat menyebabkan keguguran atau kematian
janin.
- Tidak ada vaksin yang tersedia secara luas.
Langkah-langkah Pencegahan Hepatitis B pada Ibu Hamil
Pencegahan hepatitis dari ibu hamil sangat penting
untuk melindungi kesehatan ibu dan mencegah penularan ke bayi.
Pencegahan tergantung pada jenis hepatitis yang dialami, namun secara umum ada
beberapa strategi utama.
1. Skrining Hepatitis pada Ibu Hamil
- Dilakukan pada kunjungan pertama kehamilan
(trimester 1).
- Tes yang biasanya dilakukan:
- HBsAg
(untuk hepatitis B)
- Anti-HCV
(untuk hepatitis C)
- LFT (fungsi hati)
bila dicurigai hepatitis aktif
2. Vaksinasi
- Hepatitis A dan B dapat dicegah dengan vaksinasi.
- Ibu yang belum memiliki kekebalan bisa divaksin sebelum
hamil atau pada trimester kedua jika risikonya tinggi.
- Tidak ada vaksin untuk hepatitis C, D, dan E saat ini.
3. Pencegahan Penularan ke Bayi Baru Lahir (Hepatitis B)
Jika ibu positif hepatitis B
(HBsAg+):
- Bayi harus mendapat:
- HBIG (imunoglobulin hepatitis B) dalam 12 jam setelah lahir
- Dosis pertama vaksin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir
- Dilanjutkan vaksin hepatitis B lengkap (3 dosis).
- Uji serologi ulang bayi saat usia 9–12 bulan untuk
memastikan bayi tidak terinfeksi.
4. Pengobatan Antiviral Saat Kehamilan (untuk Hepatitis B)
- Jika ibu memiliki HBV DNA tinggi (viral load tinggi),
bisa diberikan antivirus Tenofovir mulai trimester 3 untuk
mengurangi risiko penularan ke bayi.
5. Persalinan dan Tindakan Medis Aman
- Minimalkan intervensi invasif saat persalinan (seperti penggunaan alat vakum/forsep,
pemantauan scalp janin) untuk mengurangi risiko penularan virus melalui
darah.
- Persalinan normal
tetap aman untuk ibu dengan hepatitis, kecuali ada indikasi medis lain.
6. Konseling dan Edukasi
- Edukasi ibu hamil mengenai cara penularan hepatitis dan
pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan vaksinasi.
- Hindari berbagi jarum suntik, alat cukur, sikat gigi,
dan praktik seks tidak aman.
7. Pencegahan Hepatitis A dan E
- Jaga kebersihan makanan dan air (karena ditularkan
lewat fekal-oral).
- Hindari konsumsi makanan mentah, terutama di daerah
dengan sanitasi buruk.
- Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah ke toilet.
Post a Comment