Food Poisoning: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Keracunan Makanan dengan Tepat

Table of Contents

 

Food Poisoning: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Keracunan Makanan dengan Tepat

INFOLABMED.COM – Food poisoning (keracunan makanan) adalah kondisi yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun. 

Gejalanya bisa ringan hingga parah, bahkan mengancam nyawa. 

Baca juga : Zat Aditif dalam Makanan: Manfaat, Jenis, dan Dampaknya bagi Kesehatan

Bagaimana cara mengenali dan mengatasinya?

Apa Itu Food Poisoning?

Food poisoning adalah infeksi atau iritasi saluran pencernaan yang disebabkan oleh:

  • Bakteri (seperti E. coliSalmonellaListeria).
  • Virus (seperti Norovirus, Hepatitis A).
  • Parasit (seperti Giardia).
  • Racun (seperti pada kerang atau jamur beracun).

Gejala biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Gejala Food Poisoning

Gejala umum keracunan makanan meliputi:

  • Mual & muntah.
  • Diare (kadang disertai darah).
  • Sakit perut dan kram.
  • Demam ringan hingga tinggi.
  • Lemah dan pusing (akibat dehidrasi).

⚠️ Gejala Berbahaya yang Perlu Diwaspadai:

  • Penglihatan kabur atau sulit menelan (tanda botulisme).
  • Demam >39°C.
  • Diare lebih dari 3 hari.
  • Tanda dehidrasi parah (mulut kering, jarang buang air kecil, lemas ekstrem).

Penyebab Food Poisoning

Berikut beberapa penyebab umum keracunan makanan dan sumbernya:

PenyebabSumber MakananWaktu Muncul Gejala
SalmonellaTelur mentah, daging unggas6 jam–6 hari
E. coliDaging kurang matang, sayuran mentah3–4 hari
NorovirusKerang, makanan siap saji12–48 jam
StaphylococcusKue krim, makanan tidak disimpan baik30 menit–8 jam
Listeria                       Susu unpasteurisasi, daging olahan              1–4 minggu

Siapa yang Paling Berisiko?

  • Bayi & anak kecil.
  • Ibu hamil (risiko keguguran jika terinfeksi Listeria).
  • Lansia.
  • Orang dengan daya tahan tubuh lemah (HIV, diabetes, kanker).

Komplikasi Food Poisoning

Jika tidak ditangani, keracunan makanan dapat menyebabkan:

  • Dehidrasi parah (berbahaya bagi anak dan lansia).
  • Gagal ginjal (pada infeksi E. coli).
  • Sepsis (infeksi menyebar ke darah).
  • Sindrom Guillain-Barré (komplikasi langka dari Campylobacter).

Diagnosis Food Poisoning

Dokter biasanya mendiagnosis berdasarkan:

  • Riwayat makanan yang dikonsumsi.
  • Pemeriksaan fisik (tanda dehidrasi, nyeri perut).
  • Tes tinja atau darah (jika gejala parah atau berkepanjangan).

Pengobatan Food Poisoning

1. Pertolongan Pertama di Rumah

  • Minum banyak cairan (oralit, air putih, kuah bening) untuk cegah dehidrasi.
  • Hindari makanan padat sampai muntah/diare mereda.
  • Istirahat cukup untuk pemulihan.

2. Obat-Obatan

  • Antibiotik (jika disebabkan bakteri seperti Salmonella).
  • Antiparasit (jika karena parasit seperti Giardia).
  • Probiotik (untuk kembalikan keseimbangan bakteri usus).

⚠️ Hindari obat anti-diare (seperti loperamide) tanpa konsultasi dokter, karena bisa memperparah infeksi tertentu.

3. Perawatan Rumah Sakit

Diperlukan jika:

  • Dehidrasi berat (perlu infus).
  • Gejala neurologis (seperti botulisme).
  • Muntah/diare tidak terkendali.

Cara Mencegah Food Poisoning

  1. Cuci tangan dengan sabun sebelum masak/makan.
  2. Masak makanan hingga matang (daging >71°C, unggas >74°C).
  3. Simpan makanan di suhu aman (hindari makanan yang didiamkan >2 jam di suhu ruang).
  4. Hindari susu/jus tidak dipasteurisasi.
  5. Bersihkan peralatan masak setelah mengolah daging mentah.

Makanan yang Harus Dihindari bagi Kelompok Risiko

  • Daging/ikan mentah (sushi, sashimi).
  • Telur setengah matang.
  • Sayuran kecambah mentah (tauge, alfalfa).
  • Keju lunak unpasteurisasi (brie, camembert).

Baca juga : Botulism: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan Keracunan Berbahaya

Pertanyaan Umum tentang Food Poisoning

❓ Berapa lama food poisoning berlangsung?
Biasanya 1–3 hari, tapi bisa lebih lama tergantung penyebabnya.

❓ Kapan harus ke dokter?
Jika ada gejala dehidrasi, demam tinggi, atau darah dalam tinja.

❓ Apakah keracunan makanan menular?
Ya, beberapa jenis (seperti Norovirus) bisa menular melalui muntahan/tinja.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment