Mammography: Deteksi Dini Kanker Payudara yang Bisa Menyelamatkan Nyawa
INFOLABMED.COM - Mammography merupakan teknik pencitraan radiografi yang digunakan untuk mengambil gambar rontgen dari jaringan payudara.
Prosedur ini telah menjadi metode skrining rutin untuk mendeteksi adanya tumor yang terlalu kecil untuk dirasakan melalui perabaan.
Selain itu, mammography juga digunakan untuk menindaklanjuti area mencurigakan yang ditemukan saat pemeriksaan fisik payudara.
Baca juga : Breast Sonogram: Teknik Ultrasonografi untuk Deteksi Kesehatan Payudara
Tak hanya untuk deteksi awal, mammography juga dapat digunakan dalam evaluasi gejala penyakit payudara seperti keluarnya cairan dari puting, nyeri payudara, retraksi puting, atau perubahan kulit pada area payudara.
Jika ditemukan area mencurigakan melalui mammogram, maka biasanya akan dilakukan biopsi untuk memastikan apakah terdapat keganasan.
Siapa yang Perlu Menjalani Mammography?
Rekomendasi dari U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) menyarankan pemeriksaan mammography setiap 1 hingga 2 tahun untuk wanita usia 40 tahun ke atas, dengan atau tanpa pemeriksaan payudara klinis.
American Cancer Society juga menyarankan dimulainya skrining mammography pada usia 40 tahun.
Bagi wanita dengan risiko tinggi—seperti memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, riwayat pribadi kanker, atau kondisi fibrokistik—skrining sebaiknya dimulai lebih awal dan dilakukan lebih sering.
Prosedur Pemeriksaan Mammography
Sebelum Pemeriksaan:
- Pasien tidak perlu berpuasa.
- Semua perhiasan dan pakaian di atas pinggang harus dilepas.
- Pasien diminta mengenakan gaun khusus yang terbuka di bagian depan.
- Hindari penggunaan deodoran, bedak, atau salep di area payudara dan ketiak karena dapat menyebabkan hasil positif palsu akibat tampilan seperti kalsifikasi pada gambar.
Saat Pemeriksaan:
- Pasien bisa duduk atau berdiri di depan mesin mammogram.
- Satu payudara ditempatkan pada pelat dan dikompresi dari atas dan samping untuk mengambil gambar dari berbagai sudut (craniocaudal dan lateral/aksilaris).
- Prosedur diulang untuk payudara sebelahnya.
Setelah Pemeriksaan:
- Pasien diminta menunggu hasil gambar untuk memastikan kualitasnya cukup baik untuk dibaca.
- Petugas kesehatan akan memberi instruksi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) jika diperlukan.
- Hasil abnormal akan diteruskan ke dokter utama untuk evaluasi lebih lanjut.
Hasil dan Interpretasi
Nilai Normal:
Negatif (tidak ditemukan kelainan)
Makna Hasil Abnormal:
- Kista jinak
- Abses payudara
- Perubahan fibrokistik
- Tumor ganas
- Mastitis supuratif
Faktor yang Mempengaruhi Hasil:
- Jaringan payudara yang sangat padat, riwayat operasi payudara, dan implan payudara dapat mempersulit interpretasi.
- Zat seperti deodoran atau bedak bisa terlihat seperti kalsifikasi, memicu hasil positif palsu.
Peringatan Klinis
- Mammography tidak menggantikan pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan.
- Untuk benjolan yang teraba, dapat digunakan mammografi diagnostik dengan pandangan kompresi spot.
- Perempuan usia lanjut tetap memiliki risiko tinggi, bahkan wanita usia 70 dua kali lebih mungkin terkena kanker payudara dibandingkan usia 50.
- Lebih dari 80% kasus kanker payudara terjadi tanpa riwayat keluarga.
- Kanker payudara, meskipun jarang, juga dapat terjadi pada pria.
Baca juga : Pentingnya Skrining Kanker Payudara: Deteksi Dini untuk Keselamatan Anda
Kontraindikasi
- Tidak dianjurkan untuk wanita hamil.
- Wanita usia subur disarankan menjalani mammography saat menstruasi atau 12–14 hari setelahnya untuk meminimalkan risiko terhadap janin.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment