Mengenal Prosedur Pewarnaan Wright: Teknik Penting dalam Analisis Hematologi

Table of Contents


INFOLABMED.COM – Pewarnaan Wright adalah teknik pewarnaan yang umum digunakan dalam laboratorium hematologi untuk mengevaluasi morfologi sel darah pada apusan darah tepi. 

Metode ini memanfaatkan campuran pewarna asam dan basa untuk membedakan berbagai jenis sel darah, sehingga memudahkan identifikasi dan analisis.

Prinsip Pewarnaan Wright

Pewarnaan Wright termasuk dalam kelompok pewarnaan Romanowsky yang menggunakan campuran pewarna asam (eosin) dan basa (metilen biru). 

Pewarna asam akan mewarnai komponen basa dalam sel, seperti sitoplasma, sedangkan pewarna basa akan mewarnai komponen asam, seperti inti sel. 

Hal ini memungkinkan diferensiasi yang jelas antara berbagai jenis sel darah.

Prosedur Pewarnaan Wright

Langkah-langkah umum dalam prosedur pewarnaan Wright meliputi:

Persiapan Apusan Darah:

  • Letakkan setetes darah pada kaca objek dan buat apusan tipis dengan menyebarkan darah secara merata.
  • Biarkan kering di udara.

Fiksasi:

  • Fiksasi dilakukan dengan metanol mutlak selama 3 menit untuk menjaga morfologi sel.

Pewarnaan:

  • Tambahkan larutan pewarna Wright pada apusan dan diamkan selama 1-3 menit.
  • Tambahkan buffer fosfat pH 6,8 dan biarkan selama 4-6 menit hingga muncul lapisan metalik di permukaan.

Pembilasan:

  • Bilas apusan dengan air mengalir secara perlahan.
  • Pengeringan:
  • Keringkan apusan dengan posisi tegak.

Pemeriksaan Mikroskopis:

  • Amati apusan di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x menggunakan minyak imersi.
Prosedur ini dapat bervariasi tergantung pada protokol laboratorium yang digunakan

Prosedur Pewarnaan Wright

Interpretasi Hasil

Setelah pewarnaan, berbagai jenis sel darah akan tampak dengan karakteristik warna tertentu:

  1. Eritrosit: Berwarna merah muda atau merah.
  2. Neutrofil: Inti berwarna ungu gelap dengan sitoplasma merah muda pucat dan granula halus.
  3. Eosinofil: Inti berwarna ungu dengan sitoplasma yang memiliki granula besar berwarna oranye kemerahan.
  4. Basofil: Inti berwarna ungu tua dengan granula besar berwarna biru tua atau ungu.
  5. Limfosit: Inti bulat berwarna ungu gelap dengan sedikit sitoplasma biru.
  6. Monosit: Inti berbentuk kacang atau tapal kuda dengan sitoplasma abu-abu biru.

Pewarnaan Wright juga dapat digunakan untuk mendeteksi parasit malaria dalam darah. 

Hasil pengamatan mikroskop

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pewarnaan

Beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas hasil pewarnaan Wright, antara lain:

  • pH Buffer: pH buffer yang tidak sesuai dapat menyebabkan pewarnaan yang terlalu merah atau biru.
  • Waktu Pewarnaan: Waktu pewarnaan yang terlalu singkat atau lama dapat mempengaruhi intensitas warna.
  • Kualitas Reagen: Reagen yang sudah kadaluarsa atau terkontaminasi dapat menurunkan kualitas pewarnaan.

Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur standar dan memastikan kualitas reagen yang digunakan.

Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Halo, selamat datang di blogku yaa.. Di sini, kita bakal ngobrolin tentang penyakit menular dengan cara yang mudah dimengerti, tapi tetap informatif. Blog ini khusus buat kamu yang ingin tahu lebih banyak soal kesehatan, terutama tentang bagaimana penyakit menular bekerja dan cara mencegahnya. Sebagai seseorang yang berlatar belakang di Teknik Laboratorium Medik, aku ingin berbagi pengetahuan bermanfaat, terutama buat kalian yang berusia 17-30 tahun. Aku akan bahas segala hal, dari penyebab, gejala, sampai pemeriksaan lab untuk mendeteksi penyakit menular lebih dini. Yuk, sama-sama belajar lebih banyak dan jaga kesehatan bareng-bareng!

Post a Comment