Ceruloplasmin: Protein Pengangkut Tembaga dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Wilson

Table of Contents

 

Ceruloplasmin Protein Pengangkut Tembaga dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Wilson

INFOLABMED.COM - Ceruloplasmin adalah protein alfa2-globulin yang memiliki fungsi utama sebagai pengangkut tembaga dalam darah. 

Selain itu, protein ini juga berperan dalam regulasi penyerapan zat besi oleh transferrin. 

Kadar ceruloplasmin dalam tubuh dapat memberikan informasi langsung mengenai jumlah tembaga dalam serum darah.

Baca juga : Mengatasi Kekurangan Iron dalam Darah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh Anda

Kadar ceruloplasmin cenderung meningkat dalam kondisi stres, infeksi, dan kehamilan. 

Sebaliknya, penurunan kadar ceruloplasmin sering dikaitkan dengan penyakit Wilson, sebuah kelainan genetik yang menyebabkan gangguan metabolisme tembaga dalam tubuh.

Tes Ceruloplasmin dalam Diagnosis Penyakit Wilson

Penyakit Wilson adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan produksi ceruloplasmin yang rendah oleh hati. 

Akibatnya, tembaga tidak dapat ditransportasikan dengan baik dan mulai menumpuk di jaringan tubuh seperti otak, mata, ginjal, dan hati. 

Salah satu ciri khas penyakit ini adalah adanya cincin tembaga di sekitar iris mata yang disebut Kayser-Fleischer rings.

Tes ceruloplasmin dianjurkan untuk dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan hati, neurologis, atau psikiatri yang tidak dapat dijelaskan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Nilai Normal dan Interpretasi Hasil Tes Ceruloplasmin

  • Nilai Normal: 23–43 mg/dL (230–430 mg/L SI units)
  • Kenaikan Kadar Ceruloplasmin:
    • Kanker
    • Sirosis hati
    • Infeksi
    • Radang (misalnya rheumatoid arthritis)
    • Kehamilan
    • Stres
    • Hipertiroidisme
    • Kolangitis sklerosis primer
  • Penurunan Kadar Ceruloplasmin:
    • Hipocupremia akibat hiperalimentasi
    • Kwashiorkor
    • Malabsorpsi
    • Sindrom rambut keriting Menkes
    • Sindrom nefrotik
    • Penyakit Wilson
    • Sprue
    • Bayi normal di bawah 6 bulan

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes

Beberapa faktor dapat mempengaruhi kadar ceruloplasmin dalam darah, seperti:

  • Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk estrogen, methadone, kontrasepsi oral, dan phenytoin yang dapat meningkatkan kadar ceruloplasmin.
  • Hemolisis sampel darah dapat mengubah hasil tes.

Prosedur Pengujian Ceruloplasmin

Sebelum Tes:

  • Pasien tidak memerlukan puasa sebelum pengambilan sampel darah.
  • Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan tes dan prosedur pengambilan darah.

Selama Tes:

  • Pengambilan sampel darah sebanyak 7 mL dalam tabung koleksi tanpa aditif.
  • Tenaga medis harus mengenakan sarung tangan selama prosedur.

Setelah Tes:

  • Tekan area bekas tusukan jarum untuk mencegah perdarahan.
  • Tutup luka dengan perban dan pantau jika terjadi perdarahan lebih lanjut.
  • Labeli sampel dengan benar dan kirim ke laboratorium.
  • Laporkan hasil abnormal kepada dokter yang menangani pasien.

Peringatan Klinis

Setiap individu yang memiliki anggota keluarga dengan diagnosis penyakit Wilson harus menjalani skrining untuk mendeteksi kemungkinan kelainan ini sejak dini.

Baca juga : Tes Zat Besi: Pentingnya Memeriksa Kadar Zat Besi dalam Tubuh

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment