Waspadai Reaksi Transfusi! Kenali Leukoagglutinin Test Sebelum Terlambat
INFOLABMED.COM – Dalam dunia medis, transfusi darah merupakan prosedur penting yang menyelamatkan banyak nyawa.
Namun, tidak semua transfusi berjalan mulus. Salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah reaksi transfusi, baik hemolitik maupun nonhemolitik.
Baca juga : Coombs Tidak Langsung (Serum) - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Untuk mencegah risiko lebih lanjut, Leukoagglutinin Test menjadi tes penting yang perlu dilakukan, terutama jika pasien menunjukkan tanda-tanda reaksi meski telah menerima darah yang kompatibel.
Apa Itu Leukoagglutinin Test?
Leukoagglutinin Test adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien yang mengalami reaksi transfusi darah nonhemolitik meskipun telah menerima darah yang sesuai dengan golongan ABO dan faktor Rh-nya.
Tes Leukoagglutinin bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap sel darah putih (leukosit) donor dalam tubuh pasien.
Mengapa Tes Leukoagglutinin Diperlukan?
Reaksi transfusi nonhemolitik sering ditandai dengan demam, sesak napas (dispnea), hingga tekanan darah rendah (hipotensi).
Meski darah yang diberikan telah kompatibel, pasien tetap dapat menunjukkan gejala reaksi akibat antibodi terhadap leukosit donor atau akibat sitokin yang terbentuk selama penyimpanan darah.
Jika reaksi tersebut terjadi dan hasil pencocokan golongan darah menunjukkan kecocokan, maka Leukoagglutinin Test diperlukan untuk memastikan penyebabnya.
Jika hasilnya positif, pasien perlu menerima darah dengan kadar leukosit rendah (leukocyte-poor blood) pada transfusi selanjutnya guna mencegah reaksi serupa.
Nilai Normal dan Abnormal
- Nilai Normal: Negatif
- Nilai Abnormal (Positif): Menunjukkan adanya antibodi terhadap leukosit, menandakan kemungkinan besar pasien mengalami reaksi transfusi.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Abnormal
- Pernah menerima transfusi darah sebelumnya.
- Kehamilan, yang dapat memicu terbentuknya antibodi terhadap leukosit.
Prosedur Tes Leukoagglutinin
Sebelum Tes:
- Pasien dijelaskan tujuan tes.
- Tidak diperlukan puasa sebelumnya.
Selama Tes:
- Diambil sampel darah sebanyak 7 mL menggunakan tabung koleksi tutup merah.
- Petugas medis menggunakan sarung tangan untuk menjaga sterilitas dan keamanan.
Setelah Tes:
- Tekanan diberikan pada area pengambilan darah untuk menghentikan perdarahan.
- Luka ditutup dengan perban dan dipantau berkala.
- Sampel diberi label dan dikirim ke laboratorium.
- Hasil abnormal segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab.
Leukoagglutinin Test merupakan langkah diagnostik penting dalam menangani reaksi transfusi nonhemolitik.
Baca juga : Antigen dan Antibodi dalam Golongan Darah: Fondasi Penting dalam Transfusi Darah yang Aman
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, komplikasi serius seperti kerusakan ginjal atau kolaps kardiovaskular dapat dihindari.
Bagi pasien yang memiliki riwayat transfusi atau kehamilan, perhatian khusus terhadap hasil tes ini sangat disarankan agar keselamatan selama prosedur transfusi dapat terjamin.***
Post a Comment