DBD Mewabah di Jakarta: Gubernur DKI Bergerak Cepat Tangani Lonjakan Kasus

Table of Contents

DBD Mewabah di Jakarta Gubernur DKI Bergerak Cepat Tangani Lonjakan Kasus


INFOLABMED.COM - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, angkat bicara terkait meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ibu Kota belakangan ini. 

Dalam pernyataannya, ia menegaskan akan segera menggelar rapat koordinasi dengan jajaran terkait untuk merumuskan strategi penanganan DBD yang semakin mengkhawatirkan.

Diberitakan sebelumnya, kasus DBD di Jakarta Barat melonjak drastis dalam dua bulan terakhir. 

Data Dinas Kesehatan DKI mencatat kenaikan hingga 40% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Fenomena ini diduga terkait musim hujan yang memicu genangan air, tempat nyamuk Aedes aegypti—vektor utama DBD—berkembang biak.

Apa Itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

DBD adalah penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. 

Virus ini memiliki empat serotipe (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) dan dapat menyebabkan gejala ringan hingga komplikasi fatal seperti syok dengue. 

Indonesia termasuk negara endemis DBD, dengan kasus tertinggi terjadi saat musim penghujan.

Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

Gejala DBD umumnya muncul 3-14 hari setelah gigitan nyamuk, meliputi:

  • Demam tinggi mendadak (38-40°C)
  • Nyeri kepala hebat, terutama di belakang mata
  • Nyeri otot, tulang, dan sendi
  • Mual, muntah, dan ruam kulit
  • Perdarahan ringan (gusi, hidung)

Pada fase kritis (hari ke-4 hingga ke-6), pasien berisiko mengalami kebocoran plasma dan penurunan trombosit drastis. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berujung pada kematian.

Respons Pemprov DKI: Strategi Penanganan DBD

Gubernur Pramono Anung menyoroti pentingnya kolaborasi antarinstansi untuk menekan kasus DBD. Langkah yang akan diambil meliputi:

  1. Intensifikasi fogging di wilayah rawan DBD.
  2. Sosialisasi 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus pemberian bubuk abate).
  3. Peningkatan kapasitas RS rujukan untuk menampung pasien DBD.
  4. Pemantauan jentik nyamuk melalui program juru pemantau jentik (Jumantik).

“Kita tidak boleh lengah. Selain penanganan medis, kesadaran masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk juga kunci pengendalian DBD,” tegas Pramono.

Pencegahan DBD: Peran Aktif Masyarakat

Pemprov DKI mengimbau warga untuk:

  • Rutin menguras bak mandi dan tempat penampungan air.
  • Menutup rapat wadah penyimpanan air.
  • Menghindari penumpukan sampah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
  • Memasang kelambu atau menggunakan lotion anti-nyamuk.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami demam tinggi disertai gejala DBD, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. 

Diagnosis dini melalui tes darah (trombosit, NS1 Antigen, IgM/IgG) sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Penanganan DBD berfokus pada:

  • Hidrasi cairan (oralit atau infus).
  • Paracetamol untuk menurunkan demam.
  • Pemantauan trombosit dan tanda perdarahan.

DBD tetap menjadi ancaman serius di Jakarta, terutama saat musim hujan. 

Kombinasi kebijakan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci memutus mata rantai penularan. 

Dengan kewaspadaan dini dan langkah preventif, diharapkan lonjakan kasus DBD dapat segera terkendali.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment