Fungsi, Tahapan, dan Mekanisme Kimiawi, Biologi, dan Fisik dalam Pemeriksaan Histologi Sampel
INFOLABMED.COM – Pemeriksaan histologi adalah proses laboratorium yang sangat penting dalam dunia medis, khususnya dalam bidang patologi anatomi.
🧪 Fungsi, Tahapan, dan Mekanisme Kimiawi, Biologi, dan Fisik dalam Pemeriksaan Histologi
Proses pemeriksaan histologi terdiri dari beberapa tahapan penting yang harus dilakukan secara berurutan dan hati-hati:
1. Pengambilan Sampel (Biopsi atau Autopsi)
Langkah pertama adalah pengambilan sampel jaringan dari tubuh pasien melalui prosedur biopsi atau autopsi. Kualitas sampel yang diambil sangat mempengaruhi hasil akhir pemeriksaan histologi.
2. Fiksasi
Setelah sampel diambil, langkah berikutnya adalah fiksasi, yaitu merendam sampel dalam larutan fiksatif seperti formalin 10% untuk mencegah autolisis dan pembusukan jaringan.
Fiksasi juga bertujuan untuk mempertahankan struktur seluler dan komponen jaringan agar tetap utuh selama proses pengolahan.
Mekanisme Kimiawi: Formalin bekerja dengan cara mengikat protein dalam jaringan melalui ikatan silang (cross-linking), yang mengakibatkan denaturasi protein. Proses ini mengubah struktur tiga dimensi protein, sehingga mempertahankan bentuk dan komponen seluler pada keadaan "life-like state" .
Mekanisme Biologi: Fiksasi mencegah autolisis, yaitu pembusukan jaringan oleh enzim intraseluler yang dilepaskan ketika membran organel pecah. Selain itu, fiksasi juga menghambat aktivitas bakteri pengurai yang dapat merusak jaringan.
Mekanisme Fisik: Fiksasi mengeraskan jaringan, sehingga memudahkan proses pemotongan tipis (mikrotomi) dan mencegah kerusakan struktural selama pengolahan.
3. Dehidrasi
Tahap dehidrasi dilakukan dengan merendam sampel dalam alkohol bertingkat untuk menghilangkan kandungan air dalam jaringan.
Proses ini penting untuk mempersiapkan sampel agar dapat terinfiltrasi dengan baik oleh parafin.
4. Clearing
Setelah dehidrasi, sampel direndam dalam xylene atau bahan sejenis untuk menggantikan alkohol dan membuat jaringan menjadi transparan.
Tahap ini mempersiapkan sampel untuk proses infiltrasi dengan parafin.
5. Infiltrasi Parafin
Pada tahap ini, sampel direndam dalam parafin cair pada suhu tertentu untuk menggantikan xylene. Infiltrasi parafin memastikan jaringan menjadi keras dan dapat dipotong dengan mikrotom.
6. Pembuatan Blok Parafin
Setelah infiltrasi, sampel dimasukkan ke dalam cetakan dan didinginkan hingga membeku, membentuk blok parafin yang mengandung jaringan. Blok ini siap untuk dipotong menjadi irisan tipis.
7. Pemotongan Tipis (Mikrotomi)
Blok parafin yang telah mengeras dipotong menggunakan mikrotom menjadi irisan tipis dengan ketebalan tertentu, biasanya sekitar 3–5 mikrometer. Irisan ini kemudian ditempatkan pada kaca objek untuk proses pewarnaan.
8. Penghilangan Parafin
Irisan jaringan yang telah ditempatkan pada kaca objek dipanaskan untuk menghilangkan sisa-sisa parafin, sehingga jaringan dapat menerima pewarnaan dengan baik.
9. Pewarnaan (Staining)
Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan larutan pewarna seperti Hematoxylin dan Eosin (H\&E) untuk membedakan komponen-komponen sel dan jaringan. Pewarnaan ini memberikan kontras yang jelas, memudahkan identifikasi struktur mikroskopis.
10. Penutupan dengan Kaca Penutup
Setelah pewarnaan, irisan jaringan ditutup dengan kaca penutup menggunakan medium penutup untuk melindungi jaringan dan memudahkan pengamatan di bawah mikroskop.
11. Pemeriksaan Mikroskopis
Tahap terakhir adalah pemeriksaan mikroskopis oleh dokter spesialis patologi anatomi untuk menganalisis dan menilai struktur jaringan, serta membuat diagnosis berdasarkan temuan tersebut.
🏥 Pentingnya Tahapan Pemeriksaan Histologi dalam Diagnosis Medis
Setiap tahapan dalam pemeriksaan histologi memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan hasil diagnosis yang akurat.
Kesalahan pada salah satu tahapan dapat mempengaruhi kualitas sediaan dan akhirnya berdampak pada ketepatan diagnosis.
Oleh karena itu, proses ini harus dilakukan dengan cermat dan profesional oleh tenaga medis yang kompeten.
Post a Comment