Mengenal Lymphocyte Immunophenotyping: Peran Penting T-Cell dan B-Cell dalam Sistem Imun Tubuh
INFOLABMED.COM - Lymphocyte Immunophenotyping (T- and B-Cell Lymphocyte Counts) adalah salah satu tes laboratorium yang sangat penting untuk mengevaluasi sistem kekebalan tubuh manusia.
Tes Lymphocyte Immunophenotyping berfokus pada dua komponen utama sistem imun: sistem imun humoral (yang dikendalikan oleh sel B) dan sistem imun seluler (yang dikendalikan oleh sel T).
Sistem imun humoral dikendalikan oleh B-lymphocyte atau sel B, yang matang di sumsum tulang. Dalam keadaan normal, sel B tidak aktif.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Pemeriksaan CD4 Lymphocyte Count
Ketika sel B terpapar antigen (protein atau mikroorganisme asing), ia akan menghasilkan antibodi yang bisa mendeteksi dan menetralkan antigen tersebut.
Antibodi ini biasanya dapat terdeteksi dalam darah dalam waktu enam bulan sejak paparan pertama.
Saat terjadi paparan berikutnya terhadap antigen yang sama, antibodi sudah tersedia dan respons imun pun berlangsung lebih cepat.
Di sisi lain, T-lymphocyte atau sel T, matang di kelenjar timus dan merupakan bagian dari sistem imun seluler.
Ketika sel T bertemu antigen yang dikenalnya, ia akan menyerang langsung dan menghancurkan zat tersebut. Ada beberapa jenis sel T:
- T-sitotoksik yang melepaskan zat kimia untuk menghancurkan antigen.
- T-helper (CD4) yang merangsang respons imun baik dari sel T lainnya maupun sel B.
- T-supresor (CD8) yang menghentikan aktivitas sistem imun saat ancaman sudah tidak ada.
- Sel memori yang menyimpan "ingatan" terhadap antigen untuk respons cepat di masa depan.
Tes penghitungan sel T dan sel B digunakan untuk menilai status sistem imun, terutama pada pasien dengan infeksi HIV.
Dalam kondisi penurunan fungsi imun, jumlah limfosit juga akan menurun, khususnya sel CD4, yang merupakan target utama infeksi HIV.
Saat jumlah CD4 menurun, sel yang mendominasi adalah CD8, yang membuat sistem imun tidak mampu melawan infeksi secara efektif.
Nilai Normal
- Limfosit: 0.66–4.60 ribu/μL
- Sel B: 3–21% (92–392 sel/μL)
- Sel T: 60–88% (644–2201 sel/μL)
- T-helper (CD4): 34–67% (493–1191 sel/μL)
- T-supresor (CD8): 10–42% (182–785 sel/μL)
- Rasio CD4/CD8: >1.0
Interpretasi Nilai Tidak Normal
Sel T Meningkat:
- Penyakit Graves
Sel T Menurun:
- Infeksi virus akut
- Sindrom DeGeorge
- Infeksi HIV
- Penyakit Hodgkin
- Risiko meningkat untuk AIDS dan infeksi oportunistik
- Kanker, sindrom Nezelof, sindrom Wiskott-Aldrich
Sel B Meningkat:
- Leukemia limfositik kronis
- Lupus eritematosus sistemik
Sel B Menurun:
- Defisiensi imunoglobulin (IgG, IgA, IgM)
- Hipogamaglobulinemia
- Limfoma
- Multiple myeloma
- Sindrom nefrotik
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tes
- Nilai tes dapat bervariasi sesuai waktu dalam sehari (diurnal variation).
Prosedur dan Tindakan
Pra Tes:
- Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan tes. Tidak perlu puasa.
Prosedur:
- Sampel darah 7 mL diambil menggunakan tabung heparin (warna hijau). Petugas medis wajib menggunakan sarung tangan.
Pasca Tes:
- Tekan dan balut lokasi pengambilan darah. Amati apakah ada perdarahan lanjutan.
- Spesimen dilabeli dan dikirim ke laboratorium. Hasil abnormal segera dilaporkan ke dokter.
Waspadai Komplikasi
Pasien dengan kondisi imunokompromais (seperti penderita HIV) memiliki risiko infeksi pada lokasi pengambilan darah.
Baca juga : Dasar - Dasar Imunohematologi Transfusi Darah. Bagian 1
Pasien disarankan memantau adanya gejala seperti kemerahan, nyeri, bengkak, panas, atau demam dan segera konsultasi dengan dokter jika muncul gejala tersebut.
Selain itu, pemantauan berkala jumlah CD4 bisa menjadi hal yang sangat menegangkan bagi pasien. Oleh karena itu, konseling atau pendampingan sangat dianjurkan.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment