Klasifikasi Pewarnaan Jaringan Mikroskopik: Jenis, Indikasi Penggunaan, dan Contoh Sampelnya

Table of Contents

 

INFOLABMED.COM – Pewarnaan jaringan merupakan tahap penting dalam pemeriksaan histologi yang bertujuan untuk memperjelas detail struktur sel dan jaringan, sehingga dapat diamati lebih mudah di bawah mikroskop. 

Beragam teknik pewarnaan telah dikembangkan untuk menyoroti komponen tertentu seperti inti sel, sitoplasma, kolagen, lipid, maupun mikroorganisme.

Baca juga: Teknik Pewarnaan Gram: Prinsip, Interpretasi, dan Kaitannya dengan Deteksi Dini Penyakit Infeksius

Artikel ini mengulas berbagai jenis pewarnaan jaringan yang umum digunakan, termasuk sebutannya, waktu penggunaannya, serta jenis sampel yang sesuai untuk masing-masing teknik.

1. Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE)

  • Sebutan: HE stain
  • Kapan digunakan: Merupakan pewarnaan standar yang paling sering digunakan dalam pemeriksaan histopatologi dasar.
  • Sampel: Hampir semua jenis jaringan organ seperti hati, ginjal, paru, kulit, serta jaringan tumor.
  • Fungsi:
    • Hematoksilin mewarnai inti sel menjadi biru tua
    • Eosin mewarnai sitoplasma dan matriks jaringan menjadi merah muda

2. Pewarnaan PAS (Periodic Acid-Schiff)

  • Sebutan: PAS stain
  • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi glikogen, mukopolisakarida, dan membran basal.
  • Sampel: Jaringan ginjal, hati, saluran pencernaan, serta jaringan yang dicurigai terinfeksi jamur.
  • Fungsi: Menunjukkan struktur kaya karbohidrat berwarna magenta (ungu kemerahan).

3. Pewarnaan Ziehl-Neelsen

  • Sebutan: ZN stain
  • Kapan digunakan: Digunakan untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam, seperti Mycobacterium tuberculosis.
  • Sampel: Sputum, jaringan paru, atau cairan tubuh pada dugaan TB.
  • Fungsi: Bakteri tahan asam tampak merah dengan latar biru muda.

4. Pewarnaan Masson’s Trichrome

  • Sebutan: Trichrome stain
  • Kapan digunakan: Untuk menilai jaringan ikat dan membedakan jaringan otot.
  • Sampel: Jaringan otot, hati, serta jaringan dengan fibrosis.Fungsi:
    • Kolagen tampak biru atau hijau
    • Otot dan sitoplasma tampak merah

5. Pewarnaan Giemsa

  • Sebutan: Giemsa stain
  • Kapan digunakan: Umumnya untuk sitologi, sediaan darah, dan jaringan dengan dugaan infeksi parasit.
  • Sampel: Sediaan darah tepi, jaringan limfoid, atau biopsi pada dugaan infeksi protozoa.
  • Fungsi: Inti sel berwarna ungu tua, sedangkan sitoplasma biru pucat.

6. Pewarnaan Sudan Black / Oil Red O

  • Sebutan: Sudan stain
  • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi kandungan lemak netral.
  • Sampel: Jaringan adiposa, hati (pada kondisi steatosis), dan jaringan saraf
  • Fungsi
    • Lemak tampak hitam dengan Sudan Black
    • Atau merah terang dengan Oil Red O

7. Pewarnaan Retikulin (Silver Stain)

  • Sebutan: Reticulin / Silver stain
  • Kapan digunakan: Menilai serabut retikulin, terutama pada evaluasi sumsum tulang dan hati.
  • Sampel: Hati, sumsum tulang, jaringan limfoid.
  • Fungsi: Serabut retikulin terlihat berwarna hitam.

8. Pewarnaan Congo Red

  • Sebutan: Congo Red stain
  • Kapan digunakan: Untuk mendeteksi keberadaan amiloid dalam jaringan.
  • Sampel: Jaringan ginjal, hati, limpa pada kasus dugaan amiloidosis.
  • Fungsi: Amiloid tampak merah di bawah mikroskop cahaya biasa, dan menunjukkan birefringence hijau apel di bawah mikroskop polarisasi.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment