Westgard Rules dan Multirules: Panduan Lengkap untuk Kontrol Kualitas di Laboratorium Medis

Table of Contents

Westgard Rules dan Multirules Panduan Lengkap untuk Kontrol Kualitas di Laboratorium Medis

INFOLABMED.COM – Westgard Rules dan Multirules adalah serangkaian aturan statistik yang digunakan di laboratorium medis untuk memonitor kualitas hasil tes. 

Sistem ini membantu mendeteksi kesalahan acak (random error) dan sistematis (systematic error) secara efektif, sekaligus meminimalkan alarm palsu (false rejection).

Baca juga : Quality Control | Apa itu Quality Control?

Apa Itu Westgard Rules?

Westgard Rules adalah protokol kontrol kualitas (QC) yang dikembangkan oleh Dr. James Westgard. Aturan ini menggabungkan beberapa kriteria statistik untuk mengevaluasi data QC, seperti:

  • 1₂s Rule: Peringatan jika satu titik kontrol melebihi ±2SD (standar deviasi).
  • 1₃s Rule: Penolakan jika satu titik kontrol melebihi ±3SD.
  • 2₂s Rule: Penolakan jika dua titik kontrol berturut-turut melebihi ±2SD.
  • R₄s Rule: Penolakan jika jarak antara dua titik kontrol >4SD.

Mengapa Menggunakan Multirules?

Multirules menggabungkan beberapa aturan QC sekaligus untuk:

  • Meningkatkan error detection (mendeteksi kesalahan yang signifikan secara medis).
  • Mengurangi false rejection (hasil QC baik yang salah ditolak).

Contoh Masalah dengan Single Rule:

  • 1₂s Rule: Memiliki tingkat false rejection tinggi (9% untuk N=2, 18% untuk N=4).
  • 1₃s RuleError detection-nya rendah, sehingga bisa melewatkan kesalahan penting.

Solusi Multirules:

Dengan menggabungkan aturan seperti 1₃s/2₂s/R₄s, laboratorium bisa:

  • Mempertahankan error detection tinggi.
  • Menekan false rejection di bawah 5%.

Kapan Harus Menggunakan Multirules?

Multirules ideal untuk:

  • Metode analisis dengan presisi rendah (misalnya tes manual).
  • Tes kritis yang memerlukan sensitivitas tinggi.

Single Rule cukup jika:

  • Metode sudah sangat stabil (seperti analyzer kimia/hematologi modern).
  • Error detection >90% bisa dicapai dengan aturan seperti 1₃.₅s.

Analogi QC dengan Tes Diagnostik

  • Sensitivity (Error Detection): Kemampuan mendeteksi kesalahan.
  • Specificity (Minimizing False Rejection): Kemampuan menghindari alarm palsu.

Strategi Optimasi:

  • Parallel Testing: Gunakan beberapa aturan sekaligus untuk meningkatkan sensitivitas.
  • Serial Testing: Gunakan aturan spesifik (seperti 2₂s) untuk konfirmasi setelah peringatan 1₂s.

Penerapan Praktis di Lab

  1. Tentukan N (Jumlah Pengukuran Kontrol):

    • N=2: Dua pengukuran pada satu bahan kontrol atau satu pengukuran pada dua bahan berbeda.
    • N=4: Empat pengukuran pada satu bahan atau satu pengukuran pada empat bahan.
  2. Pilih Aturan Berdasarkan Kebutuhan:

    • Untuk high-throughput analyzer, gunakan 1₃s.
    • Untuk tes kompleks, gabungkan 1₃s/2₂s/R₄s.

Baca juga : Pemantapan Mutu laboratorium

  1. Monitor False Rejection dan Error Detection:

    • Targetkan error detection ≥90% dan false rejection ≤5%.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment