Mengenal Prosedur Lumbar Puncture dengan Analisis Cairan Serebrospinal (CSF): Pemeriksaan Penting untuk Diagnosis Penyakit Sistem Saraf Pusat
INFOLABMED.COM – Lumbar Puncture (LP), atau yang juga dikenal sebagai spinal tap, adalah prosedur medis penting yang digunakan untuk mengambil sampel cairan serebrospinal (CSF) yang mengalir di ruang subarachnoid otak dan sumsum tulang belakang.
Cairan ini berfungsi melindungi sistem saraf pusat dari cedera serta mengangkut zat-zat penting dalam tubuh.
Baca juga : Pengertian LCS (Liquour Cerebrospinalis) atau CSS (Cairan Serebro Spinal)
Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan
Analisis cairan serebrospinal memberikan informasi penting untuk membantu diagnosis berbagai penyakit sistem saraf pusat (SSP), seperti infeksi (misalnya meningitis), perdarahan, tumor, dan kondisi neurologis lainnya.
LP biasanya dilakukan jika pasien menunjukkan gejala neurologis atau sakit kepala berat yang dicurigai terkait peningkatan tekanan intrakranial.
Prosedur Lumbar Puncture
Sampel CSF umumnya diambil melalui prosedur lumbar puncture, di mana jarum dimasukkan di antara tulang belakang lumbal ketiga dan keempat.
Posisi pasien selama prosedur sangat penting: pasien berbaring miring dengan lutut ditarik ke arah dada dan dagu ke arah dada untuk memperluas ruang antar tulang belakang.
Terdapat juga metode alternatif seperti cisternal puncture dan ventricular puncture, meskipun jarang digunakan karena risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Nilai Normal Cairan Serebrospinal
Berikut nilai normal yang umum ditemukan pada CSF:
- Sel darah putih: 0–5 sel mononuklear/μL
- Sel darah merah: Tidak ada
- Klorida: 110–125 mEq/L
- Glukosa: 50–75 mg/dL
- Protein: 15–45 mg/dL
- Tekanan: 50–180 mm H₂O
- Warna: Jernih, tidak berwarna
Makna dari Nilai Abnormal
Jumlah Sel
Peningkatan Sel Darah Putih (WBC):
- Abses
- Infeksi akut
- Infark otak
- Penyakit demielinisasi
- Meningitis
- Awal dari penyakit kronis
- Tumor
Peningkatan Sel Darah Merah (RBC):
- Perdarahan
- Tusukan traumatik
Klorida
Menurun:
- Meningitis
- Tuberkulosis
Warna
Berdarah:
- Perdarahan subaraknoid, intraserebral, atau intraventrikular
- Sumbatan pada sumsum tulang belakang
- Tusukan traumatik
Keruh:
- Infeksi
- Adanya protein dalam cairan serebrospinal
Oranye, kuning, atau coklat:
- Pemecahan eritrosit (darah lama)
- Peningkatan kadar protein
Glukosa
Meningkat:
- Hiperglikemia sistemik
Menurun:
- Infeksi bakteri
- Infeksi jamur
- Meningitis
- Gondongan (mumps)
- Perdarahan pasca subaraknoid
- Hipoglikemia sistemik
- Tuberkulosis
Tekanan
Meningkat:
- Perdarahan
- Infeksi
- Trauma
- Tumor
Menurun:
- Koma diabetik
- Syok
- Sumbatan subaraknoid spinal (tumor sumsum tulang belakang)
- Sinkop
Protein
Meningkat:
- Adanya darah dalam CSF
- Diabetes melitus
- Perdarahan
- Infeksi
- Proses inflamasi
- Polineuritis
- Sifilis
- Trauma
- Tumor
Menurun:
- Produksi CSF yang cepat
Gamma Globulin
Meningkat:
- Penyakit demielinisasi (misalnya, multiple sclerosis)
- Sindrom Guillain-Barré
- Neurosifilis
Persiapan dan Tindakan Pasca Prosedur
Sebelum prosedur:
- Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien.
- Dapatkan informed consent.
- Pasien tidak perlu berpuasa.
Saat prosedur:
- Posisi pasien harus tepat untuk akses lumbar yang optimal.
- CSF dikumpulkan secara steril dan tekanan diukur.
Setelah prosedur:
- Istirahat di tempat tidur selama 8 jam dengan posisi kepala tidak lebih dari 30°.
- Tingkatkan asupan cairan.
- Pantau lokasi tusukan dan fungsi ekstremitas bawah.
Risiko dan Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul meliputi sakit kepala pasca tusukan, infeksi, perdarahan, dan dalam kasus yang sangat jarang, herniasi batang otak yang mengancam jiwa.
Baca juga : Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSS)
Kontraindikasi Penting
- Tekanan intrakranial meningkat
- Infeksi di area tusukan
- Pasien yang tidak kooperatif
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment