Formalin dalam Patologi Anatomi: Fungsi, Mekanisme, dan Dampaknya terhadap Sampel

Table of Contents


INFOLABMED.COM – Formalin, atau lebih tepatnya larutan formaldehid 10% yang terbuffer, merupakan zat fiksatif utama dalam laboratorium patologi anatomi. 

Fungsinya sangat vital dalam proses pengolahan spesimen medis, seperti jaringan dan cairan tubuh, untuk memastikan akurasi diagnosis penyakit. 

Namun, mekanisme kerja formalin tidak hanya sekadar pengawetan; ia juga memiliki dampak tertentu terhadap struktur seluler yang perlu dipahami dengan baik.

🧪 Fungsi Formalin dalam Patologi Anatomi

Formalin berfungsi sebagai pengawet jaringan biologis dengan cara mengikat protein melalui ikatan silang (cross-linking). 

Proses ini mencegah terjadinya autolisis (pembusukan sel) dan degradasi oleh mikroorganisme, sehingga struktur jaringan tetap terjaga. 

Selain itu, formalin juga memfasilitasi proses dehidrasi, clearing, dan embedding dalam pembuatan sediaan histologi. 

Penggunaan formalin buffer 10% dengan pH sekitar 7,2–7,4 sangat dianjurkan karena dapat mencegah pembentukan pigmen formalin (acid formaldehyde hematin) yang dapat mengganggu interpretasi mikroskopis, terutama pada jaringan yang mengandung banyak darah seperti hati, limpa, dan sumsum tulang.

🔬 Mekanisme Formalin terhadap Sampel Patologi Anatomi

Formalin bekerja dengan cara mengikat protein dalam jaringan melalui ikatan silang, yang mengakibatkan denaturasi protein. 

Proses ini mengubah struktur tiga dimensi protein, sehingga mempertahankan bentuk dan komponen seluler pada keadaan "life-like state". 

Namun, mekanisme ini juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti:

  • Pembentukan Pigmen Formalin: Pada pH asam, formalin bereaksi dengan hemoglobin atau produknya membentuk pigmen granular berwarna coklat-kehitaman yang dapat mengganggu interpretasi mikroskopis.

  • Kerusakan Jaringan: Penggunaan formalin yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada struktur jaringan, seperti pembengkakan atau pengerutan, yang dapat mempengaruhi kualitas sediaan histologi .

Oleh karena itu, penting untuk menggunakan formalin dengan konsentrasi dan pH yang tepat, serta memperhatikan durasi dan kondisi fiksasi untuk meminimalkan efek samping tersebut.

Formalin memiliki peran yang sangat penting dalam laboratorium patologi anatomi sebagai fiksatif utama. 

Fungsinya dalam mengawetkan jaringan dan mempertahankan struktur seluler sangat mendukung proses diagnosis penyakit. 

Namun, pemahaman yang mendalam mengenai mekanisme kerja formalin dan potensi efek sampingnya sangat diperlukan untuk memastikan kualitas sediaan histologi yang optimal dan akurat.

Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment