Keracunan Lithium: Gejala, Pemeriksaan Darah, dan Kapan Perlu Hemodialisis?

Table of Contents
Keracunan Lithium: Gejala, Pemeriksaan Darah, dan Kapan Perlu Hemodialisis?


INFOLABMED.COM - Lithium adalah obat yang umum digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar, tetapi kadar yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan keracunan serius. 

Kenali gejala, cara diagnosis, dan penanganan keracunan lithium berikut ini.

Baca juga : Waspadai Ketidakseimbangan Magnesium: Dampaknya pada Kesehatan dan Tes Laboratorium

Konsentrasi Lithium dalam Darah

Lithium tersedia dalam bentuk tablet lepas lambat (sustained-release), tablet biasa, dan cairan. Kadar puncak lithium dalam darah terjadi:

  • 30 menit setelah konsumsi sediaan cair
  • 4-5 jam setelah konsumsi tablet lepas lambat

Waktu paruh lithium dalam darah biasanya lebih dari 24 jam. Interpretasi kadar lithium harus mempertimbangkan kondisi pasien:

  1. Overdosis akut pada pasien baru
  2. Kelebihan kronis lithium
  3. Overdosis akut pada pasien yang sudah rutin minum lithium

Catatan penting: Jangan mengambil sampel darah untuk pemeriksaan lithium menggunakan tabung heparin lithium!

1. Overdosis Akut pada Pasien Baru

Pada pasien yang pertama kali mengonsumsi lithium:

  • Risiko toksisitas relatif rendah
  • Gejala keracunan bisa muncul terlambat (sampai 24 jam)
  • Periksa kadar lithium 6 jam setelah konsumsi
  • Berikan cairan infus untuk membantu eliminasi lithium
  • Pertimbangkan hemodialisis jika kadar lithium >7,5 mmol/L

2. Kelebihan Lithium Kronis

Keracunan bisa terjadi karena:

  • Dosis terlalu tinggi
  • Dehidrasi
  • Interaksi dengan obat lain (diuretik tiazid, NSAID, ACE inhibitor, tetrasiklin)
  • Kondisi seperti hipertensi, diabetes, gagal ginjal

Penanganan:

  • Periksa kadar lithium segera
  • Berikan cairan infus (biasanya cukup untuk menurunkan kadar lithium)
  • Hemodialisis diperlukan jika kadar lithium >2,5 mmol/L

3. Overdosis Akut pada Pasien yang Sudah Rutin Minum Lithium

Ini adalah kondisi paling berbahaya karena lithium sudah terakumulasi dalam jaringan.

  • Periksa kadar lithium 6 jam setelah overdosis
  • Ulangi pemeriksaan setiap 6-12 jam jika ada gejala
  • Hemodialisis diperlukan jika kadar >4 mmol/L

Indikasi Hemodialisis

Hemodialisis efektif untuk menurunkan kadar lithium dengan cepat. Diperlukan jika:

  • Kadar lithium sangat tinggi
  • Pasien koma, kejang, gagal napas, atau gagal ginjal akut
  • Setiap 1 jam hemodialisis menurunkan kadar lithium 1 mmol/L
  • Periksa ulang kadar lithium setelah hemodialisis dan 6-12 jam kemudian (karena bisa terjadi rebound)

Pemeriksaan Penunjang Lainnya

  1. Elektrolit & Fungsi Ginjal

    • Natrium rendah (hiponatremia) sering terjadi
    • Periksa kalium, ureum, kreatinin karena lithium diekskresikan melalui ginjal
  2. EKG

    • Lithium bisa menyebabkan aritmia atau blok jantung lengkap
    • Pada keracunan kronis, sering ditemukan depresi segmen ST dan inversi gelombang T

Baca juga : Peran Vital Hormon Antidiuretik (ADH) atau Arginine Vasopressin (AVP) dalam Keseimbangan Cairan Tubuh

Kesimpulan

Keracunan lithium bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat. Pemeriksaan kadar lithium darahelektrolit, dan EKG sangat penting untuk menentukan penanganan. Hemodialisis diperlukan pada kasus berat dengan kadar lithium tinggi atau gejala serius.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment