Kleihauer Test: Pentingnya Deteksi Sel Darah Merah Janin dalam Sirkulasi Darah Ibu

Table of Contents
Kleihauer Test Pentingnya Deteksi Sel Darah Merah Janin dalam Sirkulasi Darah Ibu


INFOLABMED.COM - Kleihauer test adalah pemeriksaan penting dalam bidang kebidanan dan hematologi yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur jumlah sel darah merah janin (fetal RBCs) yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. 

Tes ini sangat krusial terutama pada kasus ketidakcocokan Rhesus (Rh incompatibility) antara ibu dan janin.

Baca juga : Memahami Hasil Elektroforesis Hemoglobin pada Thalasemia: Pentingnya Diagnosis Dini

Apa Itu Kleihauer Test?

Kleihauer test merupakan metode laboratorium yang memanfaatkan perbedaan ketahanan hemoglobin janin (HbF) dan hemoglobin dewasa (HbA) terhadap larutan asam. Prinsip kerjanya adalah:

  • HbA dalam sel darah merah ibu akan larut ketika terkena asam, meninggalkan "ghost cells".
  • HbF dalam sel darah merah janin lebih resisten terhadap asam, sehingga tetap terlihat sebagai sel yang berwarna merah muda gelap di bawah mikroskop.

Mengapa Kleihauer Test Penting?

Tes ini terutama dilakukan pada:

  • Ibu dengan golongan darah Rh-negatif yang melahirkan bayi Rh-positif
  • Kasus dengan risiko perdarahan fetomaternal (misalnya setelah trauma abdomen, amniosentesis, atau persalinan)

Tujuannya adalah untuk:

  1. Mendeteksi adanya sel darah merah janin dalam darah ibu
  2. Menghitung volume perdarahan fetomaternal
  3. Menentukan dosis anti-D imunoglobulin yang diperlukan untuk mencegah sensitisasi Rh

Prosedur Kleihauer Test

  1. Sampel: Darah ibu yang diambil dalam tabung EDTA
  2. Proses:
    • Sampel darah dioleskan pada gelas objek
    • Dipapar dengan larutan asam tertentu
    • Diwarnai dengan pewarna khusus
  3. Interpretasi:
    • Sel darah merah janin akan terlihat berwarna merah muda gelap
    • Sel darah merah ibu akan tampak sebagai "ghost" atau sel pucat
  4. Perhitungan:
    • Jumlah sel janin dihitung per 1000 sel ibu
    • Volume perdarahan dihitung dengan rumus:
      1800 × (rasio sel janin/sel ibu) × (4/3)
      
    • Contoh: Jika ditemukan 1% sel janin → 1800 × 1/100 × 4/3 = 24mL

Pemberian Anti-D Imunoglobulin

  • Dosis standar: 500IU untuk perdarahan 4mL
  • Tambahan: 250IU untuk setiap 1mL perdarahan berikutnya
  • Konfirmasi: Untuk perdarahan >2mL, biasanya dilakukan konfirmasi dengan flow cytometry

Baca juga : Analisa Hb (HPLC) | Seri Edukasi Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Kapan Harus Waspada?

Hasil Kleihauer test positif menunjukkan adanya perdarahan fetomaternal yang memerlukan:

  • Pemberian anti-D tepat waktu (dalam 72 jam)
  • Pemantauan pada kehamilan berikutnya
  • Konseling genetik untuk pasangan dengan risiko inkompatibilitas Rh

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment