Bleeding Time: Prosedur, Nilai Normal, dan Penyebab Hasil yang Memanjang
Table of Contents
INFOLABMED.COM - Bleeding time adalah tes yang digunakan untuk menilai fungsi trombosit dan hemostasis primer secara in vivo.
Berbeda dengan tes laboratorium konvensional, pemeriksaan ini dilakukan secara langsung pada pasien untuk mengukur seberapa cepat perdarahan berhenti setelah luka kecil dibuat.
Baca juga : Bleeding Time: Ivy Bleeding Time dan Template Bleeding Time, Pemeriksaan Deteksi Gangguan Pembekuan Darah
Prosedur Pemeriksaan Bleeding Time
Persiapan Pasien:
- Pasien diminta berhenti mengonsumsi aspirin atau obat antiplatelet lainnya 7 hari sebelum tes.
- Tes tidak dilakukan jika jumlah trombosit <100 x 10⁹/L karena akan memberikan hasil yang tidak akurat.
Pelaksanaan Tes:
- Manset tekanan darah (sphygmomanometer) dipasang di lengan atas dan dikembangkan hingga 40 mmHg.
- Dua sayatan kecil dengan kedalaman tertentu dibuat di lengan bawah menggunakan pisau khusus.
- Darah yang keluar diserap dengan kertas saring tanpa mengganggu pembekuan.
Pengukuran Waktu:
- Tes dihentikan ketika perdarahan berhenti sepenuhnya.
- Nilai normal: ≤7 menit (tergantung metode, >9 menit dianggap abnormal).
- Waktu perdarahan cenderung lebih panjang pada wanita.
Kegunaan Tes Bleeding Time
- Skrining gangguan fungsi trombosit (bawaan atau didapat).
- Jika hasil normal dan tidak ada riwayat perdarahan, kemungkinan besar tidak ada kelainan trombosit.
Penyebab Bleeding Time Memanjang
Kategori | Contoh Kondisi |
---|---|
Gangguan Jumlah Trombosit | Trombositopenia (<100 x 10⁹/L) |
Gangguan Fungsi Trombosit | Efek aspirin, myelodysplastic syndrome (MDS) |
Kelainan Faktor Pembekuan | Penyakit von Willebrand (vWD), defisiensi faktor V/XI |
Kelainan Pembuluh Darah | Ehlers-Danlos syndrome, afibrinogenemia |
Baca juga : Pemeriksaan Clotting Time (Waktu Pembekuan) Metode Lee-White
Keterbatasan Tes Bleeding Time
- Tidak dianjurkan untuk pasien dengan trombositopenia berat.
- Hasil bisa terpengaruh obat seperti NSAID atau antikoagulan.
- Tes ini jarang digunakan saat ini karena adanya alternatif seperti PFA-100 (Platelet Function Analyzer).
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment