Arthrocentesis (Synovial Fluid Analysis): Prosedur, Manfaat, dan Risiko

Table of Contents

Arthrocentesis (Synovial Fluid Analysis) Prosedur, Manfaat, dan Risiko


INFOLABMED.COM - Arthrocentesis atau analisis cairan sinovial adalah prosedur medis yang melibatkan penyisipan jarum steril ke dalam ruang sendi untuk mengambil sampel cairan sinovial guna dianalisis. 

Prosedur nalisis cairan sinovial  umum dilakukan pada sendi lutut dan bertujuan untuk membantu diagnosis diferensial arthritis, menyelidiki efusi sendi, serta mengurangi kelebihan cairan yang dapat menyebabkan nyeri pada pasien.

Baca juga : Memahami Arthritis: Gejala, Jenis, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Tujuan dan Indikasi Arthrocentesis

Arthrocentesis dilakukan untuk berbagai alasan medis, antara lain:

  • Mendiagnosis arthritis dan kondisi peradangan sendi lainnya.
  • Menilai penyebab efusi sendi (penumpukan cairan dalam sendi).
  • Mengurangi nyeri dengan mengeluarkan cairan berlebih.
  • Menyuntikkan kortikosteroid ke dalam sendi untuk mengurangi peradangan jika diperlukan.

Hasil Normal Cairan Sinovial

Cairan sinovial normal memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Jernih hingga kekuningan pucat.
  • Mengandung 0–200 sel darah putih/μL.
  • Tidak mengandung kristal.
  • Memiliki koagulasi mukin yang baik.
  • Kadar protein, glukosa, dan asam urat yang serupa dengan kadar dalam serum darah.

Makna Nilai Abnormal dalam Analisis Cairan Sinovial

Analisis cairan sinovial dapat menunjukkan berbagai kondisi medis, seperti:

  • Gout (asam urat tinggi, kristal monosodium urat ditemukan dalam cairan sinovial).
  • Osteoarthritis (cairan sinovial jernih dengan sedikit peningkatan sel darah putih).
  • Pseudogout (ditemukan kristal kalsium pirofosfat dihidrat).
  • Demam reumatik (indikasi infeksi streptokokus yang mempengaruhi sendi).
  • Rheumatoid arthritis (peningkatan jumlah sel darah putih dan viskositas cairan menurun).
  • Artritis septik (infeksi bakteri dalam sendi, cairan tampak keruh dan kaya sel darah putih).
  • Lupus eritematosus sistemik (cairan sinovial inflamasi dengan autoantibodi spesifik).
  • Artritis traumatik (berisi sel darah merah akibat cedera pada sendi).
  • Artritis tuberkulosis (cairan sinovial keruh dengan peningkatan sel darah putih).

Prosedur Arthrocentesis

Sebelum Prosedur (Pretest)

  • Dokter akan menjelaskan tujuan prosedur kepada pasien.
  • Pasien diminta untuk menandatangani informed consent.
  • Tidak ada persiapan khusus seperti puasa sebelum prosedur.

Selama Prosedur

  1. Pasien ditempatkan dalam posisi terlentang (supine).
  2. Kulit di sekitar sendi dibersihkan dengan antiseptik dan dibius secara lokal.
  3. Jarum steril dimasukkan ke dalam ruang sendi untuk aspirasi cairan.
  4. Minimal 10 mL cairan sinovial diambil untuk analisis.
  5. Jika diperlukan, kortikosteroid dapat disuntikkan setelah pengambilan sampel.
  6. Setelah prosedur selesai, jarum dicabut, dan area suntikan ditutup dengan perban steril.

Setelah Prosedur (Posttest)

  • Pasien mungkin mengalami ketidaknyamanan ringan setelah prosedur.
  • Disarankan untuk mengistirahatkan sendi selama 12 jam.
  • Kompres es, balutan elastis, dan analgesik ringan dapat digunakan untuk mengurangi nyeri.
  • Aktivitas berat harus dihindari sampai dokter memberikan izin.
  • Dokter akan memantau tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau nyeri berlebih.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Meskipun relatif aman, arthrocentesis memiliki beberapa risiko, di antaranya:

  • Hemartrosis (perdarahan dalam sendi).
  • Infeksi sendi akibat prosedur yang tidak steril.
  • Nyeri berkepanjangan atau peradangan pasca-prosedur.

Kontraindikasi Arthrocentesis

Prosedur ini tidak dianjurkan pada pasien dengan:

  • Infeksi aktif dalam sendi.
  • Infeksi kulit di sekitar area penyuntikan.

Arthrocentesis (Synovial Fluid Analysis) merupakan prosedur diagnostik penting untuk mengevaluasi berbagai kondisi sendi, seperti arthritis, infeksi, dan trauma. 

Baca juga : Rheumatoid Factor (RF): Antibodi yang Ditemukan Pada Penderita Rheumatoid Arthritis

Dengan prosedur yang tepat dan pemantauan setelahnya, risiko komplikasi dapat diminimalkan.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment