Temporal Outline of Basic Semen Examination: Panduan Lengkap Prosedur dan Interpretasi Hasil

Table of Contents

 

Temporal Outline of Basic Semen Examination Panduan Lengkap Prosedur dan Interpretasi Hasil


INFOLABMED.COM – Pemeriksaan semen merupakan prosedur penting dalam evaluasi kesuburan pria. 

Berbeda dengan cairan tubuh lainnya, ejakulasi adalah campuran kompleks yang hanya terbentuk saat dikeluarkan. 

Baca juga : Pemeriksaan Analisis Semen (Seminogram): Prosedur dan Interpretasi Hasil

Artikel ini akan membahas secara rinci temporal outline of basic semen examination berdasarkan standar WHO, mencakup tahapan pemeriksaan, faktor yang memengaruhi hasil, dan interpretasinya.

1. Komposisi Ejakulat dan Faktor yang Mempengaruhi

Ejakulat terdiri dari:

  • Spermatozoa dari epididimis (penyimpanan sperma).
  • Cairan prostat (fraksi pertama, kaya sperma).
  • Cairan vesikula seminalis (fraksi akhir, membentuk gel).

Faktor Penting yang Mempengaruhi Hasil:

  • Abstinensi ejakulasi: Direkomendasikan 2–7 hari untuk akurasi hasil.
  • Metode pengumpulan: Hasil dari masturbasi di lab bisa berbeda dengan sampel dari hubungan seksual.
  • Kesehatan umum: Demam atau infeksi dapat menurunkan kualitas semen.

2. Prosedur Pemeriksaan Semen (Temporal Outline)

A. Tahap Pra-Pemeriksaan (0–30 Menit)

  • Pengukuran volume semen dengan timbangan.
  • Menunggu likuifaksi (proses alami pemecahan gel, biasanya ≤30 menit).

B. Pemeriksaan Awal (30–60 Menit Setelah Pengumpulan)

Penilaian makroskopik:

  • Warna, kekentalan, dan pH (normal: 7.2–8.0).

Penilaian mikroskopik:

  • Motilitas sperma: Persentase sperma bergerak (normal: ≥40%).
  • Vitalitas sperma: Uji hidup/mati dengan pewarna.
  • Konsentrasi sperma: Hitung jumlah sperma per mililiter.

C. Pemeriksaan Lanjutan (3 Jam–Hari Berikutnya)

  • Analisis morfologi sperma (bentuk normal/tidak).
  • Tes antibodi anti-sperma (jika diperlukan).
  • Pemeriksaan mikrobiologi (deteksi infeksi).

3. Faktor Pasien yang Mempengaruhi Hasil

  1. Ukuran testis: Berhubungan dengan produksi sperma harian.
  2. Obat-obatan: Seperti alpha-blocker atau SSRI dapat menghambat pengosongan sperma.
  3. Usia: Volume semen dan total sperma cenderung menurun seiring usia.

Baca juga : Virus Ebola Dapat Bertahan Hidup Lebih Lama Dalam Semen

4. Interpretasi Hasil

  • Sperm count total (konsentrasi × volume) lebih penting daripada konsentrasi saja.
  • Satu sampel cukup untuk skrining awal, tetapi 2–3 sampel dianjurkan untuk diagnosis pasti.

Referensi: WHO Laboratory Manual for the Examination and Processing of Human Semen (Edisi Terkini).

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment