Mengenal Tahapan Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik dalam Pemeriksaan Laboratorium Klinik
INFOLABMED.COM – Dalam dunia laboratorium klinik, akurasi hasil pemeriksaan sangat bergantung pada tiga tahapan utama yaitu Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik.
Ketiganya merupakan satu kesatuan proses yang menentukan mutu serta keandalan diagnosis dokter dalam pelayanan kesehatan.
Baca juga: Pemeriksaan Urobilin sebagai Indikator Fungsi Hati dan Hemolisis
Memahami setiap tahapan ini menjadi penting tidak hanya bagi tenaga laboratorium, tetapi juga bagi tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter, dan petugas pengambilan spesimen.
Tahap Pra Analitik
Tahap Pra Analitik mencakup semua proses sebelum sampel diperiksa secara laboratorium. Kesalahan pada tahap ini merupakan penyumbang terbesar terhadap ketidaksesuaian hasil pemeriksaan, dengan proporsi sekitar 60-70% dari total kesalahan laboratorium klinik menurut Plebani, M. (2006).
Beberapa hal yang termasuk dalam tahap ini adalah:
- Persiapan pasien (misalnya puasa atau tidak)
- Pengambilan spesimen (jenis tabung, teknik venipuncture)
- Labeling spesimen
- Transportasi dan penyimpanan spesimen
Kesalahan umum pada tahap ini bisa berupa salah identifikasi pasien, kesalahan volume darah, atau keterlambatan pengiriman ke laboratorium.
Tahap Analitik
Tahap Analitik adalah proses inti pemeriksaan laboratorium, di mana spesimen diuji menggunakan metode dan alat tertentu. Dalam tahap ini, peran validasi dan kalibrasi alat serta kontrol kualitas sangat penting untuk menjamin akurasi hasil.
Faktor yang berpengaruh dalam tahap ini antara lain:
- Kalibrasi dan pemeliharaan alat
- Validasi metode pengujian
- Kompetensi analis kesehatan
- Penggunaan bahan kimia reagen yang tepat
Tahap analitik harus mengikuti prinsip Good Laboratory Practice (GLP) dan standar ISO 15189 untuk laboratorium medis.
Baca juga: Kegunaan Methylen Blue untuk Pewarnaan Mikroskopis
Tahap Pasca Analitik
Tahap Pasca Analitik mencakup proses setelah hasil keluar dari alat pemeriksaan. Termasuk di dalamnya:
- Verifikasi hasil oleh analis atau dokter penanggung jawab laboratorium
- Pelaporan hasil ke sistem informasi laboratorium atau langsung ke dokter
- Konsultasi interpretasi hasil bila diperlukan
Kesalahan yang bisa terjadi meliputi keterlambatan pelaporan, salah kirim hasil, hingga salah interpretasi data oleh pengguna.
Post a Comment