Mengenal Pelvic Sonogram: Pemeriksaan Aman untuk Deteksi Masalah Ginekologis dan Kehamilan
INFOLABMED.COM - Pelvic Sonogram, juga dikenal sebagai Gynecologic Sonogram, Obstetric Sonogram, Pelvic Echogram, Pelvic Ultrasound, atau Transvaginal Ultrasound, merupakan metode diagnostik noninvasif yang memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran organ-organ di area panggul.
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat transduser yang ditempelkan pada kulit (transabdominal) atau dimasukkan ke dalam vagina (transvaginal) untuk menangkap pantulan gelombang suara dari organ dalam tubuh, seperti uterus, ovarium, kandung kemih, atau janin dalam kandungan. Sinyal ini kemudian diubah menjadi tampilan visual melalui komputer.
Baca juga : Breast Sonogram: Teknik Ultrasonografi untuk Deteksi Kesehatan Payudara
Jenis-Jenis Pelvic Sonogram
Pelvic ultrasound terdiri dari tiga jenis utama:
1. Transabdominal Ultrasound
- Dilakukan dengan menempatkan transduser di atas permukaan perut.
- Umum digunakan untuk pria dan wanita dalam mengevaluasi batu ginjal, tumor, kandung kemih, serta organ reproduksi wanita seperti rahim, ovarium, tuba falopi, dan leher rahim.
- Pada ibu hamil, digunakan untuk menilai kondisi janin, mendeteksi kematian janin, plasenta previa, atau solusio plasenta, serta membimbing prosedur seperti amniosentesis.
2. Transvaginal Ultrasound
- Digunakan khusus pada wanita dengan cara memasukkan transduser kecil ke dalam vagina.
- Memberikan gambaran lebih jelas dari rahim dan endometrium.
- Ideal untuk mendeteksi kelainan dinding otot rahim atau mengevaluasi kondisi kesuburan.
3. Transrectal Ultrasound
- Umumnya dilakukan pada pria untuk mengevaluasi kelenjar prostat (dibahas lebih lanjut dalam “Prostate Sonogram”).
Indikasi dan Manfaat Pemeriksaan
Pelvic sonogram sering direkomendasikan untuk:
- Deteksi kista ovarium, termasuk kista hemoragik yang bisa menyebabkan nyeri panggul unilateral.
- Menilai ukuran dan posisi janin serta plasenta selama kehamilan.
- Mendeteksi kehamilan ektopik, kelainan janin, tumor panggul, mioma, mola hidatidosa, hingga kematian janin.
Prosedur Pemeriksaan
Sebelum Pemeriksaan:
- Tidak diperlukan puasa.
- Pasien perlu minum 1 liter air satu jam sebelum pemeriksaan dan tidak buang air kecil hingga prosedur selesai.
- Untuk transvaginal, pasien diberi tahu bahwa transduser lebih kecil dari spekulum vagina.
Selama Pemeriksaan:
- Pasien dalam posisi terlentang.
- Gel berbasis air dioleskan ke perut untuk transabdominal atau transduser dilapisi pelindung dan gel untuk transvaginal.
- Gambar akan ditampilkan di layar monitor dan dicetak untuk dianalisis lebih lanjut.
Setelah Pemeriksaan:
- Kulit dibersihkan dari sisa gel.
- Pasien boleh buang air kecil setelah pemeriksaan selesai.
- Hasil pemeriksaan abnormal dilaporkan ke dokter penanggung jawab.
Nilai Normal dan Abnormal
Nilai Normal:
- Ukuran janin dan plasenta sesuai usia kehamilan.
- Tidak ditemukan kelainan organ panggul.
Nilai Abnormal Mungkin Menunjukkan:
- Kehamilan ektopik
- Fibroid, tumor panggul
- Kematian janin atau plasenta previa
- Anomali rahim atau kanker rahim
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
- Kontak yang kurang baik antara transduser dan kulit.
- Kehadiran gas usus atau barium dari pemeriksaan sebelumnya.
Baca juga : Kidney Sonogram: Pemeriksaan Noninvasif untuk Deteksi Masalah Ginjal Secara Akurat
Pelvic sonogram memberikan kontribusi besar dalam penegakan diagnosis terutama untuk kondisi yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan kehamilan.
Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, cepat, serta aman bagi pasien, termasuk ibu hamil.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment