Venous Thromboembolism (VTE): Gejala, Risiko, dan Cara Mencegah Penggumpalan Darah

Table of Contents
Venous Thromboembolism (VTE): Gejala, Risiko, dan Cara Mencegah Penggumpalan Darah


INFOLABMED.COMVenous thromboembolism (VTE) adalah kondisi serius yang meliputi deep vein thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (PE). 

DVT terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki, sedangkan PE terjadi ketika gumpalan tersebut pecah dan menyumbat pembuluh darah di paru-paru. 

Baca juga : Ini Bahayanya Ketika Jumlah Sel Trombosit Terlalu Rendah

Kondisi ini dapat mengancam jiwa, tetapi seringkali dapat dicegah dengan pemahaman yang tepat tentang gejala dan faktor risikonya.

Apa Itu Venous Thromboembolism (VTE)?

VTE mencakup dua kondisi utama:

  1. Deep Vein Thrombosis (DVT) – Penggumpalan darah di vena dalam, terutama di kaki atau panggul.
  2. Pulmonary Embolism (PE) – Gumpalan darah yang terlepas dan menyumbat arteri paru-paru, berpotensi fatal.

Gejala VTE yang Perlu Diwaspadai

Gejala DVT:

  • Pembengkakan di kaki atau lengan.
  • Nyeri atau rasa nyeri tekan.
  • Kulit terasa hangat dan memerah.
  • Catatan: Sekitar 50% penderita DVT tidak menunjukkan gejala.

Gejala PE:

  • Sesak napas tiba-tiba.
  • Detak jantung lebih cepat atau tidak teratur.
  • Nyeri dada yang memburuk saat batuk atau menarik napas dalam.
  • Batuk darah.
  • Pusing atau pingsan akibat tekanan darah sangat rendah.
  • PE bisa terjadi tanpa gejala DVT sebelumnya!

Faktor Risiko VTE

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko VTE meliputi:

  • Cedera pada pembuluh vena (misalnya, pasca operasi atau trauma).
  • Aliran darah melambat (akibat imobilisasi lama, seperti duduk terlalu lama saat perjalanan jauh).
  • Penyakit kronis (kanker, gagal jantung, atau gangguan pembekuan darah).
  • Peningkatan hormon estrogen (kehamilan, pil KB, atau terapi hormon).
  • Riwayat keluarga dengan penggumpalan darah.

Komplikasi VTE yang Berbahaya

  • Post-Thrombotic Syndrome (PTS) – Kerusakan permanen pada katup vena, menyebabkan nyeri kronis dan pembengkakan.
  • Hipertensi paru kronis – Jika PE tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru serius.
  • Kekambuhan – Sekitar 30% penderita VTE berisiko mengalami penggumpalan darah lagi.

Cara Mencegah VTE

  • Hindari duduk terlalu lama – Bangun dan berjalan setiap 1-2 jam, terutama saat perjalanan panjang.
  • Gunakan stoking kompresi jika berisiko tinggi.
  • Olahraga kaki saat duduk (angkat tumit dan jari kaki secara bergantian).
  • Minum obat pengencer darah (antikoagulan) jika diresepkan dokter.
  • Pertahankan berat badan sehat dan hindari gaya hidup sedentari.

Diagnosis dan Pengobatan

  • Diagnosis dilakukan melalui USG Doppler (untuk DVT) atau CT scan (untuk PE).
  • Pengobatan DVT: Obat antikoagulan dan stoking kompresi.
  • Pengobatan PE darurat: Terapi trombolitik untuk menghancurkan gumpalan.

Baca juga : Pemeriksaan Jumlah Trombosit Pada Tes Hemostasis

Fakta Penting:

  • DVT tidak menyebabkan serangan jantung atau stroke karena terjadi di vena, bukan arteri.
  • Arterial thrombosis (penggumpalan di arteri) adalah kondisi berbeda yang bisa memicu stroke atau serangan jantung.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment