C-Reactive Protein (CRP, hs-CRP): Biomarker Peradangan dan Risiko Kardiovaskular
INFOLABMED.COM - C-Reactive Protein (CRP) adalah glikoprotein yang diproduksi oleh hati dan biasanya tidak ditemukan dalam darah.
Produksi C-Reactive Protein (CRP) meningkat saat terjadi inflamasi akut dengan kerusakan jaringan dalam tubuh.
Oleh karena itu, keberadaan C-Reactive Protein (CRP) dalam darah menunjukkan adanya proses peradangan.
Baca juga : Mengenal C-reactive Protein: Indikator Peradangan dalam Tubuh yang Penting untuk Diagnosis Medis
Setelah peradangan mereda, kadar C-Reactive Protein (CRP) akan menurun dengan cepat.
Jenis-Jenis C-Reactive Protein
Terdapat dua jenis CRP yang dapat diukur:
- CRP Standar: Digunakan untuk menilai aktivitas inflamasi pada penyakit kronis seperti penyakit radang usus, artritis, dan penyakit autoimun. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi infeksi baru seperti apendisitis dan kondisi pascaoperasi.
- High-Sensitivity CRP (hs-CRP): Merupakan penanda inflamasi vaskular yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, dan diabetes melitus tipe 2. Tes ini sering digunakan bersamaan dengan pemeriksaan kadar kolesterol untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular.
Peran CRP dalam Diagnosis dan Prognosis
Pengukuran CRP sering digunakan bersama dengan laju endap darah (ESR) dalam mendiagnosis berbagai kondisi inflamasi, seperti:
- Artritis reumatoid
- Infeksi kulit
- Penyakit radang panggul
- Sepsis
- Penyakit autoimun lainnya
Selain itu, kadar CRP dapat membantu dalam menentukan penggunaan antibiotik pada pasien dengan dugaan meningitis bakteri, terutama jika hasil pewarnaan Gram negatif.
Nilai Normal CRP
- CRP standar: 0–1.0 mg/dL atau <10 mg/L
- hs-CRP (risiko penyakit kardiovaskular):
- <1.0 mg/L = Risiko terendah
- 1.0–3.0 mg/L = Risiko rata-rata
3.0 mg/L = Risiko tertinggi
Penyebab Peningkatan CRP dan hs-CRP
Peningkatan CRP dapat terjadi pada kondisi berikut:
- Infeksi bakteri
- Apendisitis
- Sepsis
- Penyakit inflamasi usus
- Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis
- Infark miokard
- Penyakit kanker seperti limfoma dan kanker usus besar
Peningkatan hs-CRP dikaitkan dengan:
- Risiko tinggi penyakit kardiovaskular
- Penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes CRP
Beberapa faktor dapat menyebabkan hasil CRP yang abnormal, seperti:
- False-negative: Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), aspirin, kortikosteroid, statin, dan beta blocker.
- False-positive: Penggunaan terapi hormon, kontrasepsi oral, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), olahraga berat, kehamilan, dan obesitas.
Prosedur Pengambilan Sampel CRP
- Persiapan: Beberapa laboratorium memerlukan puasa 4-12 jam sebelum pengambilan sampel.
- Pengambilan Sampel: Darah diambil sebanyak 5 mL menggunakan tabung hijau.
- Setelah Pengambilan: Tekanan diberikan pada area pengambilan sampel untuk mencegah perdarahan.
- Interpretasi Hasil: Hasil abnormal harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan lanjutan, seperti jumlah leukosit dan pemeriksaan pencitraan jika diperlukan.
C-Reactive Protein (CRP) dan hs-CRP merupakan biomarker penting dalam mendeteksi inflamasi dan menilai risiko penyakit kardiovaskular.
Interpretasi hasil tes C-Reactive Protein (CRP) harus dilakukan bersama dengan pemeriksaan lain untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Baca juga : Pemeriksaan CRP (C-Reactive Protein)
Konsultasi dengan profesional medis sangat disarankan jika hasil CRP Anda menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment