Red Blood Cell Survival Study (RBC Survival Study): Fungsi, Prosedur, dan Hasilnya

Table of Contents

 

Red Blood Cell Survival Study (RBC Survival Study): Fungsi, Prosedur, dan Hasilnya

INFOLABMED.COM Red Blood Cell Survival Study (RBC Survival Study) adalah pemeriksaan medis yang digunakan untuk mengukur masa hidup sel darah merah (RBC) dalam tubuh. 

Tes Red Blood Cell Survival Study (RBC Survival Study) penting untuk mendiagnosis berbagai kondisi yang menyebabkan penghancuran sel darah merah lebih cepat dari normal, seperti penyakit hemolitik.

Baca juga : Pengamatan Sel Darah Merah: Kunci Diagnosa Kesehatan Darah

Apa Itu Red Blood Cell Survival Study (RBC Survival Study)?

Sel darah merah (RBC) biasanya bertahan dalam sirkulasi darah selama 80 hingga 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan secara alami. 

Namun, pada penyakit hemolitik, sel darah merah mati lebih cepat dari seharusnya.

RBC Survival Study melibatkan pelabelan sampel darah pasien dengan kromium radioaktif (51Cr)

Sel darah yang telah diberi label kemudian disuntikkan kembali ke tubuh pasien dan dipantau melalui pengambilan sampel darah secara berkala selama beberapa minggu. 

Pemindaian di area precordium, hati, dan limpa juga dilakukan untuk melihat apakah terjadi penumpukan sel darah merah di limpa, yang dapat menjadi indikasi perlunya splenektomi (pengangkatan limpa).

Nilai Normal RBC Survival Study

  • Masa paruh sel darah merah berlabel 51Cr: 25–35 hari

Arti Hasil Abnormal

Jika hasil menunjukkan penurunan masa hidup sel darah merah, kondisi berikut mungkin terjadi:

  • Anemia hemolitik (seperti anemia sel sabit, spherocytosis herediter)
  • Leukemia limfositik kronis
  • Penyakit hemoglobin C
  • Anemia pernisiosa
  • Uremia
  • Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes

  • Transfusi darah baru-baru ini
  • Produksi sel darah merah yang meningkat
  • Perdarahan aktif
  • Leukositosis atau trombositosis
  • Pergerakan pasien selama pemindaian

Prosedur RBC Survival Study

Sebelum Tes

  • Pasien tidak perlu puasa.
  • Tenaga medis akan menjelaskan prosedur dan memastikan pasien tidak hamil (karena penggunaan bahan radioaktif).

Selama Tes

  1. Pengambilan sampel darah (20 mL) dan pelabelan dengan 51Cr.
  2. Suntik ulang darah berlabel ke tubuh pasien.
  3. Pengambilan darah berkala (10 mL) selama 2–3 minggu.
  4. Pemindaian hati, limpa, dan precordium untuk mendeteksi penumpukan sel darah merah.

Setelah Tes

  • Hasil abnormal dilaporkan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Baca juga : RBC Adalah Red Blood Cell Yang Memiliki Peran Vital Sel Darah Merah dalam Kesehatan Manusia

Kontraindikasi

  • Ibu hamil (kecuali dilakukan selama menstruasi atau 12–14 hari setelahnya).
  • Pasien yang tidak bisa berbaring diam karena nyeri atau kondisi lain.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment