The White Blood Cell and Differential Count: Fungsi, Teknik Pemeriksaan, dan Gangguan yang Terkait

Table of Contents
The White Blood Cell and Differential Count Fungsi, Teknik Pemeriksaan, dan Gangguan yang Terkait


INFOLABMED.COM – Sel darah putih (leukosit) merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam melawan infeksi. 

Pemeriksaan The White Blood Cell and Differential Count membantu mengevaluasi jumlah dan jenis leukosit untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis.

Baca juga : Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit dengan Metode Mikrovisual: Prinsip, Prosedur, dan Perhitungan

Apa Itu The White Blood Cell and Differential Count?

Sel darah putih (WBC) adalah sekelompok sel heterogen yang bersirkulasi dalam darah. 

Kadar normalnya berkisar antara 4.000–10.000 per mikroliter darah. Leukosit terdiri dari beberapa jenis, termasuk neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit, yang masing-masing memiliki fungsi spesifik dalam sistem imun.

Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan WBC dan differential count dapat dilakukan dengan dua cara:

  1. Manual – Menggunakan bilik hitung Neubauer dan pewarnaan Wright/Giemsa untuk mengklasifikasikan 200 sel leukosit.
  2. Otomatis – Menggunakan alat hematologi analyzer yang lebih cepat dan akurat, meskipun pemeriksaan manual masih lebih unggul dalam mendeteksi kelainan morfologi.

Selain itu, hitungan absolut setiap jenis leukosit seringkali lebih informatif dibanding persentasenya. Jika diperlukan, pemeriksaan sumsum tulang dapat dilakukan untuk mengevaluasi lebih lanjut kelainan hematologis.

Gangguan yang Terkait dengan Sel Darah Putih

1. Kelainan Kuantitatif

  • Neutrofilia (Peningkatan Neutrofil) – Terjadi pada infeksi bakteri, peradangan, atau leukemia myeloid.
  • Neutropenia (Penurunan Neutrofil) – Disebabkan oleh obat-obatan, infeksi virus, atau gangguan sumsum tulang.
  • Limfositosis (Peningkatan Limfosit) – Terkait infeksi virus seperti mononukleosis atau leukemia limfositik kronis (CLL).

2. Kelainan Kualitatif

  • Leukemia – Kanker darah yang ditandai proliferasi abnormal sel darah putih.
    • Leukemia Myeloid Kronis (CML) – Ditandai dengan peningkatan granulosit dan adanya kromosom Philadelphia.
    • Leukemia Limfositik Kronis (CLL) – Lebih sering pada lansia dengan limfositosis persisten.
  • Multiple Myeloma – Kanker sel plasma yang menghasilkan protein abnormal (M spike).

Baca juga : Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit Metode Kamar Hitung

Kesimpulan

Pemeriksaan The White Blood Cell and Differential Count sangat penting dalam mendiagnosis infeksi, peradangan, dan gangguan hematologis seperti leukemia. Dengan memahami fungsi dan interpretasi hasilnya, tenaga medis dapat menentukan penanganan yang tepat.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin Rachma Amalia Maharani

Post a Comment