Tau Protein: Fungsi, Tes, dan Perannya dalam Diagnosis Gangguan Otak
Table of Contents
INFOLABMED.COM – Tau protein adalah bentuk khusus dari beta-2 transferrin yang biasanya hanya ditemukan dalam cairan serebrospinal (CSF).
Protein ini membantu membedakan CSF dari cairan tubuh lain, terutama dalam kasus kebocoran setelah cedera kepala atau operasi otak.
Baca juga: Apa itu Demensia ? Apakah berbahaya ?
Mengapa Tes Tau Protein Dilakukan?
Tes tau protein digunakan untuk:
- Mengidentifikasi kebocoran CSF dari hidung atau telinga (rinore atau otore) setelah fraktur tengkorak atau operasi otak.
- Membantu diagnosis kondisi neurologis tertentu, seperti penelitian terkait penyakit Alzheimer.
Kapan Tes Tau Protein Diperlukan?
Tes ini direkomendasikan jika:
- Ada cairan bening keluar dari hidung atau telinga setelah cedera kepala berat.
- Dokter mencurigai adanya kebocoran CSF yang memerlukan konfirmasi laboratorium.
Prosedur Pengambilan Sampel
- Sampel yang Diperiksa: Cairan dari hidung/telinga dan sampel darah untuk perbandingan.
- Persiapan: Tidak diperlukan puasa atau persiapan khusus.
- Waktu Hasil: Sekitar 7 hari kerja, tergantung laboratorium.
Interpretasi Hasil Tes Tau Protein
- Tau Protein Terdeteksi: Menunjukkan kemungkinan kebocoran CSF.
- Tidak Terdeteksi: Cairan mungkin berasal dari infeksi atau penyebab lain.
Catatan Penting:
- Pada beberapa kasus, tau protein bisa ditemukan dalam darah, terutama pada orang dengan varian genetik tertentuatau konsumsi alkohol berlebihan.
- Tes ini jarang dilakukan karena kebocoran CSF sangat langka.
Baca juga: Infeksi Bakteri dan Hubungannya dengan Perkembangan Penyakit Alzheimer
Tau Protein dan Alzheimer
Penelitian menunjukkan bahwa tau protein juga terlibat dalam neurofibrillary tanglespada otak penderita Alzheimer.
Namun, pengukuran tau protein untuk diagnosis Alzheimer belum direkomendasikan dalam praktik klinis rutin.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment