Mendeteksi Infeksi Jamur Kulit dengan Pemeriksaan KOH: Prosedur dan Manfaat

Table of Contents

 


INFOLABMED.COM - Pemeriksaan KOH (Kalium Hidroksida) adalah metode diagnostik sederhana dan cepat yang digunakan untuk mendeteksi infeksi jamur pada kulit, kuku, atau rambut. 

Prosedur ini melibatkan penggunaan larutan KOH untuk melarutkan sel-sel kulit, sehingga elemen jamur dapat diamati dengan jelas di bawah mikroskop.

Kegunaan Pemeriksaan KOH

Pemeriksaan KOH digunakan untuk mendeteksi berbagai jenis infeksi jamur, termasuk:

  1. Dermatofitosis (Tinea): Infeksi jamur pada kulit, rambut, atau kuku yang disebabkan oleh dermatofit seperti Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
  2. Kandidiasis: Infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida, yang dapat mempengaruhi area seperti mulut (oral thrush), vagina (vaginitis), atau kulit.
  3. Pitiriasis Versikolor: Infeksi superfisial yang disebabkan oleh Malassezia furfur, ditandai dengan bercak kulit yang berubah warna.

Prosedur Pemeriksaan KOH

Langkah-langkah umum dalam pemeriksaan KOH meliputi:

1. Pengambilan Sampel:

Menggunakan alat steril, seperti pisau bedah kecil atau kaca objek, untuk mengumpulkan serpihan kulit, potongan kuku, atau rambut dari area yang terinfeksi.

2. Penambahan Larutan KOH:

Sampel ditempatkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan larutan KOH 10–20%.

3. Inkubasi:

Biarkan selama 5–15 menit atau dipanaskan secara perlahan untuk mempercepat proses, sehingga sel-sel kulit larut dan elemen jamur lebih mudah diamati.

4. Pemeriksaan Mikroskopis:

Sampel diperiksa di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi keberadaan hifa, spora, atau elemen jamur lainnya.

Keuntungan dan Keterbatasan

Keuntungan:

  • Cepat dan Efisien: Hasil dapat diperoleh dalam waktu singkat, seringkali saat pasien masih berada di klinik.
  • Biaya Rendah: Tidak memerlukan peralatan atau bahan yang mahal.

Keterbatasan:

  • Tidak Spesifik: Pemeriksaan KOH dapat mengidentifikasi keberadaan jamur, tetapi tidak dapat menentukan spesies spesifik tanpa pemeriksaan lanjutan seperti kultur.
  • Pengalaman Pemeriksa: Interpretasi hasil memerlukan keahlian; pemeriksa yang kurang berpengalaman mungkin kesulitan mengidentifikasi elemen jamur.

Menurut sumber dari Universitas Airlangga, pemeriksaan KOH memiliki sensitivitas sekitar 95% dalam mendeteksi infeksi jamur kulit dibandingkan dengan kultur. 

Namun, metode pewarnaan alternatif seperti Chicago Sky Blue (CSB) dapat memberikan kontras warna yang lebih baik untuk elemen jamur tertentu.

Secara keseluruhan, pemeriksaan KOH adalah alat diagnostik yang berguna dalam praktik klinis untuk mendeteksi infeksi jamur secara cepat dan efisien. 

Namun, hasilnya harus dipertimbangkan bersama dengan gambaran klinis dan, jika perlu, didukung oleh pemeriksaan tambahan untuk konfirmasi diagnosis.

Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Halo, selamat datang di blogku yaa.. Di sini, kita bakal ngobrolin tentang penyakit menular dengan cara yang mudah dimengerti, tapi tetap informatif. Blog ini khusus buat kamu yang ingin tahu lebih banyak soal kesehatan, terutama tentang bagaimana penyakit menular bekerja dan cara mencegahnya. Sebagai seseorang yang berlatar belakang di Teknik Laboratorium Medik, aku ingin berbagi pengetahuan bermanfaat, terutama buat kalian yang berusia 17-30 tahun. Aku akan bahas segala hal, dari penyebab, gejala, sampai pemeriksaan lab untuk mendeteksi penyakit menular lebih dini. Yuk, sama-sama belajar lebih banyak dan jaga kesehatan bareng-bareng!

Post a Comment