Mengenal Pemeriksaan Liver and Pancreatobiliary System Sonogram: Deteksi Noninvasif untuk Masalah Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas
INFOLABMED.COM - Liver and Pancreatobiliary System Sonogram, termasuk di dalamnya Gallbladder and Biliary System Sonogram, Liver Sonogram, dan Pancreas Sonogram, adalah prosedur diagnostik noninvasif yang menggunakan teknologi ultrasonografi.
Pemeriksaan ini menjadi metode pilihan untuk mengevaluasi organ-organ penting seperti hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas, terutama karena tidak melibatkan paparan radiasi.
Baca juga : Memahami Doppler Studies: Ultrasonografi Doppler, Venous Doppler, dan Arterial Doppler dalam Diagnosis Penyakit Pembuluh Darah
Ultrasonografi bekerja dengan mengirimkan gelombang suara melalui transduser yang ditempelkan ke permukaan kulit.
Gelombang suara yang memantul dari struktur internal tubuh dikonversi menjadi sinyal listrik dan divisualisasikan di layar monitor.
Metode ini sangat efektif untuk mendeteksi berbagai gangguan internal dengan risiko minimal bagi pasien.
Kapan Pemeriksaan Ini Dilakukan?
Liver and Pancreatobiliary System Sonogram digunakan untuk mengevaluasi:
- Penyakit kuning (jaundice)
- Hepatomegali (pembesaran hati)
- Trauma abdomen
- Kecurigaan terhadap kolesistitis akut
- Kecurigaan tumor hati metastatik
- Kecurigaan karsinoma pankreas
Selain itu, prosedur ini juga bermanfaat sebagai panduan untuk tindakan seperti biopsi hati.
Hasil Normal dan Abnormal
Hasil normal menunjukkan struktur kandung empedu, saluran empedu, hati, dan pankreas yang tidak mengalami kelainan.
Hasil abnormal bisa menunjukkan kondisi seperti:
- Kolesistitis akut
- Obstruksi bilier
- Batu empedu (cholelithiasis)
- Dilatasi saluran empedu
- Karsinoma kandung empedu
- Polip kandung empedu
- Hematoma
- Abses hati
- Penyakit hepatoseluler
- Kista hati
- Metastasis hati
- Karsinoma pankreas
- Pankreatitis
- Tumor hati primer
- Pseudokista pankreas
- Abses subphrenik
Faktor yang Mempengaruhi Akurasi Pemeriksaan
Beberapa faktor dapat memengaruhi hasil sonogram, antara lain:
- Kontak transduser dengan kulit yang kurang optimal
- Kehadiran gas usus, barium yang tertahan, atau obesitas
- Gel berbasis air digunakan untuk meningkatkan kualitas kontak kulit-transduser
Persiapan dan Prosedur
Sebelum Tes:
Pasien diinstruksikan untuk makan malam tanpa lemak pada malam sebelumnya dan berpuasa selama 8–12 jam. Hal ini memungkinkan akumulasi empedu dalam kandung empedu untuk visualisasi yang lebih baik.Selama Tes:
Pasien akan diminta berbaring telentang. Gel diaplikasikan pada area yang akan diperiksa. Transduser digerakkan perlahan untuk mendapatkan citra terbaik. Tampilan hasil akan muncul di monitor dan dicetak sebagai dokumentasi.Baca juga : Biaya Aspirasi Jarum Halus (FNAB) dan Prosedur Pemeriksaannya
Setelah Tes:
Gel dibersihkan dari kulit, dan hasil pemeriksaan akan dikonsultasikan dengan dokter yang merujuk.Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment