Blood Transfusion pada Thalassemia: Panduan Lengkap Prosedur dan Manajemen Komplikasi

Table of Contents

 

Blood Transfusion pada Thalassemia Panduan Lengkap Prosedur dan Manajemen Komplikasi

INFOLABMED.COM – Transfusi darah (blood transfusion) merupakan terapi utama bagi pasien thalassemia yang tergantung transfusi (TDT). 

Prosedur ini tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga memerlukan manajemen yang cermat untuk meminimalkan risiko komplikasi. 

Baca juga : Pemeriksaan Hepatitis C

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang blood transfusion, mulai dari indikasi, persiapan, hingga penanganan reaksi transfusi berdasarkan panduan terkini.

1. Indikasi Blood Transfusion pada Thalassemia

Transfusi darah rutin direkomendasikan untuk pasien TDT dengan kriteria berikut:

  • Kadar hemoglobin <7 g/dL pada dua pemeriksaan terpisah.
  • Gagal tumbuh (failure to thrive) atau gangguan perkembangan.
  • Komplikasi hematopoiesis seperti perubahan tulang wajah atau pembesaran limpa.

Catatan: Pasien dengan thalassemia non-transfusi (NTDT) mungkin hanya membutuhkan transfusi sesaat selama infeksi atau kehamilan.

2. Prosedur Blood Transfusion

A. Persiapan Pasien

  • Pemeriksaan golongan darah dan fenotip (ABO, Rh, Kell) sebelum transfusi pertama.
  • Informed consent dari pasien/keluarga.

B. Pemilihan Produk Darah

  • Darah leucodepleted (pengurangan sel darah putih) untuk mengurangi reaksi demam.
  • Kesesuaian antigen (minimal Rh dan Kell) untuk mencegah aloimunisasi.
  • Usia darah: Idealnya <14 hari, tetapi prioritas utama adalah kecocokan antigen.

C. Perhitungan Volume Transfusi

Rumus yang digunakan:

Volume (mL) = [(Hb target - Hb aktual) x berat badan (kg) x 3] / hematokrit kantong darah

3. Manajemen Komplikasi Blood Transfusion

A. Reaksi Non-Hemolitik

  • Demam (FNHTR): Berikan antipiretik dan pastikan darah leucodepleted.
  • Reaksi alergi: Antihistamin atau kortikosteroid sebelum transfusi.

B. Reaksi Hemolitik Akut

  • Gejala: Demam, nyeri punggung, syok.
  • Tindakan: Hentikan transfusi, berikan cairan IV, dan pantau fungsi ginjal.

C. Aloimunisasi

  • Pencegahan: Pemilihan darah dengan kecocokan antigen extended (Rh, Kell, Duffy).
  • Penanganan: Identifikasi antibodi dan pemberian darah yang sesuai.

D. Overload Cairan (TACO)

  • Gejala: Sesak napas, edema paru.
  • Tindakan: Berikan diuretik dan kurangi kecepatan transfusi.

4. Teknologi Terkini dalam Blood Transfusion

  • Pathogen inactivation: Teknologi untuk mengurangi risiko infeksi (masih dalam uji klinis).
  • Darah buatan (manufactured red cells): Pengembangan sel darah dari stem cell (terbatas pada uji coba fase awal).

Baca juga : Pemeriksaan Skrining Antibodi

5. Beban Ekonomi dan Kualitas Hidup

  • Biaya transfusi bisa mencapai ratusan dolar per unit, tergantung sistem kesehatan.
  • Dampak psikologis: Dukungan mental diperlukan untuk pasien dan keluarga.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin Rachma Amalia Maharani

Post a Comment