Collection of Specimens: Panduan Lengkap Pengambilan Sampel untuk Diagnosis Medis

Table of Contents


Collection of Specimens: Panduan Lengkap Pengambilan Sampel untuk Diagnosis Medis


INFOLABMED.COM - Pengambilan sampel medis (collection of specimens) yang tepat merupakan langkah krusial untuk mendapatkan hasil diagnosis yang akurat. 

Artikel ini akan membahas prinsip dasar, jenis-jenis spesimen, dan protokol keamanan dalam pengumpulan sampel diagnostik.

Baca juga : Jenis-Jenis Spesimen Urin: Panduan Lengkap untuk Pemeriksaan Kesehatan

Prinsip Dasar Pengambilan Spesimen

  1. Kualitas Sampel & Informasi Klinis

    • Spesimen berkualitas tinggi + data klinis lengkap = Hasil diagnostik optimal.
    • Contoh: Ambil sampel bakteri sebelum pemberian antibiotik.
  2. Jenis Spesimen yang Optimal

    • Pus (nanah) langsung > usap pus (pus swab).
    • Minimalisasi kontaminasi flora normal (misal: urine mid-stream).
  3. Ketepatan Waktu & Kesegaran Sampel

    • Transportasi cepat ke lab (khusus untuk anaerob & parasit dalam tinja).
    • Sampel tinja untuk amoeba ("hot stools") harus diperiksa dalam <1 jam.
  4. Jumlah & Interval Pengambilan

    • Contoh: Tes antibodi berpasangan (paired sera) diambil dengan jarak 1-6 minggu.

Klasifikasi Biohazard Spesimen

LevelContoh Patogen Prosedur Keamanan
1E. coliBacillus subtilisSarung tangan, masker wajah
2HIV, Hepatitis B/C, Salmonella.Lab BSL-2, alat pelindung lengkap
3TB, SARS, Plasmodium falciparumLab BSL-3, tekanan udara negatif
4Ebola, Marburg, CCHFLab BSL-4, baju bertekanan positif

Jenis Spesimen & Penggunaannya

1. Spesimen Permukaan

  • Anal/Rektal: Gonore (N. gonorrhoeae).
  • Serviks: HSV, HPV, gonore.
  • Tenggorokan: Difteri, CandidaStreptococcus.
  • Kulit:
    • Kerokan kulit/kuku: Infeksi jamur (tinea).
    • Usap ruam petekie: Meningokokus.

2. Cairan Steril

  • Darah: Kultur untuk endokarditis (ambil dari beberapa lokasi).
  • CSF: Diagnosis meningitis (bakteri, TB, Cryptococcus).
  • Urine:
    • Mid-stream urine (MSU): Infeksi saluran kemih.
    • Urine pagi (EMU): Deteksi TB.
  • Cairan Sinovial: Artritis septik (prioritaskan kultur Staphylococcus).

3. Spesimen Non-Steril

  • Sputum:
    • Induksi sputum atau BAL untuk pasien HIV (P. jiroveci).
    • Kultur TB (+ pemeriksaan mikroskopis langsung).
  • Tinja:
    • Deteksi parasit (GiardiaStrongyloides).
    • Kultur untuk SalmonellaCampylobacter.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  • Kontaminasi: Gunakan teknik aseptik saat mengambil urine/swab.
  • Transportasi Lambat: Spesimen anaerob mati jika terkena udara >30 menit.
  • Label Salah: Selalu cantumkan nama pasien, jenis spesimen, dan tanggal.

Baca juga : Sistem Administrasi Laboratorium Patologi Anatomi

Kesimpulan

Pengambilan spesimen yang tepat (collection of specimens) memengaruhi akurasi diagnosis. Patuhi prinsip dasar, klasifikasi biohazard, dan protokol pengiriman ke lab.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment