Immunoscintigraphy: Teknologi Canggih Deteksi Kanker Kolorektal dan Ovarium yang Akurat
INFOLABMED.COM - Immunoscintigraphy merupakan salah satu terobosan dalam dunia medis modern yang menggunakan teknologi antibodi monoklonal berlabel radioaktif untuk mendeteksi keberadaan kanker dalam tubuh.
Pemeriksaan Immunoscintigraphy sangat bermanfaat dalam mengidentifikasi kanker kolorektal dan ovarium yang bersifat metastatik atau kambuh, dengan tingkat akurasi tinggi dan invasivitas yang minimal.
Baca juga : Machine Learning, Teknik Pencitraan Dapat Meningkatkan Diagnosis Kanker Usus Besar
Apa Itu Immunoscintigraphy?
Immunoscintigraphy adalah metode pencitraan medis yang memanfaatkan antibodi monoklonal yang telah diberi label radionuklida, khususnya Indium Klorida-111, untuk mendeteksi keberadaan sel kanker di dalam tubuh.
Setelah antibodi radioaktif ini disuntikkan ke dalam tubuh, mereka akan mencari dan melekat pada sel kanker tertentu.
Kemudian, lokasi antibodi tersebut dapat dipindai menggunakan teknologi pencitraan nuklir, sehingga memungkinkan deteksi dini dan akurat.
Indikasi dan Manfaat Pemeriksaan
Saat ini, penggunaan immunoscintigraphy masih terbatas untuk mendeteksi:
- Kanker ovarium
- Kanker kolorektal berulang (recurrent colorectal cancer)
Namun, seiring perkembangan teknologi medis, kemungkinan besar metode ini akan semakin luas digunakan untuk berbagai jenis kanker lainnya.
Nilai Normal dan Interpretasi Hasil
Nilai Normal:
Tidak ditemukan area peningkatan penyerapan radionuklida dalam tubuh.
Hasil Abnormal Dapat Mengindikasikan:
- Adanya kanker ovarium
- Kambuhnya kanker kolorektal
Namun demikian, hasil abnormal juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti:
- Penyakit sendi degeneratif
- Aneurisma aorta abdomen
- Penyakit gastrointestinal inflamatori
Persiapan dan Prosedur Pemeriksaan
Sebelum Pemeriksaan:
- Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien dan berikan informasi tertulis jika tersedia.
- Tekankan bahwa prosedur ini hanya melibatkan rasa tidak nyaman saat pengambilan darah (venipuncture).
- Tidak diperlukan puasa.
- Pastikan pasien menandatangani informed consent.
- Pasien harus bisa tetap diam saat pemindaian dilakukan.
Selama Pemeriksaan:
- Antibodi monoklonal yang telah diberi label radioaktif disuntikkan secara intravena.
- Setelah 48–72 jam, pasien menjalani proses pemindaian di bagian kedokteran nuklir.
- Pemindaian dilakukan pada dada, abdomen, dan pelvis bagian depan dan belakang dalam posisi telentang.
- Petugas medis wajib menggunakan sarung tangan saat penyuntikan radionuklida.
Setelah Pemeriksaan:
- Pantau area suntikan terhadap kemungkinan kemerahan atau pembengkakan.
- Wanita menyusui sebaiknya tidak menyusui selama setidaknya 3 hari setelah prosedur.
- Urine pasien dapat mengandung sisa radionuklida; hindari penggunaannya untuk tes laboratorium selama waktu yang ditentukan.
- Sarung tangan harus digunakan saat menangani urine pasien.
- Anjurkan pasien untuk minum banyak air agar radionuklida cepat tereliminasi.
- Laporkan hasil abnormal kepada dokter yang menangani pasien.
Kontraindikasi Pemeriksaan
Pemeriksaan immunoscintigraphy tidak dianjurkan bagi:
- Wanita hamil
- Wanita menyusui
- Pasien yang tidak mampu bekerja sama, baik karena usia, kondisi mental, nyeri, atau faktor lainnya
- Wanita usia subur sebaiknya menjalani prosedur ini hanya saat menstruasi atau antara hari ke-12 hingga ke-14 dari awal menstruasi
Baca juga : Carcinoembryonic Antigen (CEA): Biomarker Penting dalam Pemantauan Kanker
Immunoscintigraphy adalah alat diagnostik yang sangat berguna untuk deteksi dini kanker kolorektal dan ovarium secara non-invasif.
Dengan penggunaan antibodi monoklonal yang spesifik dan sensitivitas tinggi terhadap sel kanker, metode ini dapat membantu mempercepat diagnosis dan pengambilan keputusan pengobatan yang tepat bagi pasien.***
Post a Comment