Beta-2 Microglobulin dan Penyakit Ginjal: Tes Penting untuk Deteksi Kerusakan Ginjal

Table of Contents

 

Beta-2 Microglobulin dan Penyakit Ginjal: Tes Penting untuk Deteksi Kerusakan Ginjal

INFOLABMED.COM - Beta-2 Microglobulin (B2M) adalah protein yang berperan dalam sistem imun dan dapat menjadi penanda penting untuk mendeteksi kerusakan ginjal, terutama pada tubulus ginjal. 

Meskipun tidak sering digunakan, tes ini membantu membedakan jenis kerusakan ginjal yang terjadi. 

Baca juga: Urinalisis untuk Mendeteksi Kelainan Ginjal Dini

Apa Itu Beta-2 Microglobulin (B2M)?

Beta-2 Microglobulin adalah protein yang ditemukan di permukaan sel dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh (komponen MHC class I). 

Protein beta 2 microblobulin biasanya disaring oleh ginjal: 

  • Glomerulus: Menyaring B2M dari darah 
  • Tubulus proksimal: Menyerap kembali B2M ke dalam darah 

Jika terjadi kerusakan pada tubulus ginjal, kadar B2M dalam urine akan meningkat karena tubulus tidak mampu menyerapnya kembali. 

Sebaliknya, jika glomerulus rusak, kadar B2M dalam darah akan meningkat karena ginjal tidak dapat menyaringnya. 

Kapan Tes B2M Diperlukan?

Tes ini jarang dilakukan, tetapi mungkin direkomendasikan jika:
✔ Ada gejala disfungsi ginjal (edema, urine berbusa, kelelahan)
✔ Diduga keracunan logam berat(kadmium atau merkuri)
✔ Pasien menjalani dialisis jangka panjang(untuk memantau amiloidosis terkait dialisis)
✔ Pasien transplantasi ginjal (mendeteksi penolakan transplantasi) 

Prosedur Tes B2M

  • Sampel: Darah dari vena lengan dan/atau urine (sampel acak atau urine 24 jam) 
  • Persiapan: Tidak perlu puasa 
  • Waktu hasil: Sekitar 7 hari kerja

Interpretasi Hasil Tes

  • Kadar B2M tinggi dalam darah + rendah dalam urine

    • Menunjukkan kerusakan glomerulus (misalnya glomerulonefritis) 
  • Kadar B2M rendah dalam darah + tinggi dalam urine

    • Menunjukkan kerusakan tubulus ginjal (misalnya nefropati toksik) 
  • Pada pasien dialisis

    • Kadar B2M tinggi dapat mengindikasikan amiloidosis terkait dialisis
  • Pada transplantasi ginjal

    • Peningkatan B2M urine bisa menjadi tanda penolakan transplantasi

Keterbatasan Tes B2M

  • Tidak spesifik: Kadar B2M juga bisa meningkat pada kanker darah(misalnya multiple myeloma) atau infeksi berat
  • Tidak digunakan sebagai tes rutin: Tes fungsi ginjal standar seperti kreatinin dan ureum lebih umum dipakai. 

Penyakit dan Kondisi yang Mempengaruhi Kadar B2M

  1. Gangguan Ginjal

    • Nefropati diabetik 
    • Penyakit ginjal kronis 
    • Nefritis interstitial 
  2. Paparan Logam Berat

    • Keracunan kadmium atau merkuri 
  3. Kondisi Lain

    • Infeksi virus (CMV, HIV) 
    • Penyakit autoimun (lupus) 
    • Kanker (leukemia, limfoma) 

Penanganan Jika Hasil Abnormal

  • Untuk kerusakan tubulus: Hindari obat nefrotoksik, perbaiki hidrasi 
  • Untuk glomerulopati: Terapi spesifik berdasarkan penyebab 
  • Pada pasien dialisis: Pertimbangkan perubahan metode dialisis 

Baca juga: Kenali Sejak Dini Penyakit Gagal Ginjal

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Nisriyna.
Nisriyna. semoga tulisan-tulisan ini bisa bermanfaat dan menginspirasi:) Let's connect in Linked in [Nisriyna N]

Post a Comment